Pemulangan WNI Eks ISIS
Mantan Teroris Cerita Pengkhianatan WNI Eks ISIS yang Sudah 'Tobat': Dia Mau Tanda Tangan Kerjasama
Mantan Teroris, Sofyan Tsauri menceritakan bagaimana pengkhianatan anggota ISIS asal Indonesia.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Mantan Teroris, Sofyan Tsauri menceritakan bagaimana pengkhianatan anggota ISIS asal Indonesia.
Hal itu diungkapkan Sofyan Tsauri saat menjadi narasumber di acara Dua Arah kanal YouTube Kompas TV pada Senin (10/2/2020).
Sofyan Tsauri mengatakan bahwa anak-anak dan wanita juga bisa membahayakan.
• Paspor Dibakar Apa Bisa Hilangkan Status Kewarganegaraan Eks ISIS? Simak Penjelasan Refly Harun Ini
Pasalnya, jaringan teroris ISIS tidak jarang menggunakan anak-anak dan wanita sebagai alat mereka.
"Ya itu dia, karena mereka sering menjadikan apa anak-anak dan wanita sebagai alat operasi mereka," kata Sofyan.
Sehingga, ratusan WNI Eks ISIS termasuk anak-anak dan wanita yang sempat diwacanakan pulang tetap harus diwaspadai.
"Maka ini yang harus diwaspadai oleh kita semua tidak ada yang bisa menjamin," lanjutnya.
Ia kemudian mencotohkan pasangan teroris Rullie dan Ulfah yang sempat mengaku 'bertobat' akan setia pada NKRI.
Namun, Rullie dan Ulfah justru berkhianat dengan menjadi pelaku bom bunuh diri di sebuah gereja di Pulau Jolo, Sulu, Filipina yang menewaskan hingga 22 orang.
• Komut BUMN Refly Harun Tertawa Lihat Ngabalin Ngotot Tolak WNI Eks ISIS: Tidak Usah Ada Presiden
"Bahkan kalau kita lihat hasil dari pada PSP Handayani Kamensos, Rullie dan Ulfah itu termasuk orang yang kooperatif."
"Yang bahkan dia mau menandatangani NKRI siap bekerja sama dan sebagainya," cerita Sofyan.
Pengkhianatan Rullie dan Ulfah cukup mengejutkan mengingat mantan eks ISIS lainnya malah tidak mau sama sekali bersumpah setia pada NKRI.
"Dibandingkan dengan teman-teman yang lain yang tidak mau tanda-tangan," ungkap Sofyan.
Ia mengaku takut jika para ratusan WNI Eks ISIS ada juga yang ingin berbuat seperti Rullie dan Ulfah.
"Betul saya takutnya mereka mengadakan istilahnya ada di kalangan mereka Tauriyah atau Khitman, atau Taqiyah mereka berpura-pura tujuan dan maksud," pungkasnya.
• Tegas, Ali Ngabalin soal WNI Eks ISIS: Pemerintah Tak Sedikitpun Ingin Pulangkan Makhluk-makhluk Ini
Pemerintah Tak Berniat Pulangkan Eks ISIS
Tenaga Ahli Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin menegaskan bahwa pemerintah tak akan memulangkan ratusan WNI eks ISIS.
Hal itu diungkapkan Ali Mochtar Ngabalin saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia kanal YouTube tv One pada Selasa (11/2/2020).
Mulanya, Ali Ngabalin mengatakan bahwa bisa jadi para eks ISIS di Suriah sebenarnya tidak peduli mau pulang atau tidak.
• Tak Bantah Eks Teroris Bisa Masuk BUMN, BNPT Jelaskan Tahapannya: Tidak Semua Langsung
"Peristiwa ini kan tidak terkait dengan pembahasan orang-orang yang ada di luar negeri. Yang kedua, boleh jadi saya dengan Pak Refly Harun dan Indonesia saja yang harus bicara di sini."
"Sementara orang di sana kalau tembak mati-mati deh di jalan Tuhan, jalan Allah maka tempuhlah jalan surgamu," kata Ali Ngabalin.
Lalu, saat ditanya soal masalah kemanusiaan terkait nasib para WNI, Ali Ngabalin menegaskan bahwa pemerintah tengah berpikir.
"Jadi gini makanya saya bilang bahwa hari ini sama seperti yang dibilang oleh Bapak Presiden terkait dengan informasi intelejen bahwa ada orang-orang Indonesia mantan ISIS, saya menyebutkan eks tentara ISIS yang eks Indonesia, WNI."
"Sekarang sedang dibahas nih, dipikirkan kalau-kalau diterima pulang seperti apa, kalau-kalau ditolak seperti apa," ujarnya.

• Komut BUMN Refly Harun Ibaratkan WNI Eks ISIS Layaknya Anak Tersesat: Kita Jemput, Cari Dia di Mana
Meski demikian, Ali Ngabalin menegaskan bahwa pemerintah tidak akan berniat untuk memulangkan ratusan WNI tersebut.
"Makanya dari awal kan saya katakan tadi, catat baik-baik bahwa pemerintah tidak ada sedikitpun ingin memulangkan makhluk-makhluk ini atau sekaligus punya niat untuk memulangkan catat itu," ungkap pria asal Fakfak ini.
Saat kembali ditanya masalah kemanusian, Ali Ngabalin mengatakan bahwa pemerintah berhak menentukan nasib mereka.
Pasalnya, mereka juga telah melakukan tindak kejahatan terorisme.
"Aspek kemanusiaan yang seperti saya bilang dalam Declaration Human Rights juga diberikan sewenangnya kepada pemerintah Indonesia, wong dia melakukan kejahatan kok," ucap dia.
Lihat videonya mulai menit ke-6:00:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)