Kabar Ibu Kota
Ralat Pernyataan soal Hanya Pindahkan 191 Pohon di Monas, Sekda Akui Pohon Telah Ditebang
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengakui ada 191 pohon besar yang terpaksa ditebang untuk proyek revitalisasi di sisi selatan Monas, Jakpus.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengakui ada 191 pohon besar yang terpaksa ditebang untuk proyek revitalisasi di sisi selatan Monas, Jakarta Pusat.
Ucapan Saefullah sekaligus meralat pernyataannya beberapa waktu lalu, bahwa DKI tidak menebang pohon, tapi hanya memindahkan 85 pohon ke sisi lain Monas.
“Ternyata saat kami rapatkan ada 191 pohon (yang ditebang)."
"Rumus penggantiannya satu pohon yang terkena wajib diganti tiga kali lipat,” ujar Saefullah, Selasa (4/2/202).
Saefullah mengatakan, berdasarkan aturan yang berlaku, satu pohon yang terkena proyek pemerintah wajib diganti dengan tiga pohon.
Berbeda bila proyek dikerjakan atas nama masyarakat, satu pohon yang ditebang harus diganti dengan 10 pohon baru.
• Dianggap Tak Punya Nyali karena Topik yang Diangkat di ILC, Karni Ilyas Beberkan Alasannya
Meski demikian, Saefullah mengamini tetap ada 85 pohon berukuran kecil dan sedang di sisi selatan yang dipindah petugas.
Rinciannya, 55 pohon dipindahkan ke sisi barat, dan sisanya 30 pohon ke sisi timur.
“Sekarang sedang dikerjakan per Hari Minggu (2/2/2020) sore sudah ada 300 lebih di kawasan Monas dan sekitarnya sebagai pohon pengganti."
"Jadi nebang pohon itu bukan pohon di surga, ini pohon di dunia, kalau ditebang harus diganti,” katanya.
Pada Jumat (24/1/2020) lalu, Saefullah sempat menjelaskan awalnya disebutkan pembangunan ini mengorbankan 190 pohon di sisi selatan.
Namun saat didata kembali, ada 85 pohon yang dipindahkan, bukan ditebang.
“Sekarang pohon itu kami tanam di sisi barat ada 55 pohon dan 30 pohon di sisi timur,” papar Saefullah saat itu.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengganti tiga kali lipat dari 191 pohon yang ditebang akibat proyek revitalisasi di sisi selatan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
Namun, hingga Senin (3/2/2020) petang, hanya ada delapan pohon baru yang ditanam Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (Citata) DKI Jakarta, selaku Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) yang menangani proyek tersebut.
“Untuk jenis pohon yang datang itu baru pohon pule."
"Tapi apakah semuanya jenis pule yang akan ditanam, saya belum mendapat informasinya,” kata Kepala Seksi Pelayanan Informasi UPK Monas pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Irfal Guci, Selasa (4/2/2020).
• Sekda DKI Beberkan Alasan Revitalisasi dan Penebangan Pohon di Monas: Agar Kayak Menara Eiffel
Irfal mengatakan, jenis 191 batang pohon yang ditebang itu beragam, misalnya pohon jati, mahoni, trembesi, sawit, dan beberapa jenis pohon berbuah lainnya.
Selain menebang pohon itu, pelaksana proyek juga memindahkan 85 pohon ukuran kecil ke sisi barat dan timur kawasan Monas.
Pohon-pohon itu dipindahkan karena ukurannya memungkinkan dengan panjang 1-2 meter dan diameter batang 15-20 sentimeter.
“Sementara pohon yang ditebang artinya tidak memungkinkan untuk dipindahkan karena besar (ukurannya) atau karena persoalan akar atau faktor lainnya. Seperti pohon sawit,” jelas Irfal.
Meski jumlah pohon yang ditebang diganti hingga tiga kali lipat, Irfal belum mengetahui lokasi pohon-pohon itu akan ditanam.
Tapi, dia memastikan lokasinya berada di dalam kawasan Monas.
“Penggantiannya kan tiga kali lipat dari 191 pohon, berarti masih ada jatahnya."
"Di mananya belum disepakati, dan kami belum tahu, tapi tetap di Monas,” ungkapnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta mengklaim ruang terbuka hijau (RTH) di Kawasan Medan Merdeka atau di sekitar Monumen Nasional (Monas), bakal lebih banyak ketimbang aturan yang dikeluarkan Presiden.
Rencananya, jumlah RTH di wilayah jantung kota DKI Jakarta itu mencapai 64 persen.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan, berdasarkan aturan sebelumnya, RTH di sana sekitar 53 persen.
Aturan yang dimaksud berupa Keputusan Presiden Nomor 25 tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka di Wilayah DKI Jakarta.
“Lalu turunan dari Keppres itu adalah Pergub DKI dan ruang terbukanya menjadi 56 persen."
"Tapi hasil sayembara bisa menjadi 64 persen jumlah RTH-nya,” ujar Saefullah di Balai Kota DKI, Kamis (30/1/2020).
Meski dimodifikasi dengan pembangunan plaza dan kolam sebesar lapangan sepak bola, Saefullah yakin proyeknya tidak menyalahi Keppres.
Dia berdalih, seluruh pintu di Kawasan Monas juga tidak dibongkar.
“Sayembara ini anggarannya melekat di UPK Monas."
"Jadi teman-teman di UPK Monas yang eksekusi proses sayembara dan itu sudah dilakukan,” jelasnya.
“Dalam proses sayembara ini, stakeholder yang terkait banyak sekali unsur-unsurnya."
"Itu dilibatkan oleh panitia sayembara. Salah satunya, yang dilibatkan adalah unsur dari Kementerian Sekretariat Negara,” bebernya.
Saefullah sebelumnya mengaku ada modifikasi dalam proyek revitalisasi Monumen Nasional (Monas), Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.
Namun, mantan Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat itu mengklaim proyeknya masih sesuai Keputusan Presiden 25/1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka di Wilayah DKI Jakarta.
“Modifikasinya ada amfiteater (plaza) dan di sini nanti ada semacam tempat duduk seperti tribun,” kata Saefullah, Rabu (29/1/2020).
Saefullah mengatakan, amfiteater nantinya dapat digunakan oleh pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat, bila ingin mengadakan kegiatan resmi seperti upacara.
Nantinya Monas dijadikan latar belakang saat upacara, sehingga bisa membangkitkan semangat patriot dalam menjalankan tugasnya melayani masyarakat.
“Saat ini kami hanya mengerjakan yang sisi selatan, yang lain tidak ada perubahan, dan desain sisi selatan sudah kami laporkan kepada Komisi Pengarah,” tutur Saefullah.
Saefullah juga menjelaskan alasan DKI ‘getol’ mengerjakan proyek revitalisasi Monas.
Kata dia, proyek tersebut harus diakselerasi pemerintah daerah agar dapat digunakan sesuai fungsinya.
“Karena ada rencana akselerasi makanya harus selesai, karena kami ngejar fungsinya biar dapat digunakan,” terangnya.
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta Heru Hermawanto menambahkan, pihaknya hanya menyiapkan Detail Engineering Design (DED) soal revitalisasi sisi selatan Monas.
Hal itu dilakukan karena mengukur kemampuannya dalam menggarap sisi selatan Monas.
“Yang DED untuk selatan saja, sementara yang lainnya nanti,” ujar Heru.
Direktur Utama PT Bahana Prima Nusantara Muhidin Shaleh mengatakan, selain membangun plaza, pihaknya juga akan membangun kolam air dengan luas seperti lapangan sepak bola.
“Nanti juga ada kolam air luasannya sekitar 97x40 meter, ya seperti lapangan sepak bola,” ujar Muhidin.
Menurut dia, nantinya di bawah air akan dipasangi lampu sorot warna-warni yang mengarah ke Tugu Monas.
Bahkan ,di setiap sisi kiri dan kanan kolam terdapat lampu untuk mempercantik lokasi bersejarah tersebut.
“Untuk progress pembangunannya sampai kemarin sudah hampir 90 persen,” ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul: Sempat Bilang Cuma Dipindahkan, Sekda DKI Akhirnya Akui 191 Pohon Besar di Monas Ditebang