Breaking News:

Terkini Nasional

Dengarkan Curhat Korban, Pelaku Bom Bali I Ali Imron: Saya Tahu Kamu Tersiksa, tapi Saya Lebih

Dalam rangka program deradikalisasi pelaku teror, pemerintah mempertemukan korban serangan terorisme dengan pelaku teror

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
youtube BBC News Indonesia
Ali Imron (kiri) dan Garil (kanan), Senin (17/2/2020), Youtube BBC News Indonesia 

TRIBUNWOW.COM - Garil merupakan satu di antara banyak keluarga yang menjadi korban terdampak tragedi Bom Bali I yang terjadi pada tahun 2002.

Aris Munandar, ayah Garil adalah salah satu korban dari bom yang menewaskan sebanyak 202 jiwa tersebut.

Beberapa tahun setelah tragedi mengerikan itu berlalu, Garil dipertemukan dengan Ali Imron yang menjadi pelaku di balik Bom Bali I.

Akui Anak-anak WNI Eks ISIS Rentan Jadi Teroris, KPAI Tetap Dorong Pemulangan: Ada Peluang Baik

Setelah mendengar curhatan dan kesedihan dari Garil, Ali Imron mengatakan dirinya sebagai pelaku justru merasa lebih tersiksa dibandingkan Garil yang kehilangan ayahnya akibat bom tersebut.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube BBC News Indonesia, Senin (17/2/2020), mulanya Garil menceritakan arti kehadiran ayahnya dalam kehidupannya.

Berselang lama setelah kepergian ayahnya, Garil hingga kini masih belum bisa menerima bahwa sosok yang dicintainya tersebut tewas karena serangan bom.

Setiap kali ia melihat foto ayahandanya, dirinya masih tidak kuat menahan kesedihan yang begitu besar.

"Apalagi kalau lihat foto Bapak, saya tidak kuat," kata Garil.

"Dibandingkan adik-adik, saya yang paling ingat Bapak," cerita Garil sambil beberapa kali mengusapkan tisu untuk mengelap air mata yang menetes.

"Anak pertama yang paling disayang, sampai saya disekolahkan sepak bola, tiap hari Minggu pasti Bapak yang antar," sambungnya.

Kondisi mobil ayah Garil seusai terkena ledakan Bom Bali I, Senin (17/2/2020), Youtube BBC News Indonesia
Kondisi mobil ayah Garil seusai terkena ledakan Bom Bali I, Senin (17/2/2020), Youtube BBC News Indonesia (youtube BBC News Indonesia)

Aris yang berprofesi sebagai supir angkutan, saat itu sedang menunggu penumpang di luar klub-klub malam saat tragedi bom terjadi.

Ia tewas terkena ledakan dari sebuah mobil penuh dengan bahan peledak yang dibawa Ali Imron masuk ke area klub malam tersebut.

Garil yang kala itu masih berumur 10 tahun harus menerima kepergian ayahnya yang tewas akibat serangan teroris.

"Seingat saya, lihat jenazah itu wajah bukan Bapak, sudah enggak jelas, sudah benar-benar hangus," tutur Garil.

Beberapa tahun setelah serangan itu terjadi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Ditjen Pemasyarakatan mengadakan sebuah pertemuan antara Garil dan Ali Imron.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
KorbanBom BaliAli Imron
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved