Kabar Tokoh
Sempat Ragu Terjun di Dunia Politik, Ketua Umum PSI Grace Natalie Ungkap Alasan yang Buatnya Minder
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengaku awalnya sempat ragu terjun di dunia politik.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie mengaku awalnya sempat ragu terjun di dunia politik.
Pasalnya, latar belakang etnis Grace sebagai orang Tionghoa membuatnya minder.
Ia mengaku sering dirundung orang tak dikenal melalui media sosialnya karena latar belakang etnisnya tersebut.

• Sosok Tony Wen, Pria Keturunan Tionghoa Kepercayaan Soekarno, Pernah Lakukan Ini untuk Negara
"Yang paling sering di-bully dari dulu sampai sekarang, selalu ada tipikal bahwa yang penampakannya kayak gini harus kerjaannya apa," kata Grace Natalie, dalam tayangan Rosi di KompasTV, Kamis (23/1/2020).
Dalam acara tersebut, Grace mengungkapkan pengalamannya ketika bekerja sebagai wartawan bersama dengan Rosi.
Saat itu, ia langsung dilekatkan dengan stereotip etnis Tionghoa yang banyak berprofesi membuka usaha toko.
"Saya ingat waktu hari pertama saya kerja di stasiun TV yang sama dulu kita itu, hari pertama saya jadi wartawan, langsung ketemu wartawan lain yang bilang 'Ngapain kamu jadi wartawan? Kenapa enggak buka toko aja?'," kata Grace.
Grace menyebutkan terkadang ia menemukan komentar tidak mengenakkan yang masuk di akun media sosialnya.
"Kadang-kadang yang bikin kesel, udah kita jawabnya serius apalagi kalau ada data, terus dia bilang 'Ya udah, kalau enggak seneng, pulang aja ke negeri asalmu!'," katanya.
Mengenai sebutan Tionghoa dengan China, Grace menyebutkan sebetulnya tidak masalah disebut dengan keduanya.
Meskipun menurut beberapa pihak, Tionghoa dirasa lebih sopan untuk menyebut etnis tersebut.
"Memang buat umum, kata Tionghoa itu dirasa lebih halus," jelasnya.
"Mungkin karena di dulu-dulu penggunaan kata China itu konteksnya negatif. Lebih untuk ngatain, kali, ya," kata Grace.
• Virus Corona Sudah Masuk di Singapura saat Turis China Datang Berlibur
Setelahnya, Grace mengakui hal tersebut sempat membuatnya minder dalam berbagai situasi.
"Pertama ada ragunya. Apa yang spek-nya kayak gini cocok, nih, masuk politik?" kata Grace.
Grace menyebutkan dari sekian banyak hinaan yang dilontarkan melalui media sosialnya, intinya adalah ia dianggap bukan orang Indonesia asli.
"Warding-nya bisa beda-beda, tapi intinya bukan orang Indonesia," tegasnya.
Menurut Grace, stereotipe tersebut kurang tepat karena ia mengaku tidak terlalu menguasai identitas etnisnya, seperti kemampuan berbahasa Mandarin.
"Padahal bahasa Mandarin aja enggak bisa," kata Grace sambil tertawa.
"Kalau saya pergi ke China, nih, mau belanja tetap sama kita pakai bahasa kalkulator," tambahnya.
Lihat videonya mulai dari menit 5:00:
• Laporan PSI soal Dugaan Korupsi Revitalisasi Monas Ditolak KPK, Ini Alasannya
Relawan Tes DNA
Grace menyebutkan pernah menjadi relawan untuk sampel tes DNA.
Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui asal-muasal DNA seseorang dan etnis yang terkandung di dalamnya.
"Dari hasil tes DNA itu memang mayoritas sekitar 70 persen sekian saya keturunan Asia," kata Grace.
"Terus kemudian ada 20 persenan disperse Asia yang merantau ke Amerika Utara, lalu ada sekian persen lagi India," lanjutnya.
Grace menyebutkan ada satu hasil tes DNA yang cukup membuatnya terkejut.
"Lalu yang bikin kaget, sih, ini, ada DNA Afghanistan," jelas Grace.
"Ada Afghanistan-nya, padahal tampilannya kayak gini 'kan," sambungnya.
• Usia Kandungan 6 Bulan, Sarwendah & Ruben Onsu Sibuk Cari Tanggal Lahir Hoki dari Hitungan Tionghoa
(TribunWow.com/Brigitta Winasis)