Breaking News:

Terkini Daerah

Haniva Hasna Sebut 4 Faktor NF Pembunuh Bocah Juga Jadi Korban: Kalau Dibiarkan, akan Ada yang Lain

Pada acara ILC, kriminolog anak mengatakan bahwa NF (15) gadis pembunuh APA (6), juga layak disebut sebagai korban

Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
YouTube Indonesia Lawyers Club
Kriminolog Anak Haniva Hasna di acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (10/3/2020) 

"Ketiga, involvement, keterlibatan dia di masyarakat, keterlibatan dia di sekolah, berarti tidak ada sama sekali," terang Haniva.

Kemudian faktor keempat adalah kepercayaan yang membuat orang takut melakukan hal-hal yang salah atau menyimpang.

"Terakhir adalah belief, agama, norma, aturan, enggak ada sama sekali," sambungnya.

Haniva juga menambahkan apabila kasus NF terus menerus diangkat, ada kemungkinan akan muncul kasus serupa.

"Ini kalau dibiarkan, nanti akan ada NF yang lain," ujarnya.

"Karena dengan NF disiarkan, para pengkopi-pengkopi ini akan muncul lagi," tegas Haniva.

Di ILC, Haniva Hasna Ungkap Alasan NF Tega Bunuh Bocah dan Tak Menyesal: Mungkin Dia Sedang Narsis

Pelaku Rawan Kumat

Dikutip dari acara METRO PAGI PRIMETIME, Minggu (8/3/2020), Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengatakan seorang psikopat yang melakukan kejahatan akan lebih rawan kembali mengulanginya lagi.

Berdasarkan studi yang ada, tingkat residivisme (pengulangan aksi kriminal -red) pada psikopat lebih tinggi dari orang biasa

"Studi mengatakan bahwa tingkat residivisme yang dilakukan oleh orang-orang psikopat jauh lebih tinggi dari pada orang-orang non psikopat," papar Reza.

Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri dalam saluran YouTube metrotvnews, Minggu (8/3/2020).
Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri dalam saluran YouTube metrotvnews, Minggu (8/3/2020). (YouTube metrotvnews)

Curhat di ILC, Ibu Bocah yang Dibunuh Remaja di Jakarta: Dalam Hati Saya, Anak Saya Masih Hidup

Hal tersebut terjadi lantaran orang-orang psikopat tidak bisa merasakan emosi yang sensitif terhadap sekelilingnya.

"Karena proses kerja otaknya memang berbeda dari orang-orang kebanyakan, empatinya menjadi hambar," ujar Reza.

"Itu lah yang kemudian menyebabkan tingkat residivismenya menjadi tinggi, bukan persoalan kepribadian saja atau perilaku saja," sambung Reza.

Reza mengatakan total ada tiga faktor yang dapat membentuk kepribadian seseorang.

Pertama ia menyoroti soal faktor perceraian yang mengakibatkan rusaknya kasih sayang dari orangtua.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 2/3
Tags:
Haniva HasnaRemaja bunuh balitaKasus PembunuhanIndonesia Lawyers Club (ILC)
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved