Kabar Tokoh
Rocky Gerung Tertawa Ledek Omnibus Law Garapan Jokowi, Yakin Bung Karno Pasti akan Maki-maki Istana
Pengamat politik Rocky Gerung menyebut Omnibus Law rancangan pemerintah saat ini penuh celah yang merugikan kepentingan masyarakat banyak
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Belakangan ini pemerintah mendapat banyak kritikan atas Omnibus Law RUU Cipta Kerja yang dianggap merugikan kepentingan buruh dan masyarakat banyak.
RUU Cipta Kerja dinilai lebih condong memprioritaskan kepentingan investor asing.
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Rocky Gerung setuju dan menyebut RUU Cipta Kerja sebagai alat pemerintah untuk memperlancar jalan investor asing.

• Hetifah Beberkan Masukan SBY untuk Omnibus Law Cipta Kerja, Sebut Diminta Airlangga Beri Saran
Dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (6/3/2020), awalnya Rocky Gerung menyoroti pembahasan undang-undang yang dilakukan secara tertutup.
Rocky Gerung menyebut hal tersebut sama saja memberi sinyal bahwa pemerintah memang sedang merencanakan niat buruk dengan tidak melibatkan banyak pihak dalam proses perancangannya.
"Undang-undang yang dibuat tertutup, publik tidak tahu, tiba-tiba muncul, itu artinya undang-undang itu memang sedang merencanakan kejahatan," katanya.
Ia lalu memaparkan sejumlah kejahatan yang akan lahir dari RUU Cipta Kerja, seperti penentuan upah, dan diabaikannya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
"Kejahatan dalam hal ini adalah menghalangi buruh untuk ikut terlibat dalam penentuan upah, menghalangi para protektor lingkungan untuk meneliti apakah AMDAL dilakukan atau tidak dilakukan," ujar Rocky Gerung.
"Jadi seluruh undang-undang itu sebetulnya, adalah undang-undang yang menghina akal pikiran publik, karena dilakukan secara gelap-gelap," lanjutnya.
Rocky Gerung tegas mengatakan produk hukum itu dibuat untuk menguntungkan investor asing.
"Menguras sumber daya tanpa perlu AMDAL, dan dengan upah murah," katanya.
Rocky Gerung lalu meledek visi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yakni Nawacita.
Menurutnya dengan adanya Omnibus Law, visi Jokowi akan berganti menjadi Nawaduka yang memiliki arti berduka, bukan lagi harapan atau cita-cita.
"Misi dari undang-undang itu seolah-olah itu terjemahan Nawacita Presiden Jokowi, Nawaduka sebetulnya," ledek Rocky Gerung.

• Ulas Cacat Omnibus Law, Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti: Fondasinya Sangat Rapuh
Rocky Gerung bahkan berandai apabila Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno melihat kondisi Indonesia saat ini pasti akan sangat marah.