Komisioner KPU Terjaring OTT KPK
Kemenkumham Ungkap Hasil Pemeriksaan Petugas yang Mengecap Paspor Harun Masiku: Dia Tak Ingat
Kemenkumham Membuka hasil investigasi terhadap petugas yang mengecap paspor Harun Masiku ketika tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (7/1/2020)
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Tim Gabungan bentukan Kementerian Hukum dan HAM menjelaskan hasil investigasi, terkait orang yang mengecap paspor Harun Masiku ketika eks caleg PDIP tersebut tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (7/1/2020).
Kepala Seksi Penyidikan dan Penindakan Kementerian, Komunikasi dan Informatika Sofyan Kurniawan membenarkan bahwa di luar pemeriksaan CCTV, tim gabungan juga menyelidiki petugas terkait yang saat itu bertugas di bandara.
Berdasarkan hasil investigasi, Sofyan mengatakan petugas yang terkait tidak mengingat, apakah dirinya mengecap paspor milik Harun Masiku karena situasi counter yang ia jaga saat itu dipadati banyak orang.
• Terus Telusuri Jejak Buron Harun Masiku, Polisi: Di Tempat Nongkrongnya Enggak Ada
Dilansir TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Kompas TV, Rabu (19/2/2020), awalnya pertanyaan tersebut dilontarkan oleh seorang wartawan yang hadir di pengumuman investigasi.
"Apakah dilakukan pemeriksaan terhadap individu yang melakukan pengecapan terhadap ketika kedatangan saudara Harun Masiku? Ya, kita melakukan pemeriksaan terhadap individu tersebut," jelas Sofyan menjawab pertanyaan wartawan tersebut.
Sofyan mengatakan meskipun sudah memeriksa, tidak ditemukan petunjuk yang berguna karena petugas terkait diduga lupa atau tidak mengenal Harun Masiku.
"Namun dikarenakan dalam satu hari, orang yang melintas dalam counter tersebut banyak, jadi yang bersangkutan tidak hafal atau tidak kenal terkait dengan saudara Harun Masiku," kata Sofyan.
"Bahwa memang benar pada tanggal 7 Januari saudara Harun Masiku melewati counter kedatangan terminal dua," lanjutnya.
Tim gabungan bentukan Kemenkumham ini terdiri dari:
- Kemenkominfo
- Bareskrim Polri
- Badan Sandi Siber Negara
Masuknya Ancaman Tak Terdeteksi
Tim gabungan lanjut menjawab pertanyaan mengenai kemungkinan Indonesia diserang sebab adanya keterlambatan data terkait orang-orang yang masuk ke Indonesia.
"Terkait dengan kekhawatiran apakah ada seseorang yang beritikad buruk terhadap Indonesia sedangkan sistem ini tidak terintegrasi datanya ke server pusat," kata Sofyan.
Menanggapi hal tersebut ia menjawab saat ini sudah ada yang tim sedang berupaya untuk memperbaiki kekurangan yang ada agar tidak terjadi lagi keterlambatan data.
"Pertama, dari tim yang bekerja untuk saat ini adalah melakukan pengecekan berkenaan dengan ketidak sinkronan data dari PC counter di terminal 2F ke server pusat di Pusdakim," jelas Sofyan.
• Harun Masiku Belum Tertangkap, BIN Enggan Ikut Campur dan Pilih Serahkan ke KPK
"Oleh karena itu berkenaan kekhawatiran terkait dengan data yang bersangkutan ditanyakan, itu dari tim tidak dapat menyampaikan informasi," lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan, Harun Masiku adalah seorang tersangka kasus dugaan suap terkait pergantian antar waktu (PAW) Anggota DPR periode 2019-2024.
Kasus itu juga menyeret Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Harun Masiku disebut terbang ke Singapura pada Senin (6/1/2020), dua hari sebelum Wahyu dan beberapa tersangka lainnya terkena OTT.
