Terkini Nasional
Tokoh Masyarakat Tanjung Priok Ungkap Bahaya Pernyataan Yasonna Laoly: Punya Sejarah Trauma
Tokoh Masyarakat Tanjung Priok Rijal Kobar menjelaskan dampak dari perkataan Yasonna Laoly soal daerah Tanjung Priok lahirkan kriminalitas
Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Tokoh Masyarakat Tanjung Priok Rijal Kobar menjelaskan akibat dari perkataan Menteri Hukum dan Ham (Menkumham) Yasonna Laoly terkait pernyataannya soal daerah Tanjung Priok lahirkan kriminal.
Rijal mengatakan perkataan Yasonna akan menimbulkan stereotype bahwa warga Tanjung Priok adalah kriminal, sehingga nantinya akan berakibat susahnya mencari lapangan pekerjaan.
Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Talk Show tvOne, Kamis (23/1/2020), Rijal mengatakan stigma kriminal warga Tanjung Priok adalah hal yang akan menimbulkan dampak negatif.
"Stigma yang dibangun adalah kriminal, itu sangat berdampak pada persoalan-persoalan lapangan pekerjaan bagi mereka," kata Rijal.
"Misalnya bahwa kriminal warga Tanjung Priok."
• Herman Herry ke Yasonna Laoly soal Tanjung Priok: Hati-hati dengan Lidah
Rijal mengatakan nantinya akan banyak perusahaan yang tidak ingin menerima warga Tanjung Priok karena sudah terlanjur identik dengan kriminal.
"Coba bayangkan kalau ada seorang warga Tanjung Priok melamar pekerjaan, karena stigma yang dibangun oleh Menteri Hukum dan Ham (Menkumham)," kata Rijal.
Rijal kemudian mengungkit soal peristiwa kerusuhan yang pernah terjadi di wilayah Tanjung Priok pada tahun 1984.
Bermula dari situ Rijal menjelaskan warga Tanjung Priok mendapatkan stigma negatif dan kesulitan dalam memperoleh kerja dan beraktivitas layaknya warga biasa..
"Di era orde baru itu kalau KTP Tanjung Priok sangat sulit, karena peristiwa Tanjung Priok," ujarnya.
"Jadi punya sejarah trauma, pada saat peristiwa Tanjung Priok saat itu masyarakat Tanjung Priok, anda pintar entah dari ITB, UI tetap saja Tanjung Priok."
Rijal mengatakan stigma tersebut sebenarnya sudah hilang, namun berkat pernyataan Yasonna , predikat negatif dapat kembali muncul dan ditakutkan akan kembali menyebabkan diskriminasi terhadap warga Tanjung Priok.
"Stigma itu sudah hilang dan semua sudah berbaur, tapi kalau stigma ini terbangun oleh Menkumham itu sangat berbahaya," terangnya.
"Stigma itu kembali lagi ke era tahun 80an, waduh anak Priok kriminal nih," tambah Rijal.
Rijal tak setuju dengan pernyataan Yasonna soal wilayah Tanjung Priok disebut identik dengan kriminalitas, ia mengatakan di daerah tersebut juga terdapat banyak pengusaha, tokoh masrakat dan orang-orang sukses.
Sebelumnya diberitakan, Yasonna Laoly melontarkan sebuah pernyataan kontroversial saat menghadiri acara "Resolusi Pemasyarakatan 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS)" di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Pada pernyataan tersebut Yasonna menyebut Tanjung Priok adalah daerah yang melahirkan kriminal.
Ia kemudian membandingkan wilayah Tanjung Priok di Jakarta Utara dengan Menteng di Jakarta Pusat.
Kala itu Yasonna menyebut bahwa banyak tindakan kriminal terjadi di Tanjung Priok karena tingkat perekonomiannya yang miskin.
Sedangkan untuk di kawasan pemukiman Menteng, angka tindakan kriminal rendah karena wilayahnya yang makmur.
• Diprotes Warga karena Sebut Tanjung Priok Lahirkan Kriminal, Yasonna Laoly: Ada Hal yang Dipelintir
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-2.25:
Konferensi Pers Yasonna Laoly
Menteri Hukum dan Ham (Menkumham) Yasonna Laoly menggelar konferensi pers untuk meluruskan soal pernyataannya terkait Tanjung Priok.
Ia memaparkan beberapa poin yang menunjukkan bahwa dirinya tidak bermaksud untuk mendiskreditkan warga Tanjung Priok.
Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Kompastv, Rabu (22/1/2020), Yasonna juga mengatakan rencananya untuk bertemu warga Tanjung Priok.

• Jawaban Yasonna Laoly terkait Data Hubungan Kriminalitas dan Tanjung Priok: Google Aja Lah
Mulanya dalam konferensi pers tersebut, Yasonna menyampaikan rasa terima kasihnya kepada demonstran karena telah memperingatkannya terkait pernyataannya yang kontroversial.
"Untuk mencegah kesimpang siuran saya menyampaikan, pertama-tama saya menyampaikan terima kasih atas kehadiran teman-teman dalam konfernsi pers sore hari ini," kata Yasonna.
Politisi PDIP tersebut menegaskan apa yang disampaikannya tidak ada maksud untuk menjelek-jelekkan warga Tanjung Priok.
"Kedua saya menyampaikan juga terima kasih bahwa saya diingatkan oleh saudara-saudara saya warga Tanjung Priok, sekaligus ingin menjelaskan bahwa apa yang saya sampaikan saat acara Resolusi Pemasyarakatan 2020 di Lapas Narkotika Kelas II Jakarta, itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyinggung perasaan saudara-saudara di Tanjung Priok," papar Yasonna.
"Its not intended that way (tidak dimaksudkan seperti itu), karena di acara itu Pak Kepala BNN, Pak Kepala BNPT."
"Boleh ditanyakan sebenarnya apa yang disampaikan," jelasnya.
Ia kemudian menyampaikan permohonan maaf kepada warga Tanjung Priok.
"Ketiga, kemudian ternyata berkembang penafsiran yang berbeda di media massa dan publik luas, sehingga saudara-saudara saya yang ada di Tanjung Priok merasa tersinggung," ujar Yasonna.
"Maka saya menyampaikan permohonan maaf."
Yasonna kembali menekankan bahwa tidak ada maksud menjelekkan Tanjung Priok di balik pernyataannya tersebut.
"Akan tetapi sekali lagi saya sampaikan, saya sedikit pun tidak mempunyai maksud seperti itu," katanya.
"Saya berharap setelah konferensi pers ini kita dapat kembali menyatukan hati dan diri kita sebagai sesama anak bangsa untuk membangun bangsa ini, ketimbang kita mencari soal-soal (masalah -red)."
"Sehingga semua masyarakatnya bisa dapat dirugikan karena perdebatan-perdebatan yang justru memicu kerancuan-kerancuan yang tidak perlu," tambahnya.
• Cara Yasonna Laoly Buktikan Kaitan Kriminalitas dan Tanjung Priok: Kasih Saya 2 Bayi yang Baru Lahir
Rencana Bertemu Langsung Warga Tanjung Priok
Yasonna kemudian mengatakan rencananya untuk bertemu langsung dengan warga Tanjung Priok.
"Mudah-mudahan saya akan mencari waktu yang pas untuk nanti bisa dapat bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat di Tanjung Priok," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Yasonna Laoly melontarkan sebuah pernyataan kontroversial saat menghadiri acara "Resolusi
Pemasyarakatan 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS)" di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Pada pernyataan tersebut Yasonna menyebut Tanjung Priok adalah daerah yang melahirkan kriminal.
Ia kemudian membandingkan wilayah Tanjung Priok di Jakarta Utara dengan Menteng di Jakarta Pusat.
Kala itu Yasonna menyebut bahwa banyak tindakan kriminal terjadi di Tanjung Priok karena tingkat perekonomiannya yang miskin.
Sedangkan untuk di kawasan pemukiman Menteng, angka tindakan kriminal rendah karena wilayahnya yang makmur.
• Yasonna Laoly Ungkap Makna Pernyataan Kontroversial soal Tanjung Priok, Singgung Citra Narapidana
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-1.45:
(TribunWow.com/Anung Malik)