Breaking News:

Kabar Ibu Kota

Anggota DPRD DKI F-PDIP Patahkan Klaim Anies Baswedan Macet di Jakarta Turun: Ada 3 yang Nyodok

Politisi PDIP Gilbert Simanjuntak membantah bahwa tingkat kemacetan di Jakarta telah turun seperti yang telah disampaikan oleh Anies Baswedan.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
Youtube kompastv
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, kompastv, Minggu (22/2/2020) 

TRIBUNWOW.COM - Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak membantah pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal turunnya angka peringkat kemacetan Jakarta.

Gilbert mengatakan turunnya peringkat kemacetan Jakarta sebagai kota termacet di dunia bukan karena kemacetan di Jakarta menurun.

Turunnya peringkat Jakarta sebagai kota macet disebut Gilbert disebabkan oleh faktor lain.

Anies Baswedan Tunjukkan Foto Masa Mudanya saat Ikut Berdemo, Ridwan Kamil: Kok Kayak Pelamar Kerja?

Dikutip dari kanal Youtube kompastv, Minggu (22/2/2020), Gilbert menjelaskan turunnya peringkat Jakarta disebabkan ada beberapa kota di negara lain yang tingkat kemacetannya bertambah.

"Peringkat boleh turun, tapi tingkat kecamatan Jakarta enggak turun sama sekali," kata Gilbert.

"Peringkat itu pun turun menjadi 3 deret ke bawah, bukan karena tingkat kemacetan Jakarta itu berkurang, enggak."

ketiga kota tersebut berasal dari negara India dan Filipina.

"Karena ada tiga yang nyodok ke atas, Bangalore, Manila, kemudian Pune," papar Gilbert.

Sebelumnya Anies menjelaskan angka kemacetan Jakarta telah turun.

Jakarta yang sebelumnya berada di peringkat keempat kota termacet di dunia, di tahun 2020, telah berada di peringkat ke-10.

"Jakarta tahun 2017 kota termacet di dunia nomor 4, 2019 turun jadi nomor 7," kata Anies.

"Tahun ini menjadi nomor 10, target kita keluar dari 10 besar."

"Saya merasa gemes juga, kenapa ga nomor 11 sekalian," canda Anies disambut tawa audiens.

Pengamat Tata Kota Bantah Klaim Anies

Bantahan juga datang dari pengamat tata Kota Yayat Supriatna.

Yayat menyebutkan peringkat kota termacet yang digunakan oleh Anies tidak bisa dijadikan acuan.

"Jakarta ini punya persoalan yang lebih besar dibandingkan persoalan peringkat tersebut," jelas Yayat.

Pengamat tata Kota Yayat Supriatna, kompastv, Minggu (22/2/2020)
Pengamat tata Kota Yayat Supriatna, kompastv, Minggu (22/2/2020) (Youtube kompastv)

Yayat menunjukkan bahwa sampai saat ini, Jakarta masih memiliki masalah dalam kondisi jalan yang tidak berkembang, dan peningkatan kendaraan.

"Misalkan pola perjalanan, sekarang sudah hampir mencapai 100 juta perjalanan di Jabodetabek," kata Yayat.

"Ada peningkatan jumlah kendaraan, dan yang paling parah adalah road ratio di Jakarta itu tidak banyak berubah."

"Road ratio itu adalah perbandingan antara panjang jalan dengan luas wilayah," lanjutnya.

Yayat menyebut data peringkat tersebut perlu dipertanyakan apa saja faktor yang mempengaruhinya.

"Jadi saya mengatakan, peringkat ini kan naik turun, apakah naik turun itu karena faktor yang fundamental atau tidak, atau karena faktor yang temporary (sementara)," katanya.

Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:

Anies Sindir Pengguna Mobil Pribadi: Alat Unjuk Prestasi

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyindir pengguna mobil pribadi saat membahas isu transportasi dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC).

Anies mengatakan beberapa orang memiliki mobil pribadi bukan karena membutuhkan fungsi mobil tersebut sebagai alat transportasi.

Hal yang mereka ingin dapatkan adalah pengakuan atas pencapaian mereka, dan itu ditunjukkan melalui mobil apa yang mereka miliki.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, di acara ILC Selasa (11/2/2020)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, di acara ILC Selasa (11/2/2020) (YouTube Indonesia Lawyers Club)

 

Ganjar Sebut Punya Grup dengan Anies dan Ridwan Kamil, Janji Buat Baju Kembar Gubernur Garis Lucu

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (11/2/2020), mulanya Anies menjelaskan dari waktu ke waktu daerah Ibu Kota selalu dipadati oleh pergerakan warga yang melakukan urbanisasi.

"Di sini ada pergerakan manusia yang terus menerus," katanya.

Anies menjelaskan mau tidak mau Indonesia, terutama Jakarta harus mulai memprioritaskan perkembangan moda transportasi umum.

Demi mengakomodir ramainya mobilitas warga, Anies menyebut kebiasaan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi harus segera diubah.

"Indonesia ke depan, mobilitas pergerakan orang tak lagi bisa mengandalkan kendaraan pribadi, tapi harus mulai mengandlakan kendaraan umum, karena itu kami di Jakarta, kita geser dari car oriented development, menjadi transit oriented development. Dimana kendaraan umum itu menjadi bagian dari keseharian," paparnya.

Kendaraan bermotor melambat akibat terjebak kemacetan di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2019). Pemerintah DKI Jakarta telah resmi memberlakukan aturan pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan nomor polisi ganjil dan genap, pada  Senin (9/9/2019).
Kendaraan bermotor melambat akibat terjebak kemacetan di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2019). Pemerintah DKI Jakarta telah resmi memberlakukan aturan pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan nomor polisi ganjil dan genap, pada Senin (9/9/2019). ((KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG))

Ia kemudian menunjukkan fakta bahwa banyak orang ingin memiliki kendaraan pribadi sebagai cara untuk menunjukkan pencapaian mereka.

"Di sisi lain seringkali kita generasi baru ini menempatkan kendaraan bukan sebagai alat transportasi, tapi alat unjuk prestasi," jelasnya.

"Jadi kendaraannya apa, itu prestasinya apa, sementara kendaraan adalah alat transportasi yang sedang didorong ramai-ramai," tambah Anies.

Mau tidak mau, Anies menegaskan kota-kota besar harus mengandalkan transportasi umum.

"Semua kota maju modern pasti akan mengandalkan transportasi umum masal," terangnya.

Kemudian Anies menunjukkan prestasi yang telah diraihnya selama menjadi Gubernur DKI Jakarta dalam bidang transportasi.

Ia menjelaskan di tahun 2017, dari 10 juta penduduk Ibu Kota, 338 ribu di antaranya sudah menggunakan kendaraan umum.

Lalu setelah perkembangan dan perbaikan layanan transportasi umum, di tahun 2019, angka pengguna kendaraan umum sudah naik menjadi 1 juta orang.

 Wejangan Anies Baswedan di ILC soal Masa Depan Negara: Saya Optimis Indonesia Selalu Mengecewakan

Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-5.55:

(TribunWow.com/Anung Malik)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Anies BaswedanPDIPJakartamacet
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved