Breaking News:

Banjir di Jakarta

Pengamat Tata Kota Sebut Klaim Anies Baswedan soal Banjir Salah: Kita Enggak Ngerti, Belum Belajar

Pengamat Tata Kota, Professor Manlian Ronald Simanjuntak menyebut klaim Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal penanganan banjir salah.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
Kolase (youtube Kompastv) dan (youtube Talk Show tvOne)
Pakar Tata Kota Prof. Manlian Ronald Simanjuntak (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan). 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Tata Kota, Professor Manlian Ronald Simanjuntak menyebut klaim Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal penanganan banjir salah.

Manlian Ronald menilai, banjir yang terjadi pada tahun ini merupakan banjir terbesar.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show Tv One pada Senin (10/2/2020), Manlian Ronald menilai banjir cukup besar karena berdampak ke banyak wilayah.

Azas Tigor Nilai Anies Baswedan yang Politisasi Masalah Banjir, Minta Jokowi Segera Bertindak: Kacau

"Jadi tahun 2020 ini, ini adalah di masa di mana Jakarta Indonesia mengalami banjir terbesar di eranya."

"Bagaimana tidak, 1 Januari loh sampai Halim dan sekitarnya dan ini serentak," kata Manlian Ronald.

Sehingga, ia menilai klaim Anies Baswedan soal pengatasan banjir di Jakarta sudah maksimal itu salah.

Menurutnya, pemerintah belum mengerti soal Jakarta secara baik.

"Masalah banjir di Jakarta apa yang sudah disampaikan oleh Bapak Gubernur sudah maksimal menurut saya bukan sudah maksimal, bukan komprehensif."

"Karena penanganan banjir di Jakarta ini, ini mungkin kita belum mengenal Jakarta, Jakarta bukan kota metropolitan, Jakarta itu kawasan strategis nasional," katanya.

Azas Tigor Nilai Kemampuan Anies Baswedan Atasi Banjir Sudah Stuck: Dia Selalu Salahkan Orang Lain

Bahkan, Manlian Ronald mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak belajar dari kesalahan masa lalu.

"Nah kalau kita mengerti berarti ini kawasan yang sangat luar biasa strategis sehingga dampak banjir itu sudah terjadi."

"Banjir ini bukan akan terjadi lagi, ini kita enggak mengerti gitu, kita belum belajar dari beberapa tahun yang lalu," lanjutnya.

Menurutnya, banyak pembangunan cepat dilakukan tapi tidak memperhitungkan resiko daerah resapan air yang makin berkurang.

"Kenapa pembangunan yang begitu cepat, begitu serempak dan seterusnya."

"Yang permasalahan penting adalah perbatasan Jakarta, setiap ada pembangunan konstruksi baik gedung, jalanan, maka bertambah lah resiko dampak terhadap banjir itu perlu kita mengerti," kritiknya.

Manlian Ronald mengatakan, tidak cukup hanya Pemprov DKI Jakarta yang mengatasi banjir.

Diperlukan koordinasi dengan pihak lain seperti Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi lain.

Anies Baswedan Ungkap Alasan Jakarta Kembali Dilanda Banjir, Mulai Curah Hujan hingga Singgung Bogor

Koordinasi seharusnya dilakukan sebelum bencana terjadi.

Sehingga, saat banjir melanda semua sudah bergerak.

"Jadi penanganan banjir ini tidak hanya Pemda Jakarta sendiri, saya pikir perlu dengan pihak-pihak lain, nah bahasa saya, belum cair penanganan kita."

"Menunggulah dari kawasan, belum ada instruksi gitu loh, ini kan bencana, tidak ada koordinasi, koordinasi dilakukan sebelumnya itu pengertian saya. Jadi waktu banjir harus sudah bergerak," ungkap Manlian Ronald

Lihat videonya mulai menit ke-7:25:

Azas Tigor Nilai Anies Baswedan yang Politisasi Banjir

Ketua Forum Warga Kota Jakarta, Azas Tigor Nainggolan menilai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan lah yang telah mempolitisasi masalah banjir.

Azies Tigor mengatakan, seharusnya Anies Baswedan juga tidak perlu menunggu perintah dari Pemerintah Pusat dalam mengorganisasi kota hingga tak terjadi banjir.

"Dia selalu menyalahkan orang lain, akan hulu menyalahkan pemerintah pusat seperti gitu lo," kata Azas Tigor dikutip dari channel YouTube Talk Show tvOne pada Senin (10/2/2020).

 Azas Tigor Nilai Kemampuan Anies Baswedan Atasi Banjir Sudah Stuck: Dia Selalu Salahkan Orang Lain

"Seharusnya dia kan penguasa kota ya, pemimpin di DKI Jakarta ini seharusnya punya inisiatif ya mengorganize semua potensi yang ada. Nggak perlu (nunggu perintah pemerintah pusat)," katanya.

Lantas, ia mencontohkan bagaimana Lurah di Kelurahan Menteng di mana tempat rumah dinas gubernur berada bisa bertanggung jawab dengan yang terjadi di wilayahnya.

Sehingga, tidak menggantungkan gubernur tinggal di daerah tersebut.

Hal itu seperti Pemerintah Pusat yang tinggal di DKI Jakarta.

"Oh enggak dia gini, walaupun misalnya dia tinggalnya di daerah Menteng rumah dinasnya, penguasa wilayahnya bukan gubernurnya, tapi lurahnya gitu lo, gitu logikanya," kritik Azas Tigor.

"Jadi enggak harus nunggu lurahnya komando dari gubernurnya."

Sehingga, ia berkesimpulan bahwa Anieslah yang selama ini mempolitisasi masalah banjir tersebut.

"Pemerintah pusat kan warganya Jakarta bagian dari Kota Jakarta justru gubernur ini yang mempolitisir, mempolitisasi kacau ini," lanjut dia.

 Anies Baswedan Ungkap Alasan Jakarta Kembali Dilanda Banjir, Mulai Curah Hujan hingga Singgung Bogor

Selain menyalahkan Pemerintah Pusat, Anies juga disebut sering menyalahkan hulu sungai yang berada di Bogor.

Lalu ia mencontohkan ada perkataan Anies yang salah mengenai banjir.

Anies sampat mengatakan ada banjir kiriman padahal di Bogor tidak terjadi hujan.

"Nah kedua dia juga salahkan hulu, saya dari Bogor kemarin ya dari kemarin sore itu enggak ada hujan tapi Jakarta banjir kan," ungkap dia.

Sehingga, ia meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengevaluasi kinerja Anies Baswedan.

"Tidak selalu (banjir kiriman), klaim dia selalu hulu, hulu nah itu saya pikir dia sebagai Gubernur Jakarta ya sudah stuck seperti ini dan saya berharap ini harus dievaluasi menurut saya."

"Presiden harus mengevaluasi kinerja Gubernur DKI Jakarta kan itu ada otoritas untuk presiden juga mengevaluasi," kata Azas Tigor.

 Jakarta Kembali Banjir, Azas Tigor Nainggolan: Anies Baswedan Tak Bisa Kerja Pimpin Anak Buah

Lalu, Azas Tigor mengatakan bahwa sistem penanggulangan banjir tidak jalan.

"Nah jadi karena dilihat kan dari 17 Desember sampai sekarang situasi kalau terjadi banjir Jakarta semua early warning system enggak jalan, emergensy response enggak jalan, ini bahaya loh kota sebesar ini," kata dia.

Seharusnya, Anies bisa memetakan daerah mana saja yang menjadi langganan banjir sehingga harus menjadi perhatian.

"Seharusnya dia sudah mapping nih potensi banjir akan di mana, dia siapkan betul gitu loh ini kan enggak ada," ungkapnya.

Lalu, ia mencontohkan daerah Kelapa Gading yang sering menjadi langganan banjir namun tak ada perubahan lebih baik demi mencegah banjir.

"Dan selalu kejadiannya misalnya Kelapa Gading terus saja setiap hujan seperti itu kebanjiran tanpa ada persiapan kan begitu, tanpa ada solusi warganya bisa menyelematkan diri atau evakuasi, aparaturnya seperti apa, informasinya bagaimana, itu sama kondisi buruknya," jelasnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Anies BaswedanDKI JakartaManlian Ronald Simanjuntak
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved