Breaking News:

Virus Corona

Kisah Haru Dokter Asal China yang Selamat dari Virus Corona: Aku Tak Punya Pilihan selain Jadi Kuat 

Wabah Virus Corona yang berpusat di provinsi Hubei di Cina telah menewaskan lebih dari seribu orang dan menginfeksi puluhan ribu lainnya.

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Atri Wahyu Mukti
scmp.com/Xinhua
Acungan jempol dari petugas kesehatan di Wuhan, China. Kini, wabah Virus Corona yang berpusat di provinsi Hubei di Cina telah menewaskan lebih dari seribu orang dan menginfeksi puluhan ribu lainnya. 

TRIBUNWOW.COM - Wabah Virus Corona yang berpusat di provinsi Hubei di Cina telah menewaskan lebih dari seribu orang dan menginfeksi puluhan ribu lainnya.

Satu di antara yang terinfeksi virus tersebut adalah Feng Chuncui, seorang dokter dari Xiaogan yang letaknya 60 km dari Wuhan, China.

Pria berusia 53 tahun itu didiagnosis terjangkit Virus Corona saat liburan Tahun Baru Imlek.

Tetapi setelah lebih dari dua minggu karantina dan dirawat intensif, dia akhirnya dinyatakan sembuh dari Virus Corona.

Fakta Langkanya Masker Cegah Corona di Indonesia, Harga Meroket hingga Jadi Sorotan Media Asing

Cegah Merebaknya Virus Corona yang Mematikan, Ini Upaya Dinas Kesehatan DKI Jakarta

Dikutip TribunWow.com dari scmp.com, Sabtu (15/2/2020), berikut ini adalah kisah Feng Chuncui yang ditulis dengan kata-katanya sendiri.

Sekitar 10 Januari, saya bertemu dengan seorang pasien yang demam dan menyuruhnya pergi ke klinik demam.

Saya tidak yakin apakah kontak yang sangat terbatas dengan orang ini bisa menginfeksi saya.

Saya bekerja di Rumah Sakit Pusat Xiaogan dan saya mengetahui bahwa satu di antara rekan saya telah terinfeksi Virus Corona.

Pada saat itu, saya cukup tenang dan tidak pernah berpikir saya akan terinfeksi.

Saya bahkan terlalu optimis dan meremehkan virus yang saat itu belum banyak diketahui.

Saya bekerja shift 24 jam pada 23 Januari 2020, sehari sebelum Malam Tahun Baru Imlek.

Pada pagi harinya, saya meninggalkan rumah sakit dan pulang ke rumah.

Mungkin karena saya seorang dokter, rasa khawatir saya tentang virus lebih tinggi daripada kebanyakan orang.

Jadi ketika saya sampai di rumah, saya memberi tahu suami saya bahwa kami harus saling menjaga jarak.

Pada tanggal 25 Januari 2020, saya merasa sedikit pusing dan hidungku mulai tersumbat.

Gejalanya sangat mirip dengan batuk pilek.

Pasien di Ruang Isolasi RSUD dr Iskak Tulungagung
Pasien di Ruang Isolasi RSUD dr Iskak Tulungagung (surya/david yohanes)

2 Jurnalis di Wuhan Menghilang setelah Ungkap Kebenaran soal Virus Corona, Apa yang Terjadi?

Kala itu, perasaan saya mengatakan bahwa saya mulai terinfeksi Virus Corona.

Jadi saya minum pil amoksisilin dan obat herbal China untuk menghilangkan rasa tidak nyaman itu.

Hari itu saya juga langsung menelepon kerabat dan meminta mereka untuk tetap berada di dalam rumah.

Keesokan harinya, saya merasa kondisi tubuh saya semakin buruk.

Tenggorokan saya sakit dan semua otot saya sakit, tetapi saya tidak demam.

Saya pun segera memberi tahu atasan saya dan langsung diminta datang ke rumah sakit untuk melakukan beberapa tes kesehatan.

Namun, semua hasilnya negatif.

Setelah mendegar hasil tes itu, saya pun bisa tidur nyenyak.

Namun, saat saya terbangun di keesokan harinya, tiba-tiba saya sudah tak bisa berbicara.

Saya pun kembali pergi ke rumah sakit untuk melakukan sejumlah pemeriksaan kesehatan.

Tetapi sekitar jam 8 malam, saya diberi tahu bahwa saya telah tertular Virus Corona

Di hari yang sama, saya akhirnya dirawat di rumah sakit sekitar jam 11 malam.

Pada awalnya, saya justru merasa bahagia karena bisa menjaga jarak dari kerabat saya agar terhindar dari Virus Corona.

Tetapi ketika seorang perawat yang saya kenal datang ke bangsal, tiba-tiba saya pingsan dan menangis di bahunya.

Di lubuk hati saya, saya benar-benar khawatir karena virus ini sangat menular dan dapat menyebabkan kematian.

Orang tua saya berusia 80 tahun dan membutuhkan saya untuk merawat mereka, bagaimana jika mereka jatuh sakit dan saya terjebak di sini?

Ancaman Virus Baru setelah Corona, Lebih Mematikan Bisa Membunuh dalam 48 Jam, 100 Orang Jadi Korban

Tetapi para dokter dan perawat segera membuat saya tenang

Dan saya tahu saya tidak punya pilihan selain menjadi kuat.

Dokter menggunakan beberapa obat anti-virus dan anti-inflamasi, seperti moxifloxacin dan Avigan agar kesehatan saya semakin membaik.

Tetapi pemindaian CAT menunjukkan paru-paru saya terinfeksi.

Itu membuat saya gelisah, sedikit takut dan bertanya-tanya mengapa paru-paru saya memburuk sementara semua indikator kesehatan yang lain baik?

Pada 5 Februari 2020, saya melakukan tes usap tenggorokan lainnya, dan hasilnya negatif.

Saya tinggal selama beberapa hari lagi sampai paru-paru saya kembali normal.

Akhirnya, saya dinyatakan sembuh dan diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.

Namun ketika saya pulang ke rumah, dunia saya benar-benar berbeda.

Saya bisa melihat seluruh kota Xiaogan seolah dikunci rapat.

2 Jurnalis di Wuhan Menghilang setelah Ungkap Kebenaran soal Virus Corona, Apa yang Terjadi?

Saya hanya melihat polisi dan petugas keamanan yang tengah memeriksa orang yang lewat.

Dan dalam hati saya, ini adalah awal baru hidup saya, kehidupan yang selamat dari wabah Virus Corona.

Saat kembali memikirkan cobaan ini, saya pun menangis.

Merasa hidup sangat baik, dan kesehatan sangat berharga. 

(TribunWow.com)

Tags:
Virus CoronaChinaTahun Baru ImlekWuhanHubei
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved