Kabar Tokoh
Rocky Gerung Nilai Rezim Jokowi Krisis Oposisi: Dia Enggak Tahu Lagi Ini Matang Apa Busuk
Pengamat politik Rocky Gerung mengatakan saat ini Jokowi sangat rawan untuk lengser dari kekuasaannya lantaran kurangnya oposisi
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik Rocky Gerung memberikan analisanya terhadap pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat ini.
Pria yang juga pernah menjadi dosen di Universitas Indonesia (UI) itu menilai Jokowi akan segera jatuh dari posisinya sebagai RI 1.
Kejatuhan Jokowi justru akan terjadi lantaran kurangnya kubu oposisi dalam pemerintahannya.

• Sidak Rumah Rocky Gerung, Said Didu Tak Temukan Komik Shinchan dan Doraemon, Sindir Siapa?
Dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Rabu (11/3/2020), awalnya Rocky Gerung menyinggung soal analisa yang pernah ia lakukan.
Analisa tersebut menyimpulkan bahwa Jokowi tidak akan bisa bertahan hingga akhir periode.
Rocky Gerung bahkan mengatakan tanda-tanda kejatuhan Jokowi akan segera nampak.
"Saya beberapa kali bikin analisis bahwa presiden tidak akan sampai 2024, bahkan mungkin semester ini, tanda pertama dari keretakan akan terlihat, karena tuntutan pembayaran utang, tuntutan keakraban bernegara yang compang camping, kemampuan rezim untuk menghasilkan diskursus yang bermutu enggak ada," paparnya.
"Cuman ada slogan salam Pancasila, berantas radikalisme," sindir Rocky Gerung.
Rocky Gerung menyebut apa yang terjadi pada pemerintahan Jokowi saat ini sebagai political decay (pembusukan politik).
"Jadi seluruh fasilitas kebudayaan tidak mampu untuk menghalangi percepatan pembusukan politik," kata Rocky Gerung.
"Indonesia mengalami political decay."
Rocky Gerung mengatakan saat ia menyebut Indonesia mengalami pembusukan politik, dirinya mendapat banyak pertentangan.
Ia meluruskan, bahwa yang menyebabkan terjadinya pembusukan politik adalah pemerintah itu sendiri.
"Bukan saya yang menginginkan pembusukan politik ,tapi rezim sendiri sedang melakukan langkah-langkah ke arah pembusukan itu," tegas Rocky Gerung.
"Rezim lagi menata dirinya sendiri untuk jatuh, gampangnya," imbuhnya.
• Survei Sebut Jokowi Lebih Disukai ketimbang Bung Karno, Rocky Gerung: Itu Nalarnya Bagaimana?
Jokowi Krisis Oposisi
Rocky Gerung lalu menjelaskan saat ini banyak pihak yang berharap Jokowi jatuh dengan cara apapun.
Hal tersebut menurutnya tak akan terjadi apabila kubu oposisi tidak dimasukkan ke pemerintah.
"Kalau ada oposisi, oposisi akan menghitung kapan jatuhnya, dengan cara apa, dan harusnya melalui metode yang konstitusional," kata Rocky Gerung.
"Karena tidak ada oposisi, maka bajing**, dan pengharap buruk, bersatu."
"Justru salahnya pemerintah mengambil alih potensi oposisi, memasukkan suara oposisi ke dalam kabinet," lanjutnya.
Akibat memasukkan oposisi, Rocky Gerung mengatakan kini pemerintah tidak tahu apakah yang mereka lakukan benar atau salah, karena tidak ada oposisi yang menjadi pengawas dan pemantau pemerintah.
"Jadi dia enggak tahu lagi ini matang apa busuk," ujar Rocky Gerung.
"Kalau ada oposisi pemerintah bisa tahu, oh saya membusuk, oleh karena itu saya perlu perbaiki nutrisi."
"Karena enggak ada oposisi ,maka seluruh sinyal pembusukan itu enggak bisa dibaca oleh pemerintah," lanjutnya.
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-2.30:
Rocky Gerung Ungkap Alasan Selalu Salahkan Jokowi
Rocky Gerung merupakan sosok yang dikenal kerap mengkritik Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Banyak kebijakan Jokowi yang mendapat kritikan keras dari Rocky Gerung, mulai dari penyusunan Kabinet Indonesia Maju, hingga pemindahan Ibu Kota.
Rocky Gerung akhirnya ungkap alasan dirinya sering mengkritisi Jokowi, dan disebut selalu saja menyalahkan pria yang menjabat sebagai RI 1 itu.
Dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Senin (9/3/2020), awalnya Hersubeno Arief selaku presenter Rocky Gerung Official, menanyakan kepada pria berinisial RG itu apa alasannya selalu saja menyalahkan presiden kelahiran Solo tersebut.
"Kenapa sih anda selalu melihat seolah-olah Presiden Jokowi itu salah melulu enggak ada benarnya," tanya Hersubeno pada Rocky Gerung.
Rocky Gerung memberikan jawaban singkat, bahwa dirinya memang melihat Jokowi selalu salah.
"Kalau saya lihat sebaliknya saya berbohong jadinya kan," katanya sambil tertawa.
Ia mengakui selama ini Jokowi tidak pernah menghasilkan prestasi apapun.
"Karena itu yang diperlihatkan dari hari ke hari," ujar Rocky Gerung.

• Bahas Pilpres 2024, Rocky Gerung Puji Anies Baswedan Tak Baper meski Dihina: Lain dengan Abu Janda
Kemudian Hersubeno kembali menanyakan apa yang akan Rocky Gerung lakukan apabila Jokowi berhasil menunjukkan prestasinya.
Tanpa ragu, Rocky Gerung mengatakan akan mengakui prestasinya, bahkan mengadakan survei untuk memastikan Jokowi menjadi presiden terbaik se Asia Pasifik.
"Kalau dia melakukan sesuatu melampaui tugasnya, pasti saya akan organisir survei untuk memuji Jokowi, bahwa Jokowi memang bukan sekadar lebih hebat dari Bung Karno, tapi lebih hebat dari semua presiden di Asia Pasifik," kata Rocky Gerung menyinggung survei kepemimpinan yang pernah menampilkan bahwa Jokowi berada di atas Soekarno.
Namun pada kenyataannya, Rocky Gerung menyebut bahwa Jokowi tidak pernah menunjukkan prestasi.
"Tapi udah saya tunggu lama enggak ada satu pun, credits yang bisa saya tambahkan pada Beliau," katanya.
Rocky Gerung mengakui dirinya bukan tidak suka secara pribadi terhadap Jokowi.
Hal yang ia tidak senangi adalah kebijakan yang menurutnya dibuat secara asal-asalan.
"Saya kritik pada kebijakan yang dihasilkan oleh jalan pikiran yang dun*u," kata Rocky Gerung.
"Kita mesti sebut itu bertentangan dengan akal sehat, cara mengambil keputusan, cara menyimpulkan sesuatu," lanjutnya.
Kemudian Rocky Gerung memberikan beberapa contoh kebijakan yang menurutnya ngawur.
"Mulai dari urusan Corona, pemindahan Ibu Kota, macam-macam, penyusunan kabinet, janji segala macam," paparnya.
"Harus diucapkan bahwa presiden tidak ada di dalam wilayah yang patut diberi penghargaan karena cara mengambil keputusannya buruk," sambung Rocky Gerung.
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-8.15:
(TribunWow.com/Anung)