Pemulangan WNI eks ISIS
Tak Bantah Eks Teroris Bisa Masuk BUMN, BNPT Jelaskan Tahapannya: Tidak Semua Langsung
Direktur deradikalisasi BNPT Irfan Idris memberikan penjelasan perihal mantan teroris bisa bekerja di BUMN
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Publik sempat dibuat ramai karena pernyataan dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius terkait mantan teroris yang memiliki kemungkinan untuk bekerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) apabila telah bertaubat dari kegiatan terorisme.
Menanggapi hal tersebut Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris tidak membantah adanya pernyataan tersebut.
Ia hanya menjelaskan bahwa proses pelepasan mantan anggota teroris kembali ke masyarakat sangat panjang dan tidak mudah.
• Komut BUMN Refly Harun Tertawa Lihat Ngabalin Ngotot Tolak WNI Eks ISIS: Tidak Usah Ada Presiden
Mulanya presenter acara 'DUA ARAH' membuka acara dengan mengutip pernyataan dari Kepala BNPT Suhardi Alius.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Kompastv, Senin (10/2/2020), ia kemudian menanyakan perihal pernyataan tersebut kepada Irfan.
Irfan memulai pembahasan soal program deradikalisasi yang sejak dulu telah dilakukan oleh BNPT.
"Program deradikalisasi yang sekian lama berjalan, termasuk contohnya Pak Sofyan Tsauri ini dan lain-lain sebagainya, ini berjalan terus deradikalisasi," kata Irfan.
Ia juga menyinggung adanya keterlibatan dari para pihak pengusaha dalam proses deradikalisasi.
"Sekelompok pengusaha barisan dalam mengaktifkan Warga Negara Indonesia, nah diajaklah kita," terang Irfan.
Program deradikalisasi berdasarkan penjelasan Irfan memiliki tiga komponen yakni pembinaan, pendampingan dan pemberdayaan.
Soal pemberdayaan, Irfan merujuk hal tersebut kepada pernyataan dari Kepala BNPT Suhardi Alius tentang BUMN.
Namun Irfan menambahkan hal tersebut tidak terjadi dengan mudah.
"Nah di sini titiknya pemberdayaan, makannya Pak Kepala BNPT menegaskan kalau, tidak semudah kita membaca," ucapnya.
Irfan tak memungkiri pernyataan dari Kepala BNPT menuai banyak reaksi dari masyarakat.
Mereka menganggap cukup menjadi anggota teroris dan bertaubat agar bisa diterima di BUMN.
Menanggapi kerasnya reaksi dari publik, Irfan memberikan klarifikasi.
Para mantan teroris tersebut membutuhkan verifikasi berlapis dan deradikalisasi yang panjang sebelum bisa diberdayakan kembali di masyarakat.
"Harus verifikasi berlapis lagi, kemudian melakukan empat tahapan deradikalisasi di luar lapas, kita identifikasi setiap saat, dipantau oleh Pokja dan tim deradikalisasi, kemudian ada pembinaan wawasan kebangsaan, ada pembinaan wawasan keagaaman, baru tiba pada tahap pembinaan kewirausahaan atau kemandirian," papar Irfan.
"Tidak semua langsung, kalau sudah baik."
"Itu juga kalau sudah baik tetap dipantau," lanjutnya.
• BNPT Ungkap Hal Positif Pemulangan WNI Eks ISIS, Mantan Teroris: Masih Gambling Berhasil atau Tidak
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-27.00:
Ngabalin: Tak Ada Niat Sedikitpun Untuk Memulangkan
Tenaga Ahli Utama Staff Presiden Ali Mochtar Ngabalin menyampaikan pernyataan resmi Istana perihal permasalahan pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) bekas anggota teroris ISIS.
Ngabalin tegas menyampaikan hingga saat ini pemerintah tidak memilki niat untuk memulangkan para WNI eks ISIS dari Timur Tengah.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Talk Show tvOne, Selasa (11/2/2020), mulanya Ngabalin menjelaskan bahwa para WNI eks ISIS belum tentu merupakan warga asli Indonesia karena tidak adanya bukti yang menunjukkan bahwa mereka WNI.

• Orangtua WNI Eks ISIS ke Jokowi: Mohon Pulangkan, Anak Kami Sudah Menjerit-jerit Minta Pulang
Ngabalin lanjut menyoroti motif kepergian WNI eks ISIS.
Perginya para WNI eks ISIS tersebut secara sukarela menurut Ngabalin harus siap menanggung resiko dari pembakaran paspor dan bergabungnya mereka dengan anggota teroris ISIS.
"Bagaimana cara mengidentifikasi ini orang Manila, ini orang Indonesia, dan lain-lain," kata Ngabalin.
Perbuatan para WNI eks ISIS yang dahulu secara sukarela pergi dari Indonesia dan merendahkan pemerintah Indonesia dengan sebutan Tagut menurut Ngabalin tidak dapat diterima.
"Kenapa dia yang berbuat dengan sesuka hatinya, sekarang kok yang pusing pemerintah, rakyat Indonesia coba pikirkan," ujar Ngabalin.
Selama masih berstatus WNI, Ngabalin mengatakan pemerintah akan selalu mempedulikan nasib mereka.
"Makanya itu saya selalu bilang, berbeda antara saudara-saudara kita yang di Wuhan kemarin dengan mereka ini," kata Ngabalin.
Ngabalin kemudian menegaskan pernyataan Istana soal nasib para WNI eks ISIS.
Ia secara tegas mengatakan bahwa hingga saat ini pemerintah Indonesia tidak memiliki niat untuk memulangkan para WNI eks ISIS kembali ke tanah air.
"Saya ingin menyatakan secara resmi pada hari ini, pemerintah tidak berniat sedikit pun atau punya rencana sedikitpun untuk memulangkan apalagi menjemput," ucap Ngabalin.
"Sampai hari ini tidak ada niat sedikit pun untuk memulangkan apalagi menjemput mereka ini," imbuhnya.
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-3.20:
(TribunWow.com/Anung Malik)