Viral Keraton Agung Sejagat
Hadir di ILC, Sudjiwo Tedjo Ngaku Enggan Tertawakan Kerajaan Baru: Saya Ketawa Lihat Demokrasi
Budayawan Sudjiwo Tedjo angkat bicara soal hadirnya kerajaan-kerajaan baru di Indonesia.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo angkat bicara soal hadirnya kerajaan-kerajaan baru di Indonesia.
Dilansir TribunWow.com, Sudjiwo Tedjo mengaku enggan menertawakan kehadiran kerajaan baru tersebut.
Menurutnya, sistem demokrasi di Indonesia juga sama lucunya dengan kerajaan-kerajaan baru itu.
Hal itu disampaikannya melalui tayangan Indonesia Lawyers Club, Selasa (21/1/2020).
• Sudjiwo Tedjo Kritik Acara ILC karena Bahas Kerajaan-kerajaan Baru, Karni Ilyas sampai Terdiam
• Sandiaga Uno Komentari Marak Kerajaan Fiktif: Lihat Tetangga Sukses, Akhirnya Ambil Jalan Pintas
Mulanya, Sudjiwo Tedjo menyinggung soal topik yang dibahas dalam acara yang dipimpin Presenter Karni Ilyas itu.
Ia menyebut, kasus Jiwasraya lebih penting dibahas dibandingkan dengan topik munculnya kerajaaan baru.
"Tapi bayangan saya seperti netizen, kenapa enggak bahas jiwasraya lagi, gitu loh," ucap Sudjiwo.
Mendengar pernyataan itu, Karni Ilyas lantas menyahut.
"Masa dua kali?," tanya Karni Ilyas.
"Tapi kan lebih penting," jawab Sudjiwo.
Lantas, Sudjiwo pun menyinggung soal keberadaan Karaton Agung Sejagat yang belum lama ini terbongkar.
Sudjiwo menyatakan, dirinya enggan menertawakan munculnya kerajaan tersebut.
"Sejak penemuan keraton, saya mendisiplinkan diri untuk tidak tertawa," ujar Sudjiwo.
"Bahkan ketika muncul berita di online."
Lebih lanjut, ia juga menyinggung soal sistem demokrasi di Indonesia.
Jika dirinya menjadi orang keraton, Sudjiwo mengaku justru akan menertawakan sistem demokrasi di Indonesia.
"Karena jangan-jangan saya jadi orang kerajaan mungkin saya ketawa lihat demokrasi," ucap Sudjiwo.
Lantas, ia mengaku cukup menyayangkan sejumlah narasumber dalam acara tersebut yang justru menertawakan kehadiran kerajaan baru tersebut.
"Kita boleh ketawa-ketawa, dengan agak saya sayangkan beberapa intelekual ketawa lihat sistem kerajaan," ucap Sudjiwo.
"Padahal kalau saya dalam posisi sistem kerajaan mungkin saya ketawa loh lihat sistem demokrasi."

• Sudjiwo Tedjo Kritik Para Narasumber ILC yang Tertawa Dengar Petinggi Sunda Empire: Saya Sayangkan
Sudjiwo melanjutkan, apa yang diatur dalam sistem demokrasi justru lebih tak masuk akal dibandingkan dengan sistem kerajaan.
"Gimana saya enggak ketawa? Wong kebenaran diukur dari benarnya orang banyak," ujarnya.
"Sangat enggak masuk akal, kebenaran itu ditentukan oleh para ahli."
Melanjutkan pernyatannya, Sudjiwo justru menyebut sistem demokrasi seperti mitos.
"Di dalam demokrasi kebenaran ditentukan oleh benarnya orang banyak," kata Sudjiwo.
"Itu sudah mitos, sama dengan keris, sama dengan dupa."
Tak hanya itu, Sudjiwo juga menyinggung soal sistem pemilihan umum yang diterapkan di negeri ini.
"Kita ketawa terhadap dupa kemenyan di dalam zaman kerajaan," kata dia.
"Tapi enggak ketawa di dalam sistem pemilihan umum."
Sudjiwo sekali lagi menegaskan bahwa sistem demokrasi tak masuk akal.
Hal itu disebabkan karena dalam sistem demokrasi, suara kaum terpelajar dan tak terpelajar dianggap sama.
"Bukan saya merendahkan tukang becak, petani, bagaimana suara tukang becak disamakan dengan profesor," ujar Sudjiwo.
"Enggak masuk akal."
Simak video berikut ini menit ke-1.29:
Pengakuan Koran Keraton Agung Sejagat
Pada kesempatan itu, Satu di antara Korban Keraton Agung Sejagat (KAS), Setyo Eko Pratolo mengungkap kesaksiannya terkait kerajaan baru tersebut.
Setyo Eko Pratolo mengaku menyesal pernah bergabung dengan Keraton Agung Sejagat.
Mulanya, pembawa acara Karni Ilyas meminta agar Eko mengenakan kembali seragam Keraton Agung Sejagat di depan para penonton.
Eko diminta demikian saat menunjukkan seragam itu di depan penonton maupun narasumber yang hadir, termasuk pada Budayawan Sudjiwo Tedjo yang berada di sampingnya.
• Bahas Kerajaan Baru, Sudjiwo Tedjo Singgung Ketua ILC, Karni Ilyas: Mana Tahu Beliau Dulu Miskin
Eko menolak permintaan Karni Ilyas lantaran merasa sudah memakai seragam itu sebelumnya.
"Mau dicoba dipakai enggak?," tanya Karni Ilyas.
"Gimana?," tanya Eko balik.
"Mau dicoba ndak dipakai?," ulang Karni Ilyas.
"Endak lah sudah, kemarin dua hari Bang Karni tanggal 10 sama tanggal 12," jawab Eko.
Kemudian, Eko membenarkan Karni Ilyas bahwa dirinya menyesal pernah bergabung dengan Keraton Agung Sejagat.
"Nah saya dengar, Pak Eko itu nyesal bener?," tanya Karni Ilyas.
"Bener Bang Karni," jawab Eko.
Kemudian, Eko menjelaskan dirinya sebenarnya sudah sempat memberikan seragam itu pada seorang bernama Pak Babin.
"Karena itu Pak Eko enggak mau pakai ini? Sudah nyesal," tanya Karni Ilyas.
"Ini kemarin sudah saya kasihan Pak Babin sebenarnya kok dikembalikan," jawab Eko.
• Saor Siagian dan Masinton Saling Bentak saat Bahas KPK di ILC, Irmanputra Siddin sampai Ikut Melerai
Namun Eko tidak menjawab siapa sosok Pak Babin itu.
Eko justru mengatakan bahwa Pak Babin itu tidak mau menerima seragam yang diberikannya.
Sehingga, kini mau tidak mau Eko harus menyimpan seragam itu kembali.
"Ke Pak Babin?," tanya Karni Ilyas.
"Dikembalikan lagi suruh nyimpan katanya ya sudah saya terima," ujar Eko.
"Dia mungkin belum mau jadi Letnan Jenderal," balas Karni Ilyas diikuti tawa penonton.
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Mariah Gipty)