Breaking News:

Kerajaan Galuh di Ciamis

Soal Kerajaan Galuh, Ketua Dewan Budaya Ciamis Sebut Babe Ridwan Seorang Penyair: Makin Enggak Jelas

Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis sekaligus Rektor Universitas Galuh, Yat Rospia Brata menyayangkan pernyataan Budayawan Ridwan Saidi soal Kerajaan Galuh

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
Capture YouTube Talk Show Tv One
Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis sekaligus Rektor Universitas Galuh, Yat Rospia Brata (paling kanan) angkat suara terkait pernyataan Budayawan Ridwan Saidi soal Kerajaan Galuh. 

TRIBUNWOW.COM - Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis sekaligus Rektor Universitas Galuh, Yat Rospia Brata menyayangkan pernyataan Budayawan Ridwan Saidi soal Kerajaan Galuh.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show tvOne pada Minggu (17/2/2020), Yat Rospia Brata menilai ungkapan Ridwan Saidi tidak jelas dari mana sumbernya.

Sehingga, ia menyindir bahwa Ridwan Saidi seperti seorang penyair.

Debat Babe Ridwan Saidi dengan Yat Rospia Brata soal Kerajaan Galuh: Kalau Minta Ongkos, Kami Siap

"Jadi begini yang Pak Ridwan Saidi itu sumbernya, referensinya saya pikir itu sangat-sangat tidak relevan."

"Karena saya juga apa namanya bingung ini, Kang Ridwan ini sebagai sejarawan atau seorang penyair, satire," kata Ridwan Saidi.

Menurutnya, apa yang diungkapkan Ridwan Saidi soal orang-orang nabatian dulu berimigran ke Indonesia itu salah.

"Beliau tadi bawa-bawa nama nabatian, Lebanon segala macam setahu saya masalah Lingua Franca yang datang ke Indonesia itu adalah Palawa, Sansekerta."

"Kalau nabatian itu, Lebanon itu bukan nabatian, itu Tunisia dan itu larinya ke Siddon Cyrus, ke Eropa. Kemudian yang di Jazirah Arab itu Aramaika," jelas Yat.

Sehingga Yat menilai Babe Ridwan tidak jelas karena menurutnya asal berbicara terkait Kerajaan Galuh.

Rektor Universitas Galuh Marah Dengar Pernyataan Ridwan Saidi soal Kerajaan Galuh: Terkoyaklah Semua

"Ya itu makin enggak jelas seorang sejarawan itu horistik dulu mengumpulkan beberapa sumber kemudian mengkritisi, kemudian mengintepretasikan, baru historigrafi baru ngomong jangan asal ngomong saja," kata dia.

Yat mengatakan, pihaknya memililiki banyak bukti bahwa Kerajaan Galuh itu nyata.

Ia mengkritik sumber acuan Babe Ridwan.

"Sumber itu tidak bisa dari satu, ini kami punya cerita dari Parahyangan, dari Wangsakerta, ada banyaklah artefak dan sebagainya."

"Nah itu dikaji, dikumpulkan, dikritisi bagaimana begitu ini, mengapa mengambil dari Mendez Pintor yang jelas-jelas itu big liar (pembohong besar tahun abad 17," protes Yat. 

Lihat videonya mulai menit ke-12:00:

Argumen Babe Ridwan soal Kerajaan Galuh

Budayawan Babe Ridwan Saidi angkat suara soal pernyataannya terkait Kerajaan Galuh yang menimbulkan kontroversi.

Hal itu diungkapkan Babe Ridwan Saidi dalam acara 'Apa Kabar Indonesia Malam' tv One pada Minggu (17/2/2020).

Babe Ridwan Saidi sempat mengatakan bahwa Kerajaan Galuh itu tak ada.

Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis sekaligus Rektor Universitas Galuh, Yat Rospia Brata (paling kanan) angkat suara terkait pernyataan Budayawan Ridwan Saidi soal Kerajaan Galuh.
Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis sekaligus Rektor Universitas Galuh, Yat Rospia Brata (paling kanan) angkat suara terkait pernyataan Budayawan Ridwan Saidi soal Kerajaan Galuh. (Capture YouTube Talk Show Tv One)

 

 Ridwan Saidi Diminta Minta Maaf soal Kerajaan Galuh, Babe: Bapak Benar Mustinya Saya Tidur di Masjid

Ia juga menyebut Galuh yang berarti brutal.

Babe Ridwan mengatakan, bahwa kata itu berasal dari Kamus Bahasa Armenia-English.

Ia mengacu kamus tersebut lantaran orang-orang dari ras Kaukasia sempat berimigran ke wilayah Indonesia, khususnya daerah Sunda.

Mereka menggunakan bahasa Armenia saat itu.

"Itu dari Kamus Armenia-English akhir abad 19 artinya sebab begini orang-orang Kaukasia yang migran ke mari abad 89 Samarkan, Tajskan, itu berbahasa Armenia," kata Babe Ridwan.

Selain itu, prasasti di Bogor dan Cikapundung Lembang disebut belum dapat diterjemahkan hingga sekarang.

 Rektor Universitas Galuh Marah Dengar Pernyataan Ridwan Saidi soal Kerajaan Galuh: Terkoyaklah Semua

"Di samping itu juga ada orang-orang dari Asia Barat mereka membawa aksara nabatein, aksara nabatein digunakan di prasasti di kebun raya Bogor juga prasasti di Cikapundung."

"Kan enggak bisa diterjemahkan prasasti itu karena aksaranya enggak dikenali," jelasnya.

"Menurut budayawan sekaligus sejarawan ini, kalau ingin mengamati suatu sejarah secara lengkap seharusnya juga dilihat dari aspek bahasa atau linguistiknya."

"Jadi kita kalau mendekati sejarah, dalam metode total history itu lingusitik enggak bisa diabaikan musti pake pendekatan linguistik," jelasnya.

Sehingga, jika penafsirannya soal bahasa tersebut tidak membuat semua orang setuju, ia mengaku minta maaf.

"Kalau kutipan saya terhadap kamus itu salah atau artinya tidak mengenakkan saya sudah berkali-kali di berbagai media minta maaf."

"Dan kalau apa yang saya hidangkan itu menimbulkan ketidak enakan dan gaduh saya juga minta maaf berkali-kali."

"Jadi karena itu menurut hemat saya ini perbincangan," ungkapnya.

 Kata Budayawan Ridwan Saidi soal Viral Keraton Agung Sejagat, Sebut Ada Penyimpangan Sejarah

Sementara itu sebelumnya pernyataan Babe Ridwan Saidi soal tidak ada Kerajaan Galuh itu pertama kali diungkapkan di channel YouTube Macan Idealis pada Rabu (12/2/2020).

"Mohon maaf ya dengan saudara-saudara di Ciamis. Di Ciamis itu enggak ada kerajaan," ujar Babe Ridwan seperti dikutip dari Kompas.com

Babe Ridwan berkata demikian berdasarkan indikator ekonomi warga Ciamis.

Ia mempertanyakan dari mana penghasilan warga Ciamis.

"Ciamis penghasilannya apa? Pelabuhan di selatan kan bukan pelabuhan niaga. Sama dengan pelabuhan di Teluk Bayur. Bukan pelabuhan niaga. Hanya pelabuhan penumpang. Di Ciamis juga sama, lalu dagang apa?" ujarnya.

 Bahas Revitalisasi Monas, Azas Tigor Langsung Didebat Ridwan Saidi: Dengar kalau Orang Ngomong

Padahal menurutnya untuk membiayai sebuah kerajaan harus ada indikatro ekonomi, seperti pelabuhan.

Bahkan, Babe Ridwan menyebut Galuh artinya brutal.

"Sunda Galuh saya kira agak keliru penamaannya," lanjut dia.

Akibat pernyataan tersebut, warga Ciamis, Herdiat mengancam akan melaporkannya pada pihak berwajib.

Ia akan mempolisikan Babe Ridwan jika tak ada klarifikasi dan minta maaf.

"Kita tak boleh brutal, tapi tuntut secara hukum. Setuju semua ya," ungkapnya.

Sementara itu, dirinya bangga bisa menjadi bagian dair Kerajaan Galuh.

"Saya bangga pin (bertuliskan) Galuh tiap hari saya pakai. Bangga sebagai masyarakat Tatar Galuh Ciamis yang pernah punya kejayaan, masa keemasan. Maka kita ingin bangkitkan semangat Galuh," ungkapnya. 

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Kerajaan GaluhBabe RidwanRidwan SaidiYouTube
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved