Virus Corona
Dituding Buat Kepanikan, Istana Ungkap Alasan Jokowi Turun Tangan Umumkan Pasien Positif Corona
Istana menjelaskan alasan di balik aksi Presiden RI Joko Widodo turun tangan langsung mengumumkan pasien positif Virus Corona
Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Langkah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan status pasien positif Virus Corona (Covid-19) asal Depok justru dituding menyebarkan kepanikan dan ketakutan di masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, PLT Deputi II Kantor Staf Presiden Abetnego Tarigan menjelaskan ada maksud tersendiri di balik langkah Jokowi itu.
Abet mengatakan pernyataan langsung dari Jokowi soal Covid-19, diharapkan dapat menghapus keraguan masyarakat soal adanya kecurigaan data tentang Virus Corona yang ditutup-tutupi oleh pemerintah.
• Moeldoko Sebut Indonesia Siap Atasi Virus Corona, Najwa Shihab: Jubir Saja Baru Ditentukan Kemarin
Dikutip dari acara SATU MEJA THE FORUM, Kamis (5/3/2020), awalnya presenter acara sekaligus Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo menanyakan tanggapan Istana soal adanya tudingan terhadap Jokowi bahwa aksinya justru menimbulkan ketakutan.
"Ini salah satu faktor yang ikut memicu kepanikan publik adalah ketika dua pasien yang positif Corona, diumumkan sendiri oleh presiden, sehingga menjadi sangat istimewa," kata Budiman.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Abet menegaskan apa yang dilakukan oleh Jokowi merupakan pernyataan pemerintah bahwa tidak ada info terkait Virus Corona yang disembunyikan.
"Kalau diumumkan langsung oleh presiden itu kepentingannya untuk menunjukkan bahwa selama ini kan cukup kuat beredar bahwa ada yang kita tutup-tutupi," kata Abet.
"Jadi pernyataan itu juga menunjukkan, menegaskan bahwa tidak ada yang kita tutup-tutupi."
"Jadi ini memang menjadi satu message (pesan) yang penting, dan kemudian juga sekaligus untuk memastikan ketika presiden menyampaikan itu maka Inpres kita nomor 4 tahun 2019 harusnya sudah bekerja," lanjutnya.
Abet lalu menjelaskan Instruksi Presiden (Inpres) terus berlangsung hingga saat ini.
Ia mengakui memang ada hal-hal yang harus diperbaiki.
Satu di antaranya adalah dalam bidang penyebaran informasi terkait Virus Corona.
"Salah satu menjadi tantangan kita hari ini adalah bagaimana informasi yang cukup itu memang hadir di tengah-tengah masyarakat," kata Abet.
"Sedang berjalan, dan memang ada beberapa lini yang harus kita tingkatkan," sambungnya.
Masalah di bagian informasi menurut Abet adalah adanya pihak-pihak yang tidak kompeten dalam menyebarkan info.
Ia mencontohkan adanya penyampaian informasi yang ngawur dilakukan oleh pemerintah daerah.
"Misalnya tiba-tiba pemerintah daerah melakukan tindakan yang berlebihan," katanya.
Budiman menyela penjelasan Abet, ia mempertanyakan apakah Inpres Jokowi berarti tidak dituruti oleh pemerintah daerah.
"Kalau tidak ditaati, mungkin tidak, tapi ada juga respon yang berlebihan," jawab Abet.
• Pertanyaan Najwa Shihab soal Virus Corona Buat Narasumber Tertawa: Hoaksnya Aneh-aneh
Respon Berlebihan Pemerintah Daerah
Menurut Abet masalah yang terjadi bukan lah soal ketaatan, melainkan soal respon yang berlebihan.
"Misalnya kemarin itu Kementerian Kesehatan menyampaikan ada rumah pasien yang dipolice line, itu kan tindakan yang berlebihan sebenarnya," paparnya.

"Hal-hal seperti ini juga menunjukkan ada ruang-ruang komunikasi dan informasi yang masih ada gap-nya (jarak)," tambah Abet.
Abet menegaskan pemberitaan soal Virus Corona memang dipegang langsung oleh presiden, dengan bantuan para menteri.
Ia juga mengatakan pemerintah memiliki protokol untuk penanganan Virus Corona.
Abet lalu mencontohkan bukti kesimpang siuran informasi yang terjadi soal Virus Corona.
"Jadi aneh, di kelas menengah atas kita justru yang terjadi panik, artinya ada begitu banyak informasi yang juga belum tentu dicerna dengan baik," tandasnya.
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-12.30:
Berita Heboh soal Virus Corona Justru Sebarkan Ketakutan
Firni, seorang warga yang tinggal di Depok menceritakan bagaimana dampak dari berita heboh soal Virus Corona (Covid-19) menyebarkan ketakutan dan kepanikan ke masyarakat.
Ia menceritakan ketakutan yang dialami beragam, mulai dari adanya peliburan kegiatan belajar mengajar di sekolah, hingga merambah ke pedagang dan ojek online yang takut melintas ke kompleks tersebut.
Firni menambahkan semenjak rumah pasien positif Covid-19 asal Depok itu didatangi oleh petugas kesehatan, dan awak media, mulai muncul kecurigaan terhadap warga di sekitar kompleks tersebut.
• Akui Belum Lapor Bukti Kelalaian Pemerintah Antisipasi Virus Corona, Ombudsman: Lewat Media Saja
Dikutip dari video YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (3/3/2020), awalnya Firni bercerita dirinya pernah tinggal di Wuhan, Hubei, China bersama suaminya.
Kemudian Firni juga sempat menjalani masa observasi di Natuna.
Selama di Indonesia, ia tinggal di rumah kakaknya yang berada di Depok, dan kebetulan satu kompleks dengan dua pasien positif Covid-19 yang kini sedang dirawat di rumah sakit.
"Saya secara pribadi agak kaget, saya baru lulus Natuna, ketemu lagi di tempat kakak saya," kata Firni.
Firni bercerita sempat muncul kecurigaan dari warga sekitar bahwa virus berasal dari warga bekas observasi Natuna yang ternyata positif.
Ia juga menambahkan kepanikan semakin menjadi-jadi setelah rumah pasien positif Covid-19 dikunjungi mulai dari wartawan hingga tim kesehatan.
"Warga sekitar pasti panik, karena berita yang beredar itu luar biasa heboh, luar biasa menakutkan, dan di hari yang sama berita itu muncul di tv, rumah yang terinfeksi itu langsung banyak didatangi wartawan, polisi, dan tim kesehatan," papar Firni.
"Jadi otomatis warga di komplek takut," lanjutnya.
Dampak ketakutan beragam, mulai dari libur sekolah, hingga ojek online dan pedagang sayur keliling yang biasa beraktivitas di sekitar kompleks tersebut, menjadi was-was dan takut.
Firni menjelaskan faktor terbesar penyumbang ketakutan dan kepanikan yang terjadi adalah pemberitaan Virus Corona yang begitu heboh.

• Ombudsman Ungkap Alasan Pemerintah Lalai Hadapi Virus Corona: Awal-awal Kita Terkesan Agak Longgar
"Per hari ini kalau enggak salah saya dengar itu juga ada beberapa yang anaknya enggak sekolah karena takut, ada yang diliburkan, enggak bekerja, juga mengungsi," katanya.
"Dan ada juga saya dengar untuk ojol, dan beberapa pedagang sayur yang biasa dateng juga takut."
"Jadi sebenarnya yang berita hebohnya ini yang bikin kita jadi takut sendiri."
"Orang luar mikirnya ini kompleks rata kena virus semua," sambung Firni.
Firni mengakui tidak begitu takut dan panik seperti keluarga besarnya, sebab sudah memiliki pengalaman menghadapi Covid-19 di Natuna dan Wuhan.
"Tidak terlalu khawatir, tetapi tetap ada rasa khawatirnya," tandasnya.
Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:
(TribunWow.com/Anung)