Kalimantan Timur Ibu Kota Baru
Apakah Ahok Harus Mundur sebagai Komut Pertamina jika Pimpin Badan Otorita Ibu Kota Baru?
Kementerian BUMN mengatakan sekarang belum ada pembicaraan dari pemerintah mengenai pencalonan Ahok menjadi kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok digadang-gadang akan menjadi kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru.
Saat ini, Ahok masih diangkat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Kementerian BUMN mengatakan sekarang belum ada pembicaraan dari pemerintah mengenai pencalonan Ahok menjadi kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru.
• Prediksikan Ahok Bakal Maju di Pilpres 2024, Pandji Pragiwaksono: BTP Lagi Rebranding
“Belum ada (pembicaraan dari Presiden Jokowi terkait pengangkatan Ahok),” ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga kepada Kompas.com, Kamis (5/3/2020).
Lantas, jika Ahok benar-benar dipilih sebagai kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru, apakah harus kembali dari posisinya di Komut Pertamina?
"Selama aturan enggak ada yang dilanggar, kita masih berjalan biasa saja, sambil melihat kondisi yang ada," kata Arya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan empat calon kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru. Menurut Jokowi, keputusan akan diambil dalam pekan ini.
"Untuk Badan Otorita Ibu Kota Negara, ini memang kami akan segera tanda tangani perpres di mana nanti ada CEO-nya. Sampai sekarang belum diputuskan. Akan diputuskan dalam minggu ini," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020).
Jokowi kemudian mengungkapkan empat nama calon kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru, salah satunya mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Selain itu, ada juga Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dan Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana.
"Kandidat memang banyak. Satu, Pak Bambang Brodjonegoro; dua, Pak Ahok; tiga, Pak Tumiyana; empati, Pak Azwar Anas," kata dia.
Badan Otorita ini yang akan bertanggung jawab memimpin proses pemindahan dan pembangunan ibu kota baru di Penajam Paser Utara-Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
• Apakah Calon Pemimpin Ibu Kota Baru akan Jadi Gubernur? Berikut Penjelasan Andrinof Chaniago
Alasan Jokowi Pilih 4 Tokoh, Termasuk Ahok
Hadir di acara Sapa Indonesia Pagi Kompas TV pada Kamis (5/3/2020), Tenaga Ahli Utama KSP Bidang Komunikasi, Ali Ngabalin mengatakan bahwa Jokowi mencari sosok-sosok yang memiki rekam jejak yang jelas.
Selain itu, Jokowi disebut juga ingin mengambil orang-orang yang enerjik atau lincah.
"Yang pertama karena memang keempat orang ini track record-nya terukur, jelas, kemudian enerjik."
"Apalagi kayak Pak Azwar, Pak Basuki Tjahaja Purnama, Tumiyana juga begitu apalagi Mas Bambang dalam body yang seperti begitu tapi sangat lincah," ungkap Ali Ngabalin.
Ali Ngabalin mengatakan, empat orang itu merupakan sosok yang memiliki gagasan-gagasan luar biasa.
"Sehingga kalau dalam beberapa kesempatan yang saya lihat duduk dengan bapak presiden kan luar biasa mereka menyampaikan gagasan-gagasan tentang agenda-agenda yang dipikirkan bapak presiden," lanjutnya.
Lalu, Ali Ngabalin secara khusus memuji Azwar Anas.
Menurutnya, Azwar Anas merupakan sosok yang cerdas hingga membawa Banyuwangi menjadi daerah yang luar biasa.
"Kalau Azwar itu kan anak muda, cerdas, dan Banyuwangi luar biasa. Kalau enggak salah dia juga pernah jadi bakal calon wakil gubernur."
"Dan kami tahu lama itu juga Pak Ahok, Pak Tumi begitu, Mas Bambang," ucapnya.
Mantan Anggota DPR RI itu yakin bahwa Jokowi sudah tahu betul mengenai rekam jejak mereka.
"Ngerti, saya kira pasti, Pak Presiden tahu kalau untuk mau mengetahui sejumlah data dan profil dan mereka kan sangat gampang untuk diketahui," ungkapnya.
Dirinya juga yakin siapapun yang akhirnya terpilih menjadi Kapala Badan Otorita Ibu Kota Baru bisa mengemban tugas yang diberi oleh Jokowi.
• Rocky Gerung Tak Terima Jokowi Lebih Populer dari Soekarno: Persaingan Jokowi dan Mega Makin Jelas
"Karena itu saya pikir, kader-kader terbaik empat orang ini dalam bapak Presiden yang mempersiapkan saya sangat yakin," jelas Ali Ngabalin.
"Siapapun di antara mereka akan mampu bisa melaksanakan tugas ini dengan baik," imbuhnya.
Selain itu, Ali Ngabalin menuturkan bahwa dalam penentuan keempat kandidat dilakukan bersama tim.
Ada sembilan nama yang diajukan, namun hanya empat yang dipilih oleh Jokowi.
"Saya kalau tidak keliru sekitar 9 sampai beberapa yang dimasukkan ke bapak presiden, tapi bapak presiden mengambil empat ini mengurucut jadi empat yang menjadi prioritas," kata Ali Ngabalin.
Lihat videonya mulai menit ke-4:12:
Apa Tugas Calon Pemimpin Ibu Kota Baru
Pada kesempatan yang sama, Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago yang turut hadir di acara tersebut, menilai bahwa setiap kandidat memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
"Secara individu, personal masing-masing punya plus minus."
"Ada yang punya banyak plus-plusnya, dan masing-masing tentu memiliki minus yang berbeda," ujar Andrinof.
Lalu, saat ditanya apa tugas pemimpin ibu kota, Andrinof menduga saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum ingin mencari Kepala Badan Otorita.
Pasalnya, harus ada undang-undang terkait masalah badan otorita.
"Nah tapi gini pertama yang harus dilihat kebutuhan apa dulu, posisi dan badan ini apa. Apakah ini badan persiapan atau badan otorita yang akan mengelola ibu kota negara."
"Kalau badan otorita ibu kota negara saya kira harus menunggu undang-undang pasti akan diperintahkan oleh undang-undang ini badan," ujar Andrinof.
• Profil Bambang Brodjonegoro Calon Pemimpin Ibu Kota Baru, Berprestasi di Dunia Internasional
Ia menduga, calon pemimpin ibu kota baru hanya bertugas untuk mempersiapkan.
Bukan mengelola ibu kota pada masa selanjutnya seperti layaknya gubernur.
"Tapi saya duga ini adalah untuk persiapan untuk pemindahan selama kurang lebih lima tahun ke depan."
"Memimpin pelaksanaan dari perencanaan untuk membangun kota itu bukan mengelola kota itu ke depan bukan," ungkap dia
Meski demikian, kandidat-kandidat tersebut harus tahu betul terkait pemindahan ibu kota.
Pasalnya, orang tersebut akan berurusan dengan banyak hal.
"Nah itu tentu kriterianya punya paham maksud dibangunnya ibu kota negara ini apa."
"Seseorang yang harus paham kemudian nanti akan berurusan dengan urusan yang banyak sekali dengan dunia internasional, dengan DPR, kemudian tentu saja menjalankan perintah dari presiden, arahan dari presiden tentang ini," ungkap Andrinof.
• Sosok Tumiyana, Pesaing Ahok sebagai Calon Pemimpin Ibu Kota Baru, Jualan Sapi hingga CEO Terbaik
Andrinof mengatakan, tugas pemimpin itu adalah melanjutkan dari perencanaan besar yang sudah disusun terkait pemindahan ibu kota.
"Oleh karena itu menurut saya ini pekerjaan seseorang ya yang memimpin, menindaklanjuti perencenaan."
"Perencaanaan yang sebagian masih jalan ya, rencana besarnya sudah, arahnya mau ke mana, nilai-nilai prinsip-prinsip sudah ada," jelas dia.
Andrinof menambahkan, pemimpin persiapan ibu kota baru harus bisa menyesuaikan diri.
"Tapi ini kan tentu ada penyesuaian-penyesuaian, ketika perencanaan teknis dibuat, diuji, dilihat di lapangan, lalu munculah aspirasi baru, lalu bagaimana ini mandat dari DPR nanti gitu itu yang akan diikuti oleh pimpinan atau CEO persiapan pemindahan ini," lanjutnya. (Kompas.com/Akhdi Martin Pratama/TribunWow.com/Mariah Gipty)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jika Pimpin Badan Otorita Ibu Kota Baru, Ahok Harus Mundur dari Komut Pertamina?"