• Rocky Gerung Sebut Yasonna Laoly Kehabisan Alasan Tutupi Keberadan Harun Masiku: Menjengkelkan
Harun Masiku lalu dikabarkan kembali ke Jakarta pada Selasa (7/1/2020), namun dibantah oleh Menkumham Yasonna Laoly.
Pada Rabu (22/1/2020), Kemenkumham akhirnya mengkaui Harun Masiku telah berada di Indonesia, pihak imigrasi beralasan, kedatangan Harun Masiku telat dideteksi sebab adanya keterlambatan tekhnis sehingga informasi telat tercatat.
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-6.20:
Rocky Gerung Duga Ada Konspirasi Kekuasaan
Sebelumnya, pengamat politik Rocky Gerung menyebut ada konspirasi kekuasaan di balik kasus Harun Masiku.
Dilansir TribunWow.com, Rocky Gerung menyatakan konspirasi kekuasaan itu terkait dengan Harun Masiku yang merupakan caleg dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Tak hanya melindungi Harun Masiku, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga berupaya menyelamatkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto dalam kasus tersebut.
Menurut Rocky Gerung, upaya tersebut juga dilakukan oleh Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly.
Hal itu disampaikannya melalui channel YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu (1/2/2020).
"Ya presiden tentu tahu tapi presiden menunggu sebetulnya ada semacam uraian atau keterangan dari sang menteri," ucap Rocky.
Ia pun menyinggung pernyataan Jokowi soal kehadiran Yasonna Laoly di konferensi pers PDIP.
Kala itu, Jokowi mengaku memaklumi dengan mengungkap posisi Yasonna Laoly sebagai Ketua DPP PDIP.
"Tapi saya baca juga presiden akhirnya bilang 'Dia itu Ketua DPP'," ujar Rocky.
"Ini bahayanya, presiden sebetulnya bawah sadarnya ingin mengatakan 'Di atas saya ada yang lebih tinggi'."
Lebih lanjut, Rocky bahkan menganggap Jokowi kecolongan dalam kasus Harun Masiku.
"Jadi Jokowi akhirnya kecolongan juga, dia ada klep yang bocor di dalam batinnya sehingga dia sebut bahwa 'Dia juga kan Ketua DPP'," kata Rocky.
Terkait hal itu, Rocky secara terang-terangan menyebt adanya konspirasi kekuasaan dalam kasus Harun Masiku ini.

Menurutnya, hal itu tampak dari sejumlah petinggi pemerintahan yang 'turun tangan' menutupi kasus ini.
"Ini betul-betul konspirasi kekuasaan karena tokohnya setaraf menteri," ucapnya.
"Presiden tahu tapi presiden tidak bisa menegur secara konkret sehingga mesti pakai bersilat lidah."
"Dan beliau (Yasonna Laoly) adalah pimpinan di PDIP," sambung Rocky.
Lebih lanjut, Rocky turut menyinggung nama Hasto Kritiyanto.
Menurutnya, Jokowi hingga Yasonna Laoly juga tengah berupaya agar Hasto Kristiyanto tak terseret dalam kasus Harun Masiku.
"Kan problem-nya di situ, jadi publik dengan mudah membaca bahwa ini persekongkolan kekuasaan untuk menyelamatkan 1-2 orang," ujar Rocky.
• Harun Masiku Buron, Politisi Demokrat Soroti Pemecatan Dirjen Imigrasi, Menkumhan Ingin Selamat?
"Dan penyelamatan itu artinya begitu strategis kedukan Hasto sehingga harus dicari cara supaya si Harun diputer-puter sambil berpikir."
Namun, upaya menyelatkan pimpinan PDIP itu justru diketahui publik karena tindakan Yasonna Laoly.
"Jadi saya lihat kekuasaan sedang cari cara supaya kasus ini tidak sampai pada puncak pimpinan partai kan," kata Rocky.
"Jadi Yasonna ditugaskan untuk susun skenario tapi tidak lengkap jadi kepergok oleh akal sehat."
Simak video berikut ini menit ke-3.05:
(TribunWow.com/Anung Malik/Jayanti Tri Utami)