Breaking News:

Pemulangan WNI Eks ISIS

Bantah Rencanakan Pemulangan WNI Eks ISIS, BNPT: Mengaku sebagai WNI, Kita juga Enggak Tahu Ini

BNPT membantah sedang merencanakan kepulangan WNI eks ISIS, hal tersebut lantaran minimnya bukti yang dapat menunjukkan apakah mereka benar WNI

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube KOMPASTV
Suhardi dalam jumpa pers di Gedung BUMN, Jakarta, Jumat (7/2/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Wacana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) eks ISIS belakangan ini santer terdengar dan menimbulkan reaksi pro dan kontra dari berbagai pihak.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meluruskan isu tersebut.

BNPT tegas membantah sedang merencanakan kepulangan WNI bekas anggota ISIS.

Mantan Ekstremis Tolak Kepulangan WNI Eks ISIS: Mereka Orang-orang yang Tak Bisa Dipercaya

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Kompastv, Jumat (7/2/2020), mulanya Kepala BNPT Suhardi Alius mengatakan perihal informasi bekas-bekas anggota ISIS ia dapatkan dari forum internasional yang anggotanya merupakan badan intelijen dari berbagai negara di dunia.

"Ada sekian puluh ribu di tiga camp, di Syria itu yang ada antara fighters (kombatan) dengan keluarganya, mayoritas perempuan dan anak-anak," jelas Suhardi.

Ia kemudian mengatakan dirinya mendapat informasi ada yang mengaku sebagai WNI.

Namun info tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya sebab tidak ada bukti kuat yang menunjukkan identitas mereka sebagai WNI.

Suhardi juga sempat menerima informasi dari jurnalis soal adanya WNI eks ISIS, namun tidak ada bukti yang mendukung hal tersebut.

"Sekarang diinformasikan ada yang mengaku sebagai WNI, kita juga enggak tahu ini," katanya.

Suhardi menjelaskan bahwa hingga kini pemerintah Indonesia tidak bisa memiliki akses langsung untuk pergi ke tempat-tempat pengungsian bekas anggota ISIS.

Hal yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mendapatkan informasi dari tempat pengungsian adalah bekerja sama dengan badan intelijen Timur Tengah dan organisasi Palang Merah Internasional yang memilki akses langsung ke tempat pengungsian.

"Kita enggak punya akses," ujar Suhardi.

Kemudian Suhardi memaparkan jumlah WNI eks ISIS yang ada di tempat pengungsian.

"Jumlah yang kita dapat itu 600 lebih kurang lebih," terangnya.

"Itu pun kita verifikasi dulu, kebanyakan perempuan sama anak-anak," lanjut Suhardi.

Wacana Pemulangan Anak-anak dan Perempuan WNI Eks ISIS, Pengamat: Tapi Pola Pikir Mereka Sudah Kejam

Singgung Info dari BBC

Suhardi turut menyinggung informasi dari BBC.

Beberapa hari yang lalu, BBC sempat mengunggah hasil investigasi mereka di kamp pengungsian tentang adanya WNI bekas anggota ISIS yang kini tak bisa kembali ke Indonesia.

Pada hasil investigasi tersebut, ditampilkan seorang anak perempuan dan ayahnya yang mengaku sebagai WNI.

Suhardi mengatakan pihaknya masih menelusuri lebih lanjut informasi yang dikumpulkan oleh BBC.

Tidak gampang percaya, Suhardi menegaskan butuh bukti jelas yang dapat menunjukkan bahwa mereka memang WNI.

"Itu kan pengakuan mereka-mereka saja orang Indonesia," katanya.

"Kita perlu identifikasi," tambah Suhardi.

"Dan kami selalu berkomunikasi dengan perwakilan kita di luar negeri," tandasnya.

Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:

WNI Eks ISIS Menyesal dan Ingin Pulang

Ayah dan anak Warga Negara Indonesia (WNI) yang bergabung dengan organisasi teroris ISIS menceritakan kisah pahit mereka yang kini tak bisa pulang ke tanah air.

Nada Fedulla seorang anak anggota ISIS asal Indonesia mengatakan dirinya sangat ingin kembali pulang ke tanah air karena sudah tidak kuat berada di kamp pengungsi eks-ISIS di Suriah.

Dikutip TribunWow.com dari unggahan akun Twitter BBC News Indonesia, @BBCIndonesia, akun tersebut mengunggah sebuah video yang menampilkan pengakuan dua orang WNI eks-ISIS setelah bergabung dengan organisasi teroris tersebut dan kini tak bisa kembali ke Indonesia.

WNI eks-ISIS, di video unggahan akun twitter/@BBCIndonesia, Rabu (5/2/2020)
WNI eks-ISIS, di video unggahan akun twitter/@BBCIndonesia, Rabu (5/2/2020) (twitter/@BBCIndonesia)

 

 Soal Polemik Pemulangan 600 WNI dari ISIS, Mahfud MD Khawatirkan Ada Virus Baru yang Terbawa

Mulanya Nada, anak seorang anggota eks-ISIS asal Indonesia tidak menyadari bahwa ayahnya akan membawanya ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

"Sebelumnya saya tidak tahu Ayah akan membawa kami ke sini," jelasnya.

Nada mengatakan ketika masih di Indonesia, dirinya sempat memiliki cita-cita untuk menjadi dokter dan merupakan pribadi yang senang belajar.

"Saat masih bersekolah, saya bercita-cita menjadi dokter, dan saya sangat senang belajar," ujarnya.

Setelah masuk dan hidup di lingkungan ISIS, Nada mengatakan dirinya kadang melihat kebrutalan tentara ISIS yang membantai orang di depan publik agar dapat dilihat oleh seluruh anggotanya.

"Ketika saya pergi berbelanja dengan keluarga, kadang-kadang saya melihat mereka membantai orang-orang," papar Nada.

Nada mengakui dirinya sudah pernah melihat kesadisan dan kebrutalan yang dilakukan oleh anggota ISIS.

"Kepala dan mayat-mayat," terangnya.

Ia lanjut bercerita bagaimana perasaannya terhadap ayahnya yang membawanya ke Suriah, sehingga kini dirinya harus merelakan cita-citanya menjadi dokter.

Nada mengakui dirinya sudah memaafkan ayahnya dan memaklumi kesalahan yang dibuat oleh ayahnya.

"Ya karena dia juga manusia," jelasnya.

"Semua manusia melakukan kesalahan."

"Dia sudah meminta maaf kepada saya tentang apa yang ia lakukan," imbuhnya sembari menitikkan air mata.

Kolase capture video unggahan akun twitter/@BBCIndonesia, Rabu (5/2/2020)
Kolase capture video unggahan akun twitter/@BBCIndonesia, Rabu (5/2/2020) (twitter/@BBCIndonesia)

Ayah Nada, Aref Fedulla yang kini berada di penjara mengakui pergi ke Suriah bergabung dengan ISIS adalah kesalahan terbesar yang pernah ia buat.

"Ini adalah hal tergila dalam hidup saya, saya membawa seluruh keluarga saya ke Suriah," kata Aref.

"Anda membuat kesalahan dalam hidup, semua orang pernah berbuat salah dalam hidup."

"Dan ini adalah kesalahan terbesar yang pernah saya lakukan," tambahnya.

Aref tidak bisa menjawab apakah pemerintah Indonesia harus memulangkan dirinya kembali ke Indonesia.

Pemerintah Indonesia sendiri menurut Aref tidak ada yang pernah menemui dirinya maupun mencoba berkomunikasi.

"Tidak ada satu orang pun dari Indonesia yang mendatangi saya, dan berbicara pada saya, tidak ada satu orang pun," ujar Aref.

Di akhir video, Nada mengungkapkan besarnya keinginan dirinya untuk pulang ke tanah air dan memohon agar orang-orang dapat memaafkan kesalahan yang ia buat.

"Saya sangat lelah di sini, jadi kami akan sangat berterima kasih jika ada orang yang (memaafkan kami)," terang Nada. (TribunWow.com/Anung Malik)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Warga Negara Indonesia (WNI)ISISBadan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)Jokowi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved