Terkini Nasional
Ungkit Prestasi Masa Lalu, Rizal Ramli Singgung soal Kampanye: Visi Cuma Buat Dapat Dukungan
Ekonom Senior Rizal Ramli menyampaikan kritik keras soal sistem kampanye di Indonesia.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ekonom Senior Rizal Ramli menyampaikan kritik keras soal sistem kampanye di Indonesia.
Dilansir TribunWow.com, Rizal Ramli menilai visi yang disampaikan saat kampanye hanya digunakan untuk memperoleh suara.
Menurutnya, bahkan banyak visi kampanye yang tak ditepati.
Hal itu disampaikannya melalui tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (11/2/2020).
• Di ILC, Mahfud MD Singgung Kampanye Pilkada DKI, Bandingkan Pendukung Ahok dengan Anies Baswedan
• Di ILC, Mahfud MD Bantah Pemerintah Semena-mena Tindas Umat Islam: Pak Jokowi Waktunya Salat Pergi
Mulanya, Rizal Ramli menyebut banyaknya masalah yang terjadi di pemerintahan.
Terkait hal itu, ia pun mengungkit pernyataan Menteri BUMN Ercik Thohir dan pendakwah Aa Gym.
Sebelumnya, Erick Thohir menyebut akhlak adalah hal terpenting dalam merekrut karyawan BUMN.
"Dalam praktiknya, banyak juga yang bagus yang hebat, sayangnya lebih banyak yang bermasalah," kata Rizal Ramli.
"Dan sebetulnya bisa diperbaiki, tentu akhlak."
Namun, menurut Rizal Ramli akhlak tak akan bisa berpengaruh banyak jika tak diiringi dengan pengetahuan.
"Tapi saya setuju akhlak, tapi akhlak kalau enggak punya pengetahuan juga mohon maaf Pak Kiai (Aa Gym)," terang Rizal Ramli.
Lantas, ia pun mengungkit prestasinya selama menjabat di BUMN.

• Di ILC, Anies Baswedan Ungkap Kunci Majunya Indonesia: Disebut Bung Erick, AA Gym Menggarisbawahi
"Kami berapa kali jadi Dirut (Direktur Utama) Bulog dalam waktu satu tahun untungnya kita naikin (Rp) 5 triliun," ucap Rizal Ramli.
"Kami jadi Preskom (Presiden Komisaris) Semen Gresik untungnya kita naikin dari (Rp) 18 miliar ke (Rp) 3,2 triliun."
"Kami Preskom di BNI dalam waktu satu tahun untungnya kita naikin 87 persen."
Terkait hal itu, Rizal Ramli menganggap hal itu tak sulit dilakukan asal memiliki ilmu yang mumpuni.
"Dan sebetulnya ilmunya enggak sulit sulit banget," ucapnya.
"Harus punya visi yang clear, cari orang yang bisa eksekusi."
Lebih lanjut, Rizal Ramli lantas menyinggung soal visi yang disampaikan selama masa kampanye.
Menurut dia, visi itu hanya digunakan untuk memperoleh suara.
"Kadang-kadang kita enggak nyambung, visinya bagus-bagus," ujarnya.
"Karena visi hanya alat kampanye, alat buat dapat dukungan politik."
Tak hanya itu, Rizal Ramli juga menyebut strategi yang dipilih tak sesuai dengan visi kampanye.
"Strategi enggak nyambung untuk mencapai visi," tegasnya.
"Kemudian penunjukan personalian kagak ada hubungannya."
Simak video berikut ini menit ke-0.28:
Mahfud MD Kritik Balik Rizal Ramli
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD balik mengkritik Ekonom, Rizal Ramli yang diketahui sering memprotes pemerintah.
Mahfud MD mengkritik Rizal Ramli yang tidak pernah memuji pemerintahan.
Hal itu terjadi saat Mahfud MD dan Rizal Ramli saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa (11/2/2020).
Mahfud MD mengatakan, di negara demokrasi seperti Indonesia harus sabar dengan hukum.
"Saya selalu mengatakan bernegara itu ya berdemokrasi, demokrasi itu ya berhukum, berhukum itu ya harus bersabar menghadapi hal-hal seperti itu."
"Tidak pernah itu misalnya ada pujian kalau saya dengar dari Mas Rizal Ramli apa sih yang dipuji dari negara ini," kata Mahfud MD.
Bahkan, menteri yang juga Pakar Tata Hukum Negara ini menilai Rizal Ramli tidak memprotes negara hanya saat menjadi Ketua Bulog beberapa tahun yang lalu.
"Dari dulu sampai sekarang Mas Rizal Ramli kecuali ketika Rizal Ramli jadi Ketua Bulog itu bagus gitu," ungkapnya.
• Tirukan Ceramah Aa Gym, Karni Ilyas Buat Sudjiwo Tedjo Terbahak hingga Gebrak Meja, Lihat Reaksinya
Padahal, Mahfud MD menyebut indeks persepsi korupsi di Indonesia selalu meningkat meski sangat lambat.
"Tapi ndak pernah ada pujian, padahal itu indeks persepsinya itu naik."
"Indeks persepsinya itu naik dari waktu ke waktu meskipun seperti siput," kata dia.
Mahfud MD melanjutkan, pemerintah bisa saja memperbaiki Indonesia dengan cara yang seenak mereka sendiri.
Namun, jika hal itu dilakukan maka negara akan menjadi otoriter seperti pada masa kepempinan Presiden ke-2 RI, Soeharto.
"Saya mengatakan begini kalau kita cuma mau memperbaiki dengan cara ugal-ugalan gampang aja, kembali ke otoriter kayak Pak Harto dulu."
"Pemerintahnya otoriter, Pak Harto bilang apa, kalau dia punya kekuasaan mau menata hukum gampang saja, kalau tidak mau menata hukum gampang juga gitu," jelasnya.
Mahfud MD mengatakan, pada zaman Soeharto semua harus menuruti kemauan presiden.
Jika tidak maka orang yang tidak setuju bisa dihukum.
"Wong dulu Pak Harto berdehem saja seluruh rakyat Indonesia ini ikut berdehem."
"Sekarang ndak bisa begitu, berdehem di depan orang ditempeleng kalau forumnya endak tepat," lanjutnya.
Sehingga, yang menurutnya menjadi masalah adalah apakah semua pihak mau bekerja sama membangun demokrasi Indonesia.
"Kalau semua ikut berdehem semua, nah sekarang pilihan kita mau membangun demokrasi apa tidak, ini persoalannya," jelasnya.
Lihat videonya mulai menit ke-6:40:
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Mariah Gipty)