Virus Corona
Contohkan Anies dan Wali Kota Solo Tanggap Virus Corona, Syahganda: Tak Ada Urusan Jatuhkan Jokowi
Syahganda Nainggolan angkat bicara soal sejumlah wilayah yang telah melakukan pembatasan kegiatan maupun akses akibat Virus Corona.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik, Syahganda Nainggolan angkat bicara soal sejumlah wilayah yang telah melakukan pembatasan kegiatan maupun akses akibat Virus Corona tanpa koordinasi Pemerintah Pusat.
Beberapa kota yang melakukan pembatasan kegiatan maupun askes antara lain, DKI Jakarta, Kota Surakarta, Jawa Tengah, hingga Banten.
Setiap daerah memiliki caranya masing-masing dalam menangani Virus Corona.
• Tito Karnavian dan Anies Baswedan Jelaskan Dampak Lockdown di DKI Jakarta, Singgung 7 Pertimbangan
Menurut Syahganda hal itu membuat negara seperti tanpa pemimpin yang mengkoordinir.
Meski demikian, ia menegaskan hal itu dilakukan pemerintah daerah karena ada unsur politis.
"Karena kita negara hampir tidak ada negaranya saat ini, ini persis negara kehilangan kepemimpinan," ujar Syahganda Nainggolan yang dikutip dari kanal YouTube Realita TV, Selasa (17/3/2020).
"Jadi enggak usah bicara soal menjatuhkan Jokowi, atau apa enggak ada urusan dengan menjatuhkan Jokowi."
"Ini sekarang urusannya nyawa orang," ujar Syahganda.
Lalu, ia mencontohkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang sempat mengungkap ada pasien dalam pengawasan dan pemantauan Virus Corona meski sempat disangkal Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.
Kemudian akhirnya diakui ada dua kasus pertama Virus Corona di Indonesia.
"Contoh Anies Baswedan tanggal 29 Februari dia sedang melihat penyebaran terdampak Virus Corona ini, orang-orang yang memiliki potensi."
"Ribut tanggal satunya Menkes, dia bilang 'Anies Baswedan jangan melangkahi enggak benar bla bla bla'."
"Tanggal dua maret pertama kali Jokowi mengumumkan bahwa ada dua orang infeksi Corona," cerita Syahganda.
• Dokter Paru Ungkap Tenaga Medis Banyak Mulai Dirumahkan karena Virus Corona: Sudah Very Stressful
Sehingga, ia menilai memang tak ada koordinasi yang baik antara Pemda dan Pemerintah Pusat.
"Itu menunjukkan tidak ada koordinasi, Anies bergerak terus, dengan cara lembut karena Anies ini bukan orang Solo," lanjutnya.
Selain Anies, Syahganda kemudian mencontohkan Wali Kota Solo, FX Rudyatmo yang berani membatasi akses kotanya akibat ada satu orang positif meninggal akibat Virus Corona.
"Kemudian tiba-tiba kita lihat duluan Solo, yang kita lihat paling lembut di Indonesia ini Wali Kotanya menyatakan Solo lockdown."
"Lockdown ini boleh perspektif nya semi lockdown atau lockdown tapi dia yang pertama kali, dia lebih berani menunjukkan sama Jokowi, gue beda ama lu Jokowi, saya Solo penguasanya saya Rudyatmo, saya nyatakan libur sekolah, libur sekolah itu pertama kali dilakukan di Solo," kata Syahganda.
Syahganda memuji langkah Wali Kota Solo, FX Rudyatmo itu.
• Pembatasan Transjakarta karena Corona Timbulkan Antrean Panjang, Pemprov DKI Kembali Ubah Kebijakan
Namun, lalu justru pemerintah daerah-pemerintah daerah lain berjalan sendiri-sendiri sehingga tampak seperti tak jelas.
"Nah kita harus apresiasi, nah tapi kita lihat kemudian daerah-daerah lain itu saling bingung, nah 'Di sini zero kasus' seperti di Boyolali, kemudian ada 'saya ikut lockdown'. Jadi ini negara enggak jelas," kritik Syahganda.
Lihat videonya mulai menit ke 4:50:
Dokter Paru Ungkap Miris Kondisi Tenaga Medis Sekarang
Anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Fariz Nurwidya mengungkap kondisi para tenaga medis saat ini karena Virus Corona.
dr. Fariz Nurwidya mengatakan, banyak dokter paru yang mulai dirumahkan atau diisolasi setelah kontak langsung dengan para pasien covid-19.
Selain Dokter Paru, banyak perawat juga mulai banyak yang diisolasi.
• Perawat Pasien Virus Corona Asal Bekasi Meninggal, Achmad Yurianto Sebut Ada Dua Kemungkinan
"Satu per satu Dokter Paru sudah mulai dirumahkan karena kontak dengan kasus confirm."
"Mereka kan yang menata laksana pasien, terus perawat juga sudah mulai," kata Fariz seperti dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Realita TV pada Selasa (17/3/2020).
Sehingga, ia menilai situasi tenaga medis saat ini mulai tidak baik.
"Jadi beban pelayanan kesehatan terdepan, frontliner kita semakin menggila menurut saya," lanjutnya.
Kemudian, ia memberikan contoh ada rumah sakit yang ICUnya penuh oleh pasien Virus Corona.
Padahal, Virus Corona di Indonesia baru akan dimulai.
"Sebagai contoh ada masa di mana seluruh ICU itu sudah penuh pasien-pasien Covid-19 ini," ujar Fariz.
"Saat ini juga sudah?" tanya Presenter Rahma Sarita.
"Iya ventilator sudah tidak ada lagi," ungkap Fariz membenarkan.
Meski tidak tahu ke depan seperti apa, Fariz mengungkapkan saat ini tenaga medis memang mulai kewalahan.
"Kan ini kan belum masa puncak, ini kan baru mulai?" tanya Rahma lagi.
"Betul-betul, dan ternyaata kita sudah level kapasitas infrastruktur pelayanan kesehatan kita sudah terlampaui jumlah pasiennya."
"Jadi saya tidak bisa memproyeksikan beban ke depannya seperti apa," jelas Fariz.
• Langkah-langkah Pencegahan Virus Corona Versi WHO, Berikut Informasi Gejala Umum Covid-19
Lalu, ia mengatakan bahwa banyak tenaga kesehatan yang sudah mulai stress menghadapi masalah ini.
Bahkan, pasien sudah banyak berkurang setelah menangani pasien Virus Corona sedangkan pasien terus bertambah.
"Tapi hari ini kita sudah mulai running out ventilator, tenaga kesehatan sudah burn out semua, sudah very stressful."
"Jumlah mereka semakin sedikit, pasien makin banyak," kata Fariz.
Saat ditanya apakah semua tenaga medis harus diisolasi setelah merawat pasien covid-19, Fariz justru menyinggung harusnya semua pihak bisa menghentikan akar permasalahan.
"Karena apinya dimunculkan terus, jadi kesulitan kita madamin apinya di rumah sakit."
"Solusinya adalah kembali ke akar, akarnya adalah jumlah transmisi virusnya harus dipotong," ungkapnya.
Menurutnya, seharusnya orang kini menjauh dan mengisolasi diri.
Ia mengkritik orang-orang yang masih berpergian jauh di tengah wabah.

• Alami Gejala Virus Corona Covid-19? Berikut Protokol Kesehatan yang Disarankan Kemenkes
"Sekarang kan lalu lintas itu sangat luar biasa, dikasih kesempatan lay off malah jadi mudik," kritikanya.
Padahal menurut Fariz, virus ini mudah menyebar lantaran orang yang terfinfeksi sering kali tanpa gejala.
Mereka bisa saja sudah terinfeksi namun tak sadar dan tetap beraktivitas seperti biasa sehingga menulakan ke orang lain.
"Trennya orang-orang yang terinfeksi itu kan sebetulnya 85 persen tidak memiliki gejala yang kita sebut asymptomatic."
"Jadi waktu mereka terinfeksi mereka tidak punya gejala dan mereka tidak sadar infeksius, apa yang bahaya dalam keadaan asymptomatic ini adalah waktu dia berkontak erat dengan bapaknya, atau ibunya atau tetangganya atau pamannya," jelas Fariz.
Lihat videonya sejak menit awal:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)