Breaking News:

Kalimantan Timur Ibu Kota Baru

Ujang Komarudin Tak Terima Ahok Masuk Kandidat Pimpinan Ibu Kota Baru: Kerja Setengah-setengah

Pengamat politik, Ujang Komarudin turut menanggapi soal Ahok menjadi satu di antara kandidat pemimpin Ibu Kota Baru.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
Kolase/YouTube Kompas TV/TKompas.com
Pengamat Politik Ujang Komarudin (kiri), dan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (kanan). Ujang Komarudin menyoroti kedekatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik Ujang Komarudin turut menanggapi soal Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi satu di antara kandidat pemimpin Ibu Kota Baru.

Dilansir TribunWow.com, hal itu diungkapkan Ujang Komarudin saat menjadi narasumber di acara Dua Arah Kompas TV pada Senin (9/3/2020).

Ujang Komarudin kurang setuju jika Ahok dipilih menjadi Calon Pemimpin Ibu Kota Baru.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ditemui usai menghadiri diskusi kebangsaan di Universitas Kristen Petra, Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/8/2019).
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ditemui usai menghadiri diskusi kebangsaan di Universitas Kristen Petra, Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/8/2019). (KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN)

Ahok Jadi Kandidat Pemimpin di Ibu Kota Baru, Begini Tanggapan Sandiaga Uno

Sebelumnya diketahui, selain Ahok ada tiga nama lain yang menjadi kandidat pemimpin Ibu Kota Baru, yakni Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, dan Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) Tumiyana.

Menurutnya, kasus pidana Ahok mempengaruhi pantas tidaknya seseorang menjadi pemimpin Ibu Kota Baru.

"Yang pertama, Ahok itu secara hukum pernah dipidana, diakui atau tidak walapun memang pidananya penistaan agama, itu menjadi catatan penting untuk bangsa ini," singgung Ujang.

Lalu, Ujang menilai bahwa Ahok ini tidak serius dalam mengemban jabatan.

Seperti saat menjadi anggota DPR lalu ditinggalkan karena memilih menjadi Wakil Gubernur Jokowi pada 2012.

"Yang kedua, Pak Ahok juga setengah-setengah ini, waktu di DPR setengah enggak tuntas lalu jadi wakil gubernur," lanjut Ujang.

"Wakil gubernur lalu setengah juga lalu jadi gubernur, gubernur juga setengah lalu selesai," tambahnya.

Lihat Momen Ngabalin Minta Politisi PDIP Tepuk Tangan setelah Bela Ahok soal Ini: Tuhan Aja Sayang

Menurut pengamat politik Al Azhar itu, hal-hal tersebut menjadi perhatian penting sebelum menjadikan Ahok sebagai Calon Pemimpin Ibu Kota.

"Nah ini juga di mana kita mengukur kualitas Ahok sebagai kepala daerah? Ini menjadi catatan yang penting," ungkapnya.

Lantas, Ujang menegaskan bahwa dirinya tidak bermaksud 'nyinyir' terkait masalah tersebut.

Namun, ia menilai bahwa ada orang-orang yang lebih mampu memimpin Ibu Kota Baru dibanding Ahok.

"Yang ketiga, kita tidak pernah nyinyir dengan Pak Ahok atau siapapun ketika dia mampu."

"Tapi kalau kita melihat track record-nya, lihat pertimbangan secara profesional, kemampuan, itu masih banyak yang lain gitu," jelas Ujang.

Puji-puji Ahok untuk Jadi Bos Ibu Kota Baru, Ali Ngabalin Singgung Anak Emas Jokowi: Nyinyir Ya

Kemudian, Ujang menegaskan bahwa pihaknya memiliki catatan tersendiri terkait latar belakang Ahok.

Meski demikian, ia tidak mau mengungkap secara gamblang catatan tersebut.

"Ya saya ada catatan kritis yang saya miliki soal audit BPK, ada terindikasi di situ terkait dengan catatan-catatan latar belakang Pak Ahok, saya tidak sebutkan," kritiknnya.

Ia menegaskan bahwa catatan yang dimilikinya berbeda dengan pemerintah.

"Jadi banyak catatan-catatan yang kita miliki, ya menurut versi pemerintah kompeten, tapi bagi saya masih banyak yang lain," ujar Ujang.

Lihat videonya mulai menit ke-5:49:

Ali Ngabalin Ungkap Ahok Anak Emas Jokowi

Di sisi lain, sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin angkat bicara soal kemungkinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi bos di Ibu Kota Baru.

Dilansir TribunWow.com, Ali Ngabalin menilai Ahok memenuhi kriteria Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa memimpin Ibu Kota Baru di Pulau Kalimantan.

Meskipun begitu, Ali Ngabalin membantah jika Ahok dikatakan sebagai 'anak emas' Jokowi.

Hal itu disampaikan Ali Ngabalin saat menjadi bintang tamu dalam tayangan 'DUA ARAH' Kompas TV, Senin (9/3/2020).

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin dalam tayangan 'DUA ARAH' Kompas TV, Senin (9/3/2020).
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin dalam tayangan 'DUA ARAH' Kompas TV, Senin (9/3/2020). (YouTube KompasTV)

 Jokowi Sebut Ahok Kandidat Kepala Ibu Kota Baru, Sandiaga: Bukannya Baru Jadi Komut Pertamina?

 Apakah Ahok Harus Mundur sebagai Komut Pertamina jika Pimpin Badan Otorita Ibu Kota Baru?

Pada kesempatan itu, Ali Ngabalin mulanya menyoroti banyaknya kritikan terhadap Ahok.

Menurut dia, wajar-wajar saja jika Jokowi menyebutkan nama Ahok di antara empat kandidat bos di Ibu Kota Baru.

"Kalau menyebutkan nama Ahok dan calon CEO bagi ibu kota negara baru adakah yang ganjil di situ?," tanya Ali Ngabalin.

"Adakah yang bermasalah di situ atau adakah yang bertentangan dengan culture, budaya Indonesia?"

Ali Ngabalin lantas menyinggung sensitifitas banyak pihak saat mendengar nama Ahok.

"Ketika orang menyebutkan nama Ahok kenapa kita rasa gatal badan, gemes-gemes, demam, gitu loh," jelas Ali Ngabalin.

Menurut dia, Jokowi memiliki alasan tertentu saat memilih Ahok menjadi satu di antara empat kandidat bos Ibu Kota Baru.

"Menyebutkan nama Ahok salah satu di antara 4 nama yang disebutkan bapak presiden karena dia punya kriteria penting," ujar Ali Ngabalin.

Terkait hal itu, Ali Ngabalin pun secara terang-terangan menyebutkan lima kriteria yang dipenuh Ahok untuk memimpin Ibu Kota Baru.

"Pertama, coba perhatikan, anak muda, cepat ambil suatu keputusan, memiliki kemampuan manajerial yang oke, punya resources yang bagus," terang Ali Ngabalin.

"Dia punya kemampuan leadership, ada budaya yang bisa dipakai untuk bisa memimpin sebuah ibu kota negara baru seperti itu."

Lantas, Ali Ngabalin pun secara gamblang setuju jika Ahok ditunjuk sebagai pimpinan di Ibu Kota Baru.

"Kalau nanti ditunjuk oleh bapak presiden ya saya lagi-lagi mengucapkan ahlan wa sahlan," jelas Ali Ngabalin.

Meskipun begitu, ia membantah jika Jokowi mengistimewakan Ahok dalam segala hal.

Menurut Ali Ngabalin, apapun yang diperoleh Ahok saat ini adalah buah dari kerja keras dan kemampuan yang dimiliki mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

"Kalau orang nyinyir ya apa aja ada, bisa dipakai istilah, tidak ada anak emas, anak perak, anak berlian," jelas Ali Ngabalin.

"Yang ada itu adalah anak putera terbaik Indonesia yang memiliki kemampuan, itu aja sebetulnya.

(TribunWow.com/Mariah Gipty/Jayanti Tri Utami)

Tags:
AhokPemindahan Ibu KotaIbu kota Indonesia pindah ke Kalimantan TimurUjang Komarudin
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved