Breaking News:

Viral Keraton Agung Sejagat

Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat Ditangkap, Dibawa ke Polda hingga Tetangga Sebut Batu Raksasa

Polda Jawa Tengah menahan Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Totok Santosa dan Fanni Aminadia.

Editor: Lailatun Niqmah
Istimewa/Tribunnews.com
Totok, petinggi Kerajaan Agung Sejagat Purworejo menaiki kuda. 

TRIBUNWOW.COM - Polda Jawa Tengah menahan Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Totok Santosa dan Fanni Aminadia.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Komisaris Besar Polisi Iskandar F Sutisna membenarkan penahanan itu.

"Malam ini ditahan dan akan dibawa ke Polda Jawa Tengah," ujar Iskandar, Selasa (14/1/2020).

Viral Keraton Agung Sejagat Dipimpin Totok Santosa Hadiningrat, Klaim Penerus Medang Majapahit

Dari informasi yang dihimpun, penangkapan itu didasarkan atas keresahan masyarakat akibat kehadiran keraton di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Kabupaten Purworejo itu.

Santosa dan Aminadia dijerat UU Nomor 1/1946 tentang Peraturan Hukum Pidana serta pasal 378 KUHP tentang penipuan.

Sejumlah barang bukti disita, termasuk dokumen yang diduga dipalsukan pelaku.

Sebelumnya diberitakan, Keraton Agung Sejagat ini mulai dikenal publik, setelah mereka mengadakan Wilujengan dan Kirab Budaya, yang dilaksanakan dari Jumat (10/1/2020) hingga Minggu (12/1/2020).

Keraton Agung Sejagat, dipimpin seseorang yang dipanggil Sinuwun yang bernama asli Totok Santosa Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu yang memiliki nama