Breaking News:

Terkini Nasional

Di ILC, Mahfud MD Bantah Pemerintah Semena-mena Tindas Umat Islam: Pak Jokowi Waktunya Salat Pergi

Mahfud MD membantah saat ini pemerintah Indonesia melakukan penindasan terhadap umat Islam atau dikenal juga dengan nama Islamophobia

Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
Kolase (Tribunnews/JEPRIMA) dan (YouTube Indonesia Lawyers Club)
Presiden RI Joko Widodo (kiri) dan Menko Polhukam Mahfud MD (Kanan) 

Isu yang diperdebatkan adalah perbandingan pendekatan politis antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

"Begini Bang Karni, tahun 2014 itu terpecah antara calon Pak Prabowo dan Pak Jokowi, Jokowi-Jusuf Kalla, Prabowo-Hatta Rajasa, itu terpecah," kata Mahfud.

"Tapi terpecahnya saat itu enggak pakai politik SARA, itu pendekatan program saja."

"Kalau saya melihat Pak Jokowi itu pendekatannya populis, langsung ke rakyat bawah, ke rakyat kecil, ke gorong-gorong."

"Kalau Pak Prabowo, pendekatannya itu strukturalis, dia mau memperbaiki sistem, dan itu memang pendekatannya begitu," lanjutnya.

Mahfud mengatakan permasalahan SARA mulai terjadi di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta yang melibatkan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa dengan Ahok.

Isu SARA berkembang karena kedua calon gubernur DKI kala itu menganut kepercayaan ynag berbeda dan hal tersebut digoreng oleh para pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.

"Tapi tahun 2019, yang didahului dengan pemilihan gubernur, Pilgub, itu memang lalu politik identitas yang muncul, politik keagamaan, yang sebenarnya sih ndak ada yang lebih benar antara yang satu dengan yang lain, itu hanya jualan saja," ujar Mahfud.

Mahfud menegaskan penggunaan isu SARA tidak bisa dibenarkan dan ia berharap agar ke depannya tidak lagi terjadi.

"Sehingga bagi saya sebenarnya ndak ada yang punya dasar untuk menyatakan menjadi paling benar, membawa nama agama, oleh sebab itu ke depannya menurut saya yang penting itu bagaimana masalah ideologi ini diperkuat," jelasnya.

Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua MK tersebut menjelaskan bahwa tidak ada yang salah dan benar dalam urusan agama.

"Ndak usah lagi politik identitas, karena semua kalau bicara agama, masing-masing punya dalil," ujarnya.

 Wejangan Anies Baswedan di ILC soal Masa Depan Negara: Saya Optimis Indonesia Selalu Mengecewakan

Pendukung Anies Banyak Juga yang Enggak Salat

Ia kemudian menunjukkan fakta bahwa isu SARA yang berkembang kala itu tidak mencerminkan keseluruhan pendukung kedua calon.

Massa yang tergabung dalam berbagai elemen melakukan longmarch dari Masjid Istiqlal menuju Gedung Bareskrim Polri dan Balaikota DKI Jakarta di Jakarta, Jumat (14/10/2016). Massa menuntut Gubernur DKI Jakarta dihukum karena dianggap menistakan agama Islam.
Massa yang tergabung dalam berbagai elemen melakukan longmarch dari Masjid Istiqlal menuju Gedung Bareskrim Polri dan Balaikota DKI Jakarta di Jakarta, Jumat (14/10/2016). Massa menuntut Gubernur DKI Jakarta dihukum karena dianggap menistakan agama Islam. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Taruhlah kalau pandangannya Ahok yang dianggap tidak Islam dan sambungannya, kemudian yang satu yang Islam Pak Anies dan sambungannya, itu pendukung Pak Anies banyak juga yang enggak salat kalau waktu kampanye itu, tapi banyak yang salat juga, pendukung Ahok juga ada yang salat waktu kampanye, jadi itu bukan urusan agama," papar Mahfud.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
JokowiMahfud MDIndonesia Lawyers Club (ILC)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved