Terkini Nasional
Pamor Ma'ruf Amin Jauh di Bawah Jokowi, Roy Suryo Blak-blakan Beri Sindiran: Wapres Ditulis Wamen
Roy Suryo menyoroti popularitas Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin yang disebut berada jauh di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Demokrat, Roy Suryo menyoroti popularitas Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin yang disebut berada jauh di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir TribunWow.com, Roy Suryo bahkan menyebut Ma'ruf Amin seolah hanya menjadi wakil menteri (wamen).
Menurutnya, kinerja Ma'ruf Amin selama menjadi wapres tak tampak jelas.
Hal itu disampaikan Roy Suryo melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Senin (17/2/2020).
• Prabowo Subianto Jadi Menteri yang Paling Banyak Dibicarakan dalam 100 Hari Jokowi-Maruf
• Polri di 100 Hari Kerja Jokowi-Maruf Amin, Kasus Novel Baswedan hingga Pengakuan Lutfi Alfiandi
Mulanya, Roy Suryo menyoroti soal perkembangan pembangunan infrastruktur di era Jokowi.
Meskipun pembangunan maju pesat, perekomomian di era Jokowi disebutnya tak menunjukkan adanya perkembangan.
Roy Suryo justru menyebut pembangunan dan ekonomi di era Jokowi berbanding terbalik.
"Paling tidak kalau kita juga harus melihat dari semua parameter tadi ya," terang Roy Suryo.
"Mungkin infrastruktur orang bisa melihat. Tapi apakah juga infrastruktur juga mengangkat ekonomi?"
Hal itulah yang menurutnya menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintahan Jokowi.
Roy Suryo pun menyinggung soal target ekonomi yang tercapai di era pemerintahan Jokowi.
"Ini sebenarnya masih question marks juga, masih jadi masalah kan ekonomi," terang Roy Suryo.
"Karena kan ekonomi dengan target yang tidak tercapai, pencapaiannya masih kurang."
Lebih lanjut, Roy Suryo menyinggung soal popularitas Ma'ruf Amin yang jauh di bawah Jokowi.
Namun, saat menyampaikan hal itu Roy Suryo sempat salah sebut hingga harus diklarifikasi oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari.
"Dan juga bahwa kepopularitasan Pak Jokowi yang harus kita apresiasi itu tidak setinggi kepopularitasan Pak Ma'ruf Amin," kata Roy Suryo.
"Pak Ma'ruf Amin jauh di bawah Pak Jokowi," sahut M Qodari.
"Iya, di bawah Pak Jokowi kan," jawab Roy Suryo.
• Ungkit Kampanye Pemilu, Rocky Gerung Soroti Kartu Gratis yang Dijanjikan Jokowi: Mending Kasih Uang

• Sudjiwo Tedjo Akui Belum Tentu Bisa Jadi Presiden, Kritik Pencalonan Keluarga Jokowi: Ada Kerugian
Menurutnya, hal itu juga harus menjadi bahan evaluasi Jokowi dan Ma'ruf Amin.
Sebab, menurutnya popularitas presiden dan wapres harusnya tak beda jauh.
"Artinya ini juga mungkin menjadi pertanyaan, atau katakanlah bisa dikoreksi bagi kedua beliau ini," ujar dia.
"Bagaimanapun juga presiden dan wapres itu jangan terlalu jauh bedanya."
Tak hanya itu, Roy Suryo juga menyebut rendahnya popularitas Ma'ruf Amin itu bisa menimbulkan masalah baru.
"Saya sih ingin memperbaiki juga pemerintahan ini, kita harus kritik yang bagus," ujarnya.
"Masalah dong, kalau yang satu lebih melonjak tinggi yang satu di bawahnya, kurang bagus nanti."
Terkait hal itu, Roy Suryo menyinggung kesalahan suatu media yang salah menuliskan jabatan Ma'ruf Amin.
"Jangan-jangan nanti kayak salah satu media nanti salah tulis, wapres ditulis wamen," kata Roy Suryo.
Pernyataan Roy Suryo itu pun langsung mengundang tawa M Qodari.
"Wapres yang tertukar," kata M Qodari.
Roy Suryo melanjutkan, kinerja Ma'ruf Amin sebagai wapres selama ini kurang terlihat.
"Jadi orang pada bilang, kok bisa begitu, iya karena kurang kelihatan sih kayak wamen saja," pungkasnya.
Simak video berikut ini menit ke-2.15:
100 Kerja Jokowi
Pada kesempatan itu, sebelumnya M Qodari mengomentari soal 100 hari kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir TribunWow.com, M Qodari pun menyinggung kinerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
Menurut M Qodari, Nadiem Makarim kerap membuat kebijakan yang bersifat radikal.
Mulanya, Qodari menyinggung tanggapan masyarakat soal 100 hari kerja Jokowi.
"Pertama kan begini, mengapa 100 hari, ya sekali lagi memang ada yang berpendapat 100 hari penting," ucap Qodari.
"Ada juga yang berpendapat tidak penting."
• Ungkit Kampanye Pemilu, Rocky Gerung Soroti Kartu Gratis yang Dijanjikan Jokowi: Mending Kasih Uang
Namun, secara pribadi Qodari menyatakan ulasan soal 100 hari kerja Jokowi itu perlau dilakukan.
Sebab, menurutnya ada sejumlah kebijakan yang bisa dilakukan Jokowi di 100 hari masa jabatannya.
"Kalau saya pribadi mengatakan kalau mengharapkan hasil ya tentu ya susah ya dalam 100 hari bisa bikin apa," terang Qodari.
"Walaupun dalam beberapa kasus ya bisa juga."
Terkait hal itu, Qodari lantas menyinggung Mendikbud Nadiem Makarim.
Bahkan, menurutnya Nadiem Makarim kerap memiliki gagasan yang sifatnya radikal.
"Misalnya menteri pendidikan, dia punya ide dan gagasan yang radikal mengenai bagaimana pendidikan dikelola," ujarnya.
"Ya misalnya kebijakan ujian nasional tidak perlu ada, itu kan kebijakan yang bisa diambil dalam 100 hari."
Melanjutkan penjelasannya, Qodari justru menyinggung nama mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri.
Qodari mengaku sempat meminta pendapar Rokhmin Dahuri soal kinerja presiden selama 100 hari menjabat.
• Ungkap Sejumlah Bukti Ini, Sudjiwo Tedjo Sebut Publik Tak Lagi Percaya pada Jokowi: Sorry Ya Pak
"Kemarin Pak Rokhmin itu cerita, Pak Rokhmin kan kita undang juga karena dia pernah jadi menteri," ucap Qodari.
"Kita tanya, 'Pak, sebetulnya dalam 100 hari itu bisa berbuat apa enggak sih?'"
"'Tergantung mas, kalau orangnya kompeten, punya pengalaman di sana, begitu banyak yang bisa dilakukan, enggak perlu belajar lagi'," sambungnya.
Terkait hal itu, Qodari bahkan juga menyinggung nama mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo.
Menurut Qodari, Roy Suryo lebih cocok menjabat sebagai Menkominfo dibandingkan dengan Menpora.
"Misalnya Mas Roy jadi Menkominfo, dan menurut saya Beliau idealnya jadi Menkominfo," ujar Qodari.
"Pasti cepat langsung bisa bikin perubahan, tapi kalau Beliau jadi Menpora ya mungkin proyek enggak selesai-selesai," tutupnya.
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)