Banjir di Jakarta
Dituding Relawan Anies Baswedan atas Dugaan Makar, Dewi Tanjung: Anda Belajar Hukum Dulu
Perdebatan terjadi antara Politikus PDIP, Dewi Tanjung dengan relawan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yakni Hamim.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Perdebatan terjadi antara Politikus PDIP, Dewi Tanjung dengan relawan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yakni Hamim.
Hal itu terjadi di acara Kompas Petang yang tayang di channel YouTube Kompas TV pada Rabu (15/1/2020).
Dewi Tanjung tidak terima bahwa aksi menuntut Anies Baswedan mundur adalah tindakan makar.
• Jakarta Diguyur Hujan, Ini Sejumlah Lokasi yang Kembali Terendam Banjir
Mulanya, Hamim menegaskan bahwa kelompoknya datang membela Anies Baswedan bukan karena dibayar.
Mereka tidak terima Anies dituntut mundur.
"Jadi yang pertama, masa kemarin itu murni relawan Pak Anies, jadi enggak ada yang dibayar kalau kita juga datang ke situ ikhlas sendiri," ujar Hamim
"Terus yang kedua Mbak Dewi ini aksinya kemarin untuk menurunkan Pak Gubernur makanya itu yang kami hadir, Bang Jafar itu akan mengawal," imbuhnya.
Lalu, Hamim menilai bahwa tindakan kelompok Dewi Tanjung yang ingin menurunkan Anies itu adalah tindakan makar.
"Jadi kalau Mbak Dewi bilang mau nurunin Pak Gubernur itu makar, kita duga itu makar," kata Hamim.
"Makarnya dari mana?" jawab Dewi Tanjung.
"Kita duga, patut diduga itu makar," balas Hamim.
• Sebut Anies Baswedan Tak Tumbang saat Dihujat, Haji Lulung Apresiasi Jokowi dan Ahok Tangani Banjir
Dewi Tanjung menegaskan bahwa makar adalah bahasa yang digunakan jika ada yang ingin menurunkan presiden.
"Makar itu bahasa untuk presiden, makar itu bahasa untuk presiden, sedangkan tidak ada pasal makar untuk kepala daerah," kata Dewi Tanjung.
"Jadi gini," kata Hamim belum selesai.
Akibatnya, Dewi Tanjung dengan keras meminta Hamim untuk belajar hukum lebih dahulu.
"Tidak ada pasal makar untuk kepala daerah, itu untuk presiden, Anda belajar lagi pasal dulu, Anda belajar hukum dulu baru bisa Anda mengatakan makar," ucap Dewi Tanjung.
"Makarnya dari mana, warga DKI Jakarta menyatakan keinginan dan kekecewaannya dan meminta Anies Baswedan mundur dari jabatannya," imbuhnya.
Akibatnya, presenter meminta agar Dewi Tanjung diam agar Hamim diberikan kesempatan bicara.
Sementara itu, Hamim sendiri kekeh menduga apa yang dilakukan Dewi Tanjung adalah tindakan makar.
"Kita dapat poinnya Bu Dewi kita beri kesempatan dulu," imbau presenter.
"Jadi Mbak Dewi patut duga ini kemarin aksinya makar, karena beritanya luar biasa," ungkap Hamim.
• Mardani Ali Sera Ungkap Hikmah di Balik Banjir Jakarta: Anies Bisa Banyak Belajar dari Masukan
Lihat videonya mulai menit ke-4:22:
Bela Anies Baswedan, Haji Lulung Apresiasi Jokowi dan Ahok
Politikus PAN, Abraham Lunggana alias Haji Lulung menanggapi gugatan kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan
Anies Baswedan digugat oleh Tim Advokasi Korban Banjir Jakarta lantaran dianggap tidak bisa menangani bencana itu dengan baik.
Mulanya, Haji Lulung memuji sikap Anies Baswedan dalam menanggapi kritikan.
• Tak Terima Anies Baswedan Digugat karena Banjir, Tim TGUPP Jakarta: Negeri Kita Ini Bermasalah
"Tapi sikap Anies luar biasa, saya dihujat tidak tumbang, saya dipuji tidak terbang," puji Haji Lulung dikutip dari kanal YouTube Kompas TV pada Jumat (17/1/2020).
Kemudian, ia mengkritik Tim Advokasi Korban Banjir Jakarta, Azas Tigor.
Ia mengkritik Azas Tigor mengapa tidak menuntut gubernur yang memimpin pada 2013 dan 2015.
Padahal banjir pada tahun tersebut terjadi hingga masuk istana.
"Persoalan hari ini kembali ini, Pak Tigor melakukan class action di tahun 2013, di tahun 2015 itu banjir sampai ke dalam istana, Pak Tigor berada di mana itu?," tanyanya.
Meski demikian, Haji Lulung tetap memberikan apresiasinya pada Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang sempat memimpin.
"Yang kedua, saya apresiasi di 2013, Pak Jokowi telah melakukan apa berbagai macam pencegahan banjir, ada banjir tapi yang meninggal itu cuma 40 orang."
"Nah, di tahun 2015 itu sudah Ahok, Basuki Tjahaja Purnama. Itu sudah sangat apresiasi kita, cuma lima korban walaupun air itu sampai ke istana," ungkap Haji Lulung.
Namun, ia lebih mengapresiasi kinerja Anies Baswedan.
Ia menyebut korban tewas dalam bencana banjir tahun ini empat orang.

• Bandingkan Era Jokowi, M Qodari Kritik Pemerintahan Anies Baswedan: Kotanya Cantik, Banjirnya Dalam
Selain itu, banjir parah itu disebut karena siklus alam seratus tahun sekali.
Kemudian, Azas Tigor membantah data yang didapat Haji Lulung.
"Tetapi faktanya hari ini, ini semua terjadi artinya siklus seratus tahun ini."
"Yang meninggal dunia itu cuma 4 orang, cuma orang hari ini yang meninggal dunia," kata Haji Lulung.
"Itu nyawa loh ya," sela presenter Rosi.
"Datanya salah," ujar Azas Tigor.
Haji Lulung kekeh bahwa data yang didapatnya itu benar.
Kemudian, ia mengatakan bahwa biarlah masyarakat yang menilai soal gugutan pada Anies.
"Oh enggak ini datanya benar nah makanya saya mendukung adinda dari Mahasiswa silahkan saja class action, tapi masyarakat sebagian telah menilai ini apa inih politik atau hukum," kata Haji Lulung.
Ia bertanya, jika gugatan itu murni mengapa mereka tidak mengguggat gubernur pada 2013 dan 2015.
• Pengamat Tata Kota Sebut Ada Kemungkinan Banjir Lebih Besar, Minta Jakarta dan Surabaya Siapkan Ini
"Ya politik kalau persoalan hukum ke mana 2015, ke mana 2013 ketika air ini masuk ke Istana?," tanyanya.
Menjawab pertanyaan Haji Lulung, Azas Tigor menegaskan bahwa ia menggugat berdasar dari permintaan korban banjir.
Selain itu, ia membantah bahwa selama ini hanya pernah menggugat Anies Baswedan.
"Pertama gini Pak Lulung dan Rosi, saya ini advokat hanya begerak ketika ada pengaduan dan ada pemberian kuasa itu satu."
"Kedua, 2002 saya menggugat Pak Lulung, banjir 2002 kenapa karena saat itu banyak warga yang mengadu pada saya inipun begitu," kata dia.
Azas Tigor menantang Haji Lulung untuk mencari data bahwa memang pernah menggugat gubernur-gubernur lain.
"Kalau ditanya, saya tidak pilih-pilih bisa di-surfing (dicari), saya semua gubernur di DKI Jakarta pernah saya gugat," tegas Azas Tigor.
(TribunWow.com/Mariah Gipty)