Terkini Nasional
Kisah Karni Ilyas Kejar Kartika Thahir sampai ke Swiss untuk Wawancara: Bertahun-tahun Baru Dapat
Wartawan senior Karni Ilyas menceritakan perjuangan mengejar narasumber hingga ke Swiss.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Wartawan senior Karni Ilyas menceritakan perjuangan mengejar narasumber hingga ke Swiss.
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show tvOne pada Sabtu (15/2/2020), Karni Ilyas menceritakan pernah sampai ke Swiss mengejar Tan Kim Giok alias Kartika Thahir istri, dari almarhum Ahmad Thahir, untuk dapat mewawancarainya.
Diketahui, saat itu Thahir merupakan Kepala divisi prasarana pembangunan instalasi listrik tenaga uap (PLTU) dan prasarana pelabuhan, untuk bongkar muat material pabrik baja Krakatau Steel.
"Kayak si Kartika Thahir dulu sampai ke Swiss, itu bertahun-tahun, baru dapat mewawancarai dia," kata Karni Ilyas.
• Karni Ilyas Ungkap Awal Jakarta Lawyers Club Berubah Jadi Indonesia Lawyers Club: Tiap Daerah Minta
Saat itu Kartika Thahir sedang tersandung masalah perebutan atas rekening almarhum suaminya dengan Pertamina.
Kartika Thahir tidak pernah datang ke persidangan, yang setiap sidang perkaranya digelar di Singapura.
"Karena waktu itu, setiap kali sidang perkara itu di Singapura, semua wartawan juga berangkat tapi dia enggak ada di sidang itu," ungkap Karni Ilyas.
"Yang ada pengacara-pengacaranya saja ada dari Amerika, dari Inggris," tambahnya.
Karni Ilyas sampai pernah berunding dengan pengacara Kartika Thahir, agar dapat mewawancarinya.
Selain itu, Karni Ilyas juga sempat menanyakan keberadaan Kartika Thahir ke anaknya.
Setelah menunggu lama, akhirnya Kartika Thahir bersedia diwawancarai Karni Ilyas.
"Baru, akhirnya dia bersedia diwawancara, di sana (Swiss), kan dia takut sekali bertemu dengan orang Indonesia.
Karni Ilyas meyakinkan Kartika Thahir untuk percaya kepadanya, bahwa wawancara yang dilakukan tidak akan menimbulkan ancaman bagi istri Achmad Thahir itu.
"Tidak mengancam dialah, itu pun dia tetap waspada," kata Karni Ilyas.
Sebelum wawancara, pihak Kartika Thahir meminta Karni Ilyas menunggu di dalam kamar hotel, hal itu untuk mengecek, apakah Karni datang sendirian atau tidak.
"Setelah enggak ada yang ikut saya, baru ditelepon dari luar hotel telepon ke hotel," kata Karni Ilyas.
"Waktu itu belum ada telepon, handphone, jadi saya terpaksa nunggu di kamar itu setengah hari, sebelum teleponnya berbunyi," jelasnya.
Lebih lanjut, pembawa acara lantas menanyakan soal pengalaman Karni Ilyas saat wawancara, yakni waktu paling lama dalam menunggu narasumber.
Menjawab hal itu, Karni Ilyas menyatakan paling lama menunggu narasumber sampai seharian, dari pagi hingga sore hari.
Hal tersebut lantaran Karni Ilyas belum memiliki ponsel, sehingga tidak bisa melakukan janji lebih dulu dengan narasumber.
Akhirnya, Karni Ilyas menunggu narasumber itu di kantornya sampai orang tersebut pulang kerja.
"Kita kan sudah bekerja tiap hari, kita harus cari ke kantornya, tunggu sampai pulang kantor, atau tidak ada di situ kita ke rumahnya, tunggu lagi di rumahnya," kata Karni Ilyas.
Dulu, dirinya sering sekali menunggu dari pagi hingga sore di rumah narasumbernya.
"Zaman dulu ya gitu, enggak ada minta ke atasan, 'Ada nomor teleponnya enggak pak?'," ungkap Karni Ilyas.
Menurut Karni Ilyas, pengalamannya itu sangat beda dengan wartawan saat ini, yang jauh lebih mudah menjalankan tugas berkat kecahinggah teknologi.
Terkadang, ketika sudah diberi nomor narasumber, wartawa itu tetap minta tolong ke atasannya untuk menelepon.
"Sudah dikasih nomor telepon, 'Bisa enggak minta tolong diteleponin pak'," ungkap Karni Ilyas.
• Bukan Dirinya, Karni Ilyas Ungkap Sosok Presiden ILC yang Pertama: Awalnya Saya Wakil Presiden
Lihat video selengkapnya mulai dari menit ke-14.12:
Karni Ilyas Mengawali Karies Saat Berusia 20 Tahun
Sebelumnya, Karni Ilyas menceritakan awal mula mengawali karier sebagai jurnalis.
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show Tv One pada Sabtu (15/2/2020), Karni Ilyas mengungkapkan dirinya terjun ke dunia jurnalistik saat masih berusia 20 tahun.
Setelah lulus SMA, Karni Ilyas langsung memutuskan menjadi wartawan muda.
Karni Ilyas mengatakan, bahwa menjadi wartawan merupakan cita-citanya sejak kecil.
"Saya mulai dari umur dua puluh, saya menjadi wartawan," kata Karni Ilyas.
"Tingkat satulah di Sekolah Tinggi Publisistik," lanjutnya.
"Cita-cita dari kecil, dari SMP kalau enggak salah," ucap Karni Ilyas.
Keinginannya menjadi seorang wartawan muncul lantaran dirinya sering membaca koran sejak SD.
Tak seperti anak-anak pada umumnya yang senang bermain bersama teman-temannya.
Karni Ilyas malah tak bisa lepas dari koran dan merasa senang ketika membacanya.
"Saya tuh dari SD tuh udah baca koran, bahkan semua koran saya baca," kata Karni Ilyas.
"Ya, mungkin SD masih kelas dua atau kelas tiga, bahkan tidak lepas dari koran."
"Ya itulah bedanya," tambah Karni Ilyas.
Karni Ilyas menjelaskan bahwa membaca koran adalah keinginannya sendiri dan tidak ada orang yang memengaruhi.
Demi hobby-nya tersebut Karni Ilyas mengaku hingga rela datang ke sebuah kios untuk membaca semua koran.
"Begitu melihat koran langsung aja kecanduan," ujarnya.
"Bahkan menjadi pembaca tetap, di sebuah koran, jadi apa aja koran dari Jakarta yang datang, saya sudah nyempil aja di kios," ungkap Karni Ilyas.
Untuk mewujudkan cita-citanya sebagai wartawan terkenal, Karni Ilyas hingga pergi ke Jakarta setelah lulus SMA.
Namun, ada beberapa keluarga yang meragukan keinginan Karni Ilyas untuk menjadi wartawan.
Apalagi, dirinya tidak tumbuh dari keluarga yang berprofesi di bidang jurnalistik.
"Cita-cita saya mau menjadi wartawan, waktu saudara, saya waktu itu masih SMA, 'Habis kalau tamat kamu mau kemana.' Jakarta," kata Karni Ilyas.
"'Mau ngapain ke Jakarta?.' 'Saya mau jadi wartawan', terus katanya 'Ngapain kamu jadi wartawan kan enggak ada dikeluarga jadi wartawan'."
"Saya bilang, saya kepingin terkenal, ternyata jadi terkenal, ternyata itu adalah doa," lanjutnya.
• Reaksi Karni Ilyas Suaranya Diledek di Parodi ILC, Bedu: Mohon Maaf Pak Ngomongnya Bisa Biasa Saja?
Lihat video selengkapnya dari menit ke-9.45:
(TribunWow.com/ Rena Laila Wuri)