Pemulangan WNI Eks ISIS
Alasan PKS Minta Pemerintah Pulangkan WNI Eks ISIS, dari Kemanusiaan hingga Politis
Berikut adalah beberapa alasan yang diajukan oleh kader PKS dalam meminta pemerintah memulangkan WNI bekas anggota teroris ISIS
Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Wacana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) bekas anggota kelompok teroris ISIS ramai menjadi sorotan publik.
Berbagai pro dan kontra muncul dalam perbincangan pemulangan mereka dari Timur Tengah kembali ke Indonesia.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang kini menjadi oposisi pemerintah adalah salah satu pihak yang bersedia dan menyarankan pemerintah untuk memulangkan WNI eks ISIS kembali ke Indonesia.
Berikut adalah beberapa alasan PKS setuju dengan wacana pemulangan WNI eks ISIS.
1. Samakan WNI Eks ISIS dengan WNI di Wuhan
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera menyamakan wacana pemulangan WNI Eks ISIS dengan penjemputan WNI dari Wuhan, China akibat Virus Corona.
Dikutip dari Talk Show Tv One pada Sabtu (8/2/2020), Mardani Ali Sera mengatakan, masalah kepulangan WNI eks ISIS tak jauh berbeda dengan WNI di Wuhan.
Mardani Ali Sera menilai, pemerintah sudah tepat memulangkan para WNI dari Wuhan meski mendapat penolakan dari warga Natuna.

• Pengamat Terorisme Tantang Mardani Ali Debat dengan Panglima ISIS Aman Abdurrahman: PKS Perlu Turun
"Saya melihatnya begini, kemarin ada sedikit cerita saudara kita di Natuna protes terhadap teman-teman yang pulang dalam tanda kutip dari Wuhan."
"Padahal pemerintah, negara dalam hal ini hadir saya apresiasi sekali gitu," kata Mardani.
Menurutnya, WNI Eks ISIS harus mendapat perlakuan yang sama agar derajat Indonesia bisa naik.
"Dan mestinya sama, mereka yang korban di sana juga kalau kita bisa selesaikan derajat peradaban masyarakat Indonesia kita naik," ucapnya.
Ia menilai, WNI yang tidak terurus itu ditakutkan akan menjadi masalah di negara lain.
• Mantan Ekstrimis Tolak Kepulangan WNI Eks ISIS ke Indonesia: Mereka Orang-orang Tak Bisa Dipercaya
"Karena ada masalah jangan kita avoiding (menghindar), ini ndak bukan urusan kita."