Siswa SMP di Sleman Hanyut
Anaknya Tewas saat Susur Sungai Sempor, sang Ayah Ungkap Pesan Ini untuk SMPN 1 Turi: Kami Ikhlas
Ayah korban tewas susur Sungai Sempor SMPN 1 Turi, Muhammad Dedy Sukmana menyampaikan pesan-pesannya untuk pihak sekolah.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Ayah korban tewas susur Sungai Sempor SMPN 1 Turi, Muhammad Dedy Sukmana menyampaikan pesan-pesannya untuk pihak sekolah.
Diketahui, ratusan siswa SMPN 1 Turi hanyut di Sungai Sempor saat kegiatan sekolah.
Akibatnya, sembilan siswa sekolah itu dinyatakan tewas.
• Menangis, Ayah Korban Tewas Cerita saat Anaknya Pamit sebelum Ikut Susur Sungai Sempor SMPN 1 Turi
• Khoirunnisa, Siswi SMPN 1 Turi Sleman Korban Susur Sungai Dimakamkan di Hari Ulang Tahunnya
Dilansir TribunWow.com dari kanal YouTube tvOneNews, Sabtu (22/2/2020), Dedy mengaku sudah ikhlas atas kejadian yang merenggut nyawa putrinya, Khoirunnisa.
"Mungkin begini, kami sebagai orang tua ikhlas, anak saya memang sudah saatnya Allah untuk memanggil," kata Dedy.
Menurutnya, peristiwa ini patut dijadikan pelajaran bagi sekolah manapun untuk tak sembarangan mengadakan kegiatan.
Ia pun menyoroti pemberitahuan mendadak dari SMPN 1 Turi terkait penyelenggaraan kegiatan susur sungai yang merenggut nyawa putrinya itu.
"Namun mungkin ini pelajaran buat sekolah maupun sekolah yang lain," ucap Dedy.
"Apabila ada kegiatan yang menyangkut ekstra atau bagaimana, mungkin jauh-jauh hari lebih diberitahukan."
Lantas, Dedy juga menyoroti soal kegiatan susur sungai yang dilaksanakan di tengah cuaca yang tak menentu.
"Atau mungkin lihat kondisi cuaca yang seperti itu, melibatkan banyak anak," kata Dedy.
Meskipun begitu, Dedy menyebut kejadian ini adalah bencana.

• Jenazah Korban Susur Sungai Sempor Siswa SMPN1 Turi Tertukar saat Sudah Terlanjur Dimakamkan
Ia mengaku sudah ikhlas dan menyerahkan semua ini pada Sang Pencipta.
"Yang kita tidak terduga, semua bencana itu dari Allah, dari Allah," kata Dedy.
"Cuma kita manusia hanya berusaha agar seminimal mungkin tidak ada bahaya yang mengancam bagi siswa."
"Kasihan, saya melihat teman-teman anak saya itu juga seperti itu."
Lebih lanjut, ia pun tak mengetahui pasti kehadiran pihak sekolah dalam acara pemakaman sang putri.
Menurutnya, sangat banyak orang yang melayat ke kediamannya.
"Saya tidak tahu persis ya yang datang dari mana saja, saya tidak tahu persis itu dari SMP 1 Negeri anak saya atau bukan," ucap Dedy.
"Yang datang itu tadi banyak, banyak sekali."
Terkait banyaknya kepedulian maysarakat, Dedy pun menuturkan ucapan terimakasih.
"Ada dari Pak Kapolres, wakil bupati, ada dari Dinas Pendidikan, banyak sekali," terang Dedy.
"Saya terima kasih atas doanya buat anak saya," sambungnya menangis.
Simak video berikut ini menit ke-4.19:
Korban Dimakamkan di Hari Ulang Tahun
Pada kesempatan itu, sebelumnya Dedy juga menangis saat menceritakan waktu anaknya pamitan ikut kegiatan sekolah.
Pria yang kerap disapa Dedy itu menyebut sang putri bernama Khoirunnisa sempat meminta kado ulang tahun.
Khoirunnisa berulangtahun tepat saat dinyatakan meninggal dunia karena terseret arus sungai.
Sambil menangis, Dedy menyebut putri yang dicintainya itu sempat berpamitan sebelum mengikuti kegiatan susur sungai.
Dedy menyebut korban adalah anak pertama dari dua bersaudara.
"Anak yang pertama, adiknya ada lagi satu umur tiga tahun empat bulan," ucap Dedy.
• Kesaksian Ayah Korban Meninggal Susur Sungai Sempor, Ungkap Tak Tahu Sekolah Adakan Kegiatan Itu
Sebelum mengikuti susur sungai, korban disebutnya sempat meminta dijemput di sekolah.
"Dia pamitannya pertama 'Yah, nanti dijemput jam setengah lima sore ya', katanya," ujar Dedy.
"'Lha kenapa kok sampai sore?', 'Ada kegiatan pramuka di sekolah menyusuri sungai'," sambungnya menirukan percakapannya kala itu.
Saat korban berpamitan, Dedy mengaku sempat merasakan kejanggalan pada kegiatan susur sungai itu.
Sebab, kegiatan itu dilakukan pada musim hujan.
"'Kok lagi musim hujan kayak gini acaranya kok menyusuri sungai itu gimana?', 'Enggak tahu acara di sekolah seperti itu'," kata Dedy.
Melanjutkan pernyataannya, Dedy justru terisak saat menceritakan keinginan sang putri sebelum meninggal dunia.
Menurut Dedy, korban sempat meminta dibelikan buku sebagai kado ulang tahun.
"Terus dia bilang 'Yah besok aku ulang tahun, belikan buku ya Yah', seperti itu," kata Dedy.
"Itu yang selalu membuat saya sedih sama istri saya."
Kesedihan Dedy bertambah ketika korban sudah meninggal sebelum keinginannya terwujud.
"Belum sempat saya belikan buku namun dia sudah dipanggil sama Allah," ucap Dedy.
"Allah mungkin lebih sayang sama dia."
• Permintaan Maaf Kepala Sekolah SMP 1 Turi atas Meninggalnya 9 Siswa di Kegiatan Susur Sungai
Saat dinyatakan tewas, korban baru saja berulangtahun yang ke-13.
Dedy menyebut, korban berharap dibelikan buku cerita favorit sebagai kado ulang tahun.
"Yang ke-13, putri yang pertama, harusnya dia ulang tahun," ucap Dedy.
"Buku cerita yang dia suka, enggak tahu bukunya apa, dia cerita sama ibunya."
"'Bu, besok kalau aku ulang tahun belikan buku', gitu."
Kesedihan Dedy semakin bertambah saat teman-teman sekolah korban tetap mengirimkan kado ke rumahnya meskipun Khoirunnisa sudah meninggal dunia.
"Iya, karena teman-temannya juga banyak makanya biasanya kalau di sekolah temannya ulang tahun dia kasih kado," ujar Dedy.
"Lha ini pada saat dia ulang tahun juga ada temannya yang datang kasih kado. Tapi beliaunya sudah enggak ada."
(TribunWow.com)