Virus Corona
Komentari Lemahnya Protokol soal Virus Corona, Agus Pambagio Sebut Pemerintah Andalkan Buzzer
Pengamat Kebijakan Publik Univ. Indonesia, Agus Pambagio menyoroti lemahnya protokol pencegahan penyebaran Virus Corona yang dilakukan pemerintah.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Pengamat Kebijakan Publik Universitas Indonesia, Agus Pambagio menyoroti lemahnya standar protokol pencegahan penyebaran Virus Corona yang dilakukan pemerintah Indonesia.
Hal itu disampaikan saat menjadi narasumber di acara Sapa Indonesia Malam yang tayang di kanal Youtube KompasTV, Senin (16/3/2020).
Dilansir TribunWow.com, Agus Pambagio mengatakan jika dirinya pernah mengalami sendiri protokol yang diberikan kepadanya ketika kembali ke Indonesia.
Tepatnya ketika dirinya pulang dari Selandia Baru dan Australia menuju Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang.

• Tiga Hari sebelum Positif Corona, Budi Karya Sumadi Rapat dengan Jokowi, Bagaimana Bisa Lolos?
Agus Pambagio mengaku tidak mendapatkan pengawasan atau pemeriksaan apapun.
Ia hanya diminta untuk mengisi formulir kuning.
Namun yang aneh, Agus Pambagio tidak melihat adanya alat pemeriksaan, minimal Thermo Gun atau pendeteksi suhu.
Padahal di situ dirinya datang bersama kerumunan banyak orang.
"Saya mengalami sendiri dok, saya datang tanggal 15 Februari dari New Zealand, Australia masuk ke Cengkareng," ujar Agus Pambagio.
"Tidak ada pengumuman apa di pesawat, datang bergerumul kusut begitu, disuruh mengisi formulir kuning itu," jelasnya.
"Saya tidak melihat ada CCTV, Thermo Gun."
Lebih lanjut, Agus Pambagio mengatakan sempat menuliskan pengalaman tersebut di akun media sosial Facebooknya.
Tidak berselang lama, dirinya justru mendapatkan serangan para buzzer.
Hal itu lantas membuat Agus Pambagio menyebut jika pejabat mengandalkan para buzzer untuk melindunginya.
"Tapi ketika saya tulis di Facebook saya saya diserang buzzer," ungkapnya.
"Jadi memang ini mengandalkan kepada pada buzzer pejabat-pejabat mengelola negara ini."
• Karyawan Telkom Ada yang Meninggal karena Positif Corona, Pegawai Lain Lakukan Karantina Diri
Mendengar pernyataan dari Agus Pambagio, Tenaga Ahli Utama KSP, Brian Sriprahastuti memberikan tenggapannya.
Brian Sriprahastuti mengatakan jika pemerintah telah membuat protokal yang ketat dalam rangka pencegahan penyebaran Virus Corona.
Terutama di Bandara atau pelabuhan yang merupakan tempat kedatangan orang asing, ataupun WNI yang pulang ke Tanah Air.
"Enggak karena saya dengan kawan-kawan membuat protokolnya," tegasnya.
Mendengar hal itu, Agus Pambagio kembali memberikan sanggahan.
Menurutnya protokol tersebut baru diterapkan belum lama ini.
"Ya protokolnya baru keluar 2 minggu lalu," katanya menanggapi.
Simak videonya mulai menit ke-11.57
Adian Napitupulu Desak Pemerintah Segera Beli Alat Tes Corona
Politisi PDIP Adian Napitupulu mendesak pemerintah untuk segera menyediakan alat tes Virus Corona.
Berdasarkan rilis yang diterima TribunWow.com, alat tersebut akan sangat berguna untuk pencegahan dan penularan massal Virus Corona di Indonesia.
Ia juga menyebutkan fungsi lain dari alat tersebut.
"Alat tes ini bisa membantu pemerintah untuk mengidentifikasi apakah seseorang terinfeksi Virus Corona atau tidak hanya dalam waktu tidak lebih dari 15 menit," jelas Adian, Senin (16/3/2020).

• Sempat Satu Acara dengan Budi Karya yang Positif Corona, Ridwan Kamil Langsung Cek: Negatif
Menurutnya tes massal tersebut bisa membantu pemerintah untuk mengidentifikasi penyebaran Virus Corona di daerah-daerah.
Sementara penerapan alatnya bisa disesuaikan dengan besar kecilnya tingkat sebaran per daerah.
Anggota Komisi I DPR RI ini lalu mencontohkan negara yang sudah menerapkan alat tes massal tersebut.
"Sampai hari ini India sudah membeli 150 juta alat test sementara Kuwait dan Belanda masing masing membeli 30 juta dan 7,5 juta alat test," ungkapnya.
Ia memberi contoh bahwa beberapa produk dalam minggu ini bisa didapatkan dengan harga berkisar Rp 140 ribu hingga Rp 350 ribu per alat test.
"Jadi jika pemerintah membeli 500.000 box yang bisa di gunakan untuk test terhadap 15.000.000 orang maka pemerintah perlu menganggarkan biaya antara Rp 2.100.000.000.000,- hingga Rp 5.250.000.000.000,-," ujar Adian.
Pembelian tersebut juga diharapkan dilakukan langsung oleh pemerintah tanpa melalui perantara.
"Memesan langsung sehingga harga tidak dipermainkan oleh oknum-oknum yang mencari keuntungan dari situasi sulit saat ini," tandasnya.
Adian mengritisi pemerintah yang saat ini hanya menyiapkan 10 ribu alat tes sangat kurang.
Terlebih jika alat tersebut dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia.
Sementara diberitakan dari Kompas TV, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan segera memfasilitasi 10 ribu tes kit untuk pencegahan Virus Corona.
Hal tersebut dikatakan oleh Tenaga Ahli Utama KSP Sigit Pamungkas, Sabtu (14/3/2020).
Penyediaan tersebut berkaca dari Korea Selatan yang bisa memeriksa 10 ribu pasien dalam waktu satu hari.
(TribunWow/Elfan Nugroho/Tiffany Marantika)