Kabar Tokoh
Tanggapi Pidato Megawati yang Singgung Dinasti Politik, Gibran: Saya Tak Dipaksa, Keinginan Sendiri
Putra Sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka menanggapi pidato Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Putra Sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka menanggapi pidato Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Pidato tersebut disampaikan Megawati saat memberikan sambutan di hadapan calon kepala daerah yang diusung PDIP di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020).
Dalam pidato tersebut, Megawati menyinggung soal dinasti politik yang memaksa anak maju di Pilkada 2020 maupun Pilpres 2024.

• Megawati Singgung soal Kader yang Melakukan Dinasti Politik, Ini Tanggapan Gibran
Terkait hal itu, Gibran Rakabuming Raka yang merupakan bakal calon Wali Kota Solo mengaku, dirinya tidak dipaksa Jokowi untuk maju dalam kontestasi politik di Pilkada 2020.
"Saya kan nggak dipaksa, keinginan sendiri," tegas Gibran sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari tayangan yang diunggah di YouTube KompasTV, Jumat (21/2/2020).
"Enggak ada paksaan, saya sudah izin bapak dan ibu, izin Bu Mega juga. Enggak ada paksaan," lanjutnya.
Gibran mengaku, selama ini peran keluarga hanya memberikan semangat.
Ia juga tak merasa bahwa pidato Megawati tersebut ditujukan untuk dirinya.
"Ya Bu Mega sudah bisa menilai lah, kegiatan-kegiatan saya selama ini seperti apa, hasilnya seperti apa, kan hasilnya kelihatan di survei."
"Kerja-kerja politiknya seperti apa, mesin politiknya jalan apa enggak," terang Gibran.
Sebelumnya, Megawati mengatakan akan terjadi regenerasi pada pemilihan umum 2024.
"2024 akan terjadi regenerasi. Benar kita ini sudah fading away."
"Yang mesti maju itu yang didorong itu anak-anak muda," ujar Megawati dalam pidatonya.
• Soal Gibran Bisa Malu Luar Biasa jika Kalah Pilkada Solo, Tim Pendukung: Kami dengan Sadar Penuh
Dalam kesempatan itu, Megawati juga mengatakan, anak-anak muda yang tidak memiliki potensi untuk memimpin bangsa kedepan sebaiknya tidak dipaksakan untuk maju dalam pemilihan umum.
Megawati mengatakan, ia merasa jengkel dengan hal itu.