Virus Corona
Beredar Isu Virus Corona Dapat Menjangkiti Hewan Peliharaan, WHO Membantah: Belum Ada Bukti
Merebaknya Virus Corona yang berasal dari Kota Wuhan, China membuat dunia internasional khawatir.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Merebaknya Virus Corona yang berasal dari Kota Wuhan, China membuat dunia internasional khawatir.
Pasalnya, sampai Kamis (30/1/2020) tercatat 170 orang meninggal dunia dan hampir 8.000 kasus infeksi Virus Corona terjadi.
Kekhawatiran itu juga muncul dari para pemilik hewan peliharaan rumahan, seperti anjing dan kucing.
• Mahasiswa Indonesia di Wuhan Jelaskan soal Virus Corona karena Makan Hewan Liar: Itu Masih Dugaan
Dilansir TribunWow.com, epidemiolog dan anggota tim penganganan Virus Corona, Li Lanjuan, meminta pemilik hewan mulai memperhatikan peliharaannya.
"Apabila hewan mamalia terpapar virus tersebut atau bersentuhan dengan pasien Virus Corona, si pemilik harus mengawasi peliharaannya," kata Li Lanjuan, dikutip dari wawancara dengan CCTV yang dimuat di South China Morning Post, Kamis (30/1/2020).
Li menyebutkan virus tersebut dapat berpindah antarmakhluk mamalia.
"Virus ini dapat menular antarsesama mamalia, sehingga kita harus mengambil langkah pencegahan terhadap semua makhluk mamalia," jelas Li.
Li bahkan menyarankan agar hewan peliharaan sejenis anjing dan kucing turut diisolasi.
"Selain terhadap manusia, kita juga harus berhati-hati dengan jenis mamalia lain, terutama peliharaan," katanya.
Meskipun demikian, Li tidak menyebutkan apakah sudah ada kasus hewan peliharaan yang terinfeksi.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO) menyatakan belum ada bukti bahwa Virus Corona dapat menjangkiti hewan peliharaan.
Pernyataan itu disampaikan setelah muncul dugaan awal mula penyebaran virus adalah dari pasar hewan yang menjual daging ekstrem sebagai kuliner, seperti kelelawar dan ular.
Virus yang tadinya hidup di hewan tersebut diduga bermutasi sehingga dapat menjangkiti manusia.
Atas dugaan tersebut, WHO memberikan sejumlah tips untuk menghindari virus yang menyerang organ pernapasan itu.
Dikutip dari laman resmi who.int, WHO memang menyarankan agar menghindari pasar hewan, terutama pasar basah.
"Sebagai tindak pencegahan, siapapun yang mengunjungi pasar hewan hidup, pasar basah, atau pasar yang menjual produk hewani, harus memastikan kebersihan diri," tulis pemberitaan resmi di situs tersebut.
Cara yang disarankan untuk menjaga kebersihan itu termasuk mencuci tangan dengan sabun setelah menyentuh hewan dan produk hewani, menghindari menyentuh area hidung, mulut, dan mata, serta menghindari kontak langsung dengan hewan yang sakit.
WHO juga menyarankan untuk menghindari bersentuhan dengan hewan secara langsung.
"Kontak langsung dengan hewan lain yang mungkin ada di pasar tersebut (seperti kucing dan anjing liar, tikur got, burung, kelelawar) harus dihindari," tegas WHO.
• Isu Virus Corona Bocor dari Laboratorium Senjata Biologis, Mahasiswa Indonesia di Wuhan Ungkap Ini
Selain itu, WHO mengimbau agar produk hewani dimasak sampai betul-betul matang.
"Konsumsi produk hewani dalam kondisi mentah atau kurang matang harus dihindari. Daging mentah, susu, atau jeroan harus ditangani secara baik, untuk menghindari kontaminasi silang dengan bahan mentah lainnya," lanjut pemberitaan tersebut.
WHO menegaskan sampai saat ini belum ada bukti bahwa virus yang diberi kode 2019-nCoV itu berdampak pula pada hewan.
Meskipun demikian, WHO memberikan sejumlah rekomendasi untuk mencegah penyebaran Virus Corona.
"Hewan yang sakit tidak boleh disembelih untuk konsumsi manusia, hewan yang sudah mati harus dikubur atau dimusnahkan," jelas WHO.
"Sentuhan langsung dengan cairan tubuh mereka (seperti darah) harus dihindari, terutama tanpa pakaian pelindung," lanjut pemberitaan itu.
Selain itu, WHO juga mengimbau agar dokter hewan berhati-hati dalam menangani hewan.
"Dokter hewan harus tetap menjaga kewaspadaan dan melapor kepada otoritas apabila ada indikasi muncul ketidakwajaran pada hewan jenis apapun," jelasnya.
• Mahasiswa Indonesia Ungkap Kondisi Terkini WNI di Wuhan, Sebut Kota Mati dan Situasi Menyeramkan
Desak WHO Segera Tetapkan Status Darurat
Mantan Penasihat Regional untuk Pengawasan dan Tanggapan Penyakit Menular WHO, Hitoshi Oshitani, mengungkapkan pendapatnya tentang wabah Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Hitoshi menyebutkan ada potensi penyebaran Virus Corona dapat menjadi epidemi global.
Ia mendesak agar WHO segera menetapka status darurat untuk kasus tersebut.
Sebelumnya diketahui WHO belum menyatakan kasus Virus Corona berstatus darurat.
"Saya pikir WHO sudah harus menyatakan status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Dunia (Public Health Emergency of Concern atau PHEIC)," kata Hitoshi, dikutip dari South China Morning Post, Kamis (30/1/2020).
"Mereka seharusnya sudah menyatakan status PHEIC berdasarkan tingkat penyebaran (virus) di dunia," lanjut Hitoshi.
Ia menyebutkan ada potensi besar virus dapat menyebar ke berbagai belahan dunia.
"Sudah ada resiko yang signifikan virus akan menyebar ke seluruh dunia sejak seminggu yang lalu," kata Hitoshi, yang kini tergabung dalam Departemen Virologi di Universitas Tohoku Program Master Kedokteran di Jepang.
• Kondisi Mahasiswa Indonesia di Wuhan, Tunjukkan Stok Logistik dan Sampaikan Keinginan untuk Pulang
Hitoshi menyebutkan kontrol penyebaran Virus Corona lebih sulit daripada wabah virus SARS yang mematikan pada 2003.
Hal itu disebabkan virus dapat menular bahkan sejak dalam masa inkubasi di tubuh.
"Jika demikian, isolasi secara ketat tidak cukup untuk menangkal virus," tegas Hitoshi.
Selain itu, Hitoshi menyebutkan langkah penanganan yang dilakukan Pemerintah China belum cukup.
"Sepertinya mereka melakukan tindakan seperti yang dilakukan pada wabah SARS, yang tidak cukup untuk mencegah virus ini," katanya.
"Mungkin pada saat mereka menyadari perbedaan kedua virus, sudah terlalu banyak kasus yang terjadi akibat tidak terdeteksinya gejala awal (terjangkit virus)," papar Hitoshi. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)