Virus Corona
Akibat Mewabahnya Virus Corona, Berikut Event Besar Perayaan Imlek di China yang Dibatalkan
Akibat mewabahnya virus corona di China, khususnya di Kota Wuhan Provinsi Hubei, membuat beberapa event besar internasional terpaksa harus dibatalkan.
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Akibat mewabahnya virus corona di China, khususnya di Kota Wuhan Provinsi Hubei, membuat beberapa event besar internasional terpaksa harus dibatalkan.
Proses penyebaran yang cepat membuat banyak warga China tentu merasa ketakutan terjangkit virus corona.
Mengingat total saat ini korban yang meninggal dunia akibat Virus Corona, di China mencapai 41 orang.
• 15 Mahasiswa Asal Aceh Terisolasi di Asrama karena Virus Corona, Kepala Dinas Sosial Lakukan Hal Ini
Dikutip TribunWow.com dari BBC Indonesia, sedangkan untuk penyebaran Virus Corona sudah mencapai lebih dari 1.200 kasus di 29 provinsi di China.
Bahkan Provinsi Hubei yang beribu kota Wuhan adalah wilayah awal penyebaran virus corona harus diisolasi.
Hal tersebut dilakukan demi langkah pemerintah China memberikan penanganan penyebaran virus corona.
Sejumlah perjalanan baik lewat darat maupun udara menuju Hubei telah dibatalkan.
Kendaraan pribadi yang melintas di dalam Provinsi Hubei juga dibatasi.
Hingga saat ini dilaporkan penyebaran Virus Corona sudah mencapai Hong Kong, Makau, Taiwan, dan delapan negara lainnya.
Selain itu otoritas di berbagai tempat juga telah membatalkan berbagai macam perayaan terpenting di kalender China.
Berikut beberapa perayaan yang gagal digelar akibat virus corona:
- Penutupan Forbidden City, kompleks istana di Beijing
- Pembatalan pameran kuil tradisional di Beijing
- Pembatalan karnaval internasional di Hong Kong
- Pembatalan turnamen sepak bola di Hong Kong
- Pembatalan perayaan imlek di Macau

• Apakah Orang yang Terjangkit Virus Corona Bisa Disembuhkan? Ini Jawaban Dokter Spesialis Paru
Tanggapan Hong Kong
Asosiasi Penyintas Sars di Hongkong mendorong Pemerintah China tidak melakukan kesalahan yang sama seperti saat virus SARS merebak 17 tahun lalu.
Diketahui virus corona yang berasal dari Wuhan mirip dengan virus SARS, yakni sama-sama menjangkiti organ pernapasan dan menimbulkan gejala serupa pneumonia.
Kelompok asosiasi tersebut kemudian meminta agar larangan memasuki wilayah Hong Kong diterapkan bagi warga China daratan.
Sampai Jumat (24/1/2020), dilaporkan lima pasien positif terjangkit virus corona.
Kepala Asosiasi, Alex Lam Chi-yau, menegaskan pemerintah harus belajar dari pengalaman wabah SARS pada 2003.
"Saya kecewa dengan tindakan pencegahan yang dilakukan pemerintah. Beberapa kebijakan menunjukkan perhatian yang minim terhadap penyebaran virus, terutama dengan formulir pernyataan sehat yang diisi penumpang kereta api dari Wuhan," kata Alex Lam, dikutip dari South China Morning Post, Jumat (25/1/2020).
Alex Lam menyebutkan dampak wabah SARS bagi kondisi psikologis masyarakat yang trauma.
"Wabah SARS menjadi kenangan buruk bagi kami. Pemerintah seharusnya tidak melupakan kejadian itu. Sekarang tampaknya lebih dipentingkan kunjungan wisatawan daripada kepentingan masyarakat Hong Kong," lanjut Alex Lam.
Alex Lam menyayangkan keputusan pemerintah yang menolak larangan kunjungan dari masyarakat Wuhan meskipun potensi penyebaran virus sangat tinggi.
• Kondisi Terkini di Wuhan China setelah Kota Tersebut Ditutup karena Wabah Virus Corona
Tak Selalu Tunjukkan Gejala
Penelitian terbaru dari tim medis China menyebutkan tidak semua pasien yang terjangkit menunjukkan gejala-gejala yang telah ditetapkan.
Tanpa pengamatan intensif, pasien terjangkit dapat didiagnosia menderita pneumonia ringan.
Dikutip dari South China Morning Post, Dokter Spesialis Menyakit Menular Yuen Kwok-yung menyebutkan dalam penelitiannya terhadap keluarga beranggotakan tujuh orang, enam orang didiagnosa terjangkit virus corona.
Dalam penelitian tersebut, salah seorang anggota keluarga, yakni anak berusia 10 tahun, tidak menunjukkan gejala virus.
Meskipun demikian, dalam hasil pemindaian CAT, ditemukan paru-paru anak tersebut menunjukkan kelainan yang mirip dengan pneumonia.
"Berdasarkan penelitian tersebut, sangat penting untuk mengisolasi pasien, melacak, dan mengkarantina kontak langsung sedini mungkin karena gejala virus mungkin tidak muncul sedari awal," kata Yuen dalam laporan penelitiannya.
Dalam penelitian terhadap keluarga lain dengan rentang waktu yang sama, Yuen menemukan kasus serupa yang menyerang anak berusia tujuh tahun.
Padahal, anak tersebut diketahui mengenakan masker sepanjang waktu dalam kunjungan bersama keluarganya ke Wuhan.
(TribunWow.com/Khistian TR/Brigitta)