Konflik RI dan China di Natuna
Bahas Dinasti Politik Jokowi, Sandiaga Uno Samakan Diri dengan Gibran dan Bobby: Bukan Siapa-siapa
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno ikut berkomentar soal Dinasti Politik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno ikut berkomentar soal dinasti politik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebagaimana diketahui, anak dari Jokowi Gibran Rakabuming Raka hingga adik ipar Sang Presiden, Wahyu Purwanto turut mendaftarkan diri maju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.
Tak hanya itu, menantu Jokowi, Bobby Nasution juga mendaftarkan diri di Pilkada Medan.
Sandiaga Uno mengatakan, hal itu sah-sah saja asal mereka benar-benar menjadi kepala daerah karena pilihan rakyat.
• Disinggung Jokowi Jadi Capres 2024, Sandiaga Uno Kini Disebut Miliki Peluang Lebih Besar dari Anies
Gibran maupun menantu Jokowi, Bobby Nasution memiliki enam bulan waktu kampanye untuk membuktikkan diri.
"Menurut saya jangan membukan kembali kotak pandora nepotisme."
"Tapi fokus pada apa yang bisa mereka berikan pada kota atau kabupaten nantinya," ujar Sandiaga.
Kemudian, Konsultan Politik, Sandrina Malakiano yang turut hadir bertanya dalam waktu enam bulan apa yang mereka bisa buktikkan bahwa mereka memang layak menjadi pemimpin daerah.
Sedangkan, banyak tokoh lain yang sudah memiliki pengalaman menjadi wakil rakyat sebelumnya.
"Apa yang bisa Anda lakukan dan buktikkan dalam jeda waktu enam bulan?."
"Banyak orang berada dalam partai politik yang mungkin telah melalui pada ranah di mana mereka menjadi wakil rakyat."
"Maka mereka sudah memupuk sejak kecil dan memudahkannya untuk berkembang," ungkap Sandrina.
• Sikapi Polemik Natuna, Sandiaga Uno Minta agar Lebih Tenang: Sudah Jadi Perbincangan Panas Dunia
"Anda akan mendapatkan ide dan wajah baru," sela presenter.
"Benar tapi apakah wajah baru tanpa kemampuan yang sebanding dengan catatan yang tidak pantas?," tanya Sandrina lagi.
Kemudian, Sandiaga menanggapi bahwa apa yang terjadi pada Gibran dan Bobby maupun keluarga Jokowi lainnya seperti apa yang dirasakannya.
Ia merupakan wajah baru dalam dunia politik saat maju Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Itu benar dulu saya juga melalui proses yang sama, saya bukan siapa-siapa dalam bidang politik," kata Sandiaga.
Saat mencalonkan diri, rakyat kemudian mencari tahu track record-nya.
Selain itu, Sandiaga mengatakan bahwa masyarakat nantinya juga bisa menilai melalui visi dan misi yang akan diberikan untuk memimpin Jakarta.
• Sebut Ekonomi Suram, Sandiaga Uno Yakin Bertumbuh karena Aturan Baru yang Kini Ditentang Para Buruh
"Maka saya mencalonkan diri dan mereka mencari tahu catatan bisnis saya."
Contohnya seperti kebijakan apa yang akan saya berikan pada kota Jakarta," jelas Sandiaga.
Sehingga, nantinya Gibran dan Bobby juga harus melakukan hal yang sama seperti dirinya.
"Maka Mas Gibran dan Bang Bobby harus melalui hal yang sama," ujar Sandiaga.
"Kita harus biarkan sistem demokrasi memilih yang terbaik dari mereka," tambahnya.
Lihat videonya mulai menit ke-6:25:
Sandiaga Uno Sebut Ekonomi Indonesia Suram
Pada kesempatan yang sama, Sandiaga menilai bahwa ekonomi di Indonesia saat ini cukup suram.
• Tanggapan Prabowo saat Sandiaga Uno Disebut Menang Pilpres 2024 oleh Jokowi: Bisa Saja
"Saya merasakan kecemasan sejak lama, merasakan kesuraman ekonomi kita," kata Sandiaga.
Meski demikian ada hal yang membuatnya tetap yakin bahwa ekonomi Indonesia akan terus tumbuh, yakni adanya Omnibus Law.
Omnibus Law atau dikenal undang-undang 'sapu jagat' adalah undang-undang yang didalamnya mencakup segala isu maupun topik.
"Saya mendapatkan pembahasan porto folio."
"Rasa optimis saya mulai tumbuh tentang perekonomian Indonesia. Dan ini karena perubahan yang dilakukan, yang utama Omnibus Law," jelas Sandiaga.
Kemudian, Sandiaga menjelaskan bahwa undang-undang Omnibus Law saat ini tengah dikaji oleh DPR.
Ia yakin, dengan Omnibus Law perekonomian di Indonesia menjadi lebih baik.
"Dalam hitungan hari akan diserahkan pada parlemen."
"Dan jika kita bisa menangkap peluang ini, kita akan mendapatkan perekonomian yang lebih baik di tahun 2020," jelas Sandiaga.
• Sandiaga Uno Merasa Kasihan dengan Menteri BUMN Erick Thohir: Apa yang Kita Prediksi Mulai Terjadi
Meski demikian, Omnibus Law ini banyak mendapat penolakan dari buruh.
Dikutip dari Kompas.com pada Selasa (21/1/2020), Buruh bahkan sudah menyuarakan penolakan dengan demo besar-besaran di Gedung DPR pada Senin (20/1/2020).
Ada enam alasan mengapa buruh tidak mau menerima undang-undang yang dinamakan Undang-undang Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja itu.
Hal itu diungkapkan oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Saiq Iqbal
Pertama, tidak adanya upah minimum lagi, namun diganti dengan upah per jam.
Kemudian, tunjangan PHK yang awalnya hingga 38 bulan kini hanya akan mendapat dalam rentang enam bukan.
Ketiga, adanya tolakan soal istilah fleksibilats pas kerja.
• Ungkit Kekalahan di Pilpres 2019, Sandiaga Uno Blak-blakan Ungkap Kesibukannya: Enggak Baperan Kan?
Istilah itu dianggap membuat tidak adanya kepastian kerja dan pengangkatan karyawan.
Keepat, undang-undang itu dikhawatirkan menghapus banyak syarat ketat tenaga kerja asing.
Lalu, akibat fleksibilitas kerja, dikhawatirkan menghilangnya jaminan sosial.
Terakhir, adanya wacana penghapusan sanksi bagi pengusaha yang tak memberikan hak-hak buruh.
Lihat videonya mulai menit ke 6:30:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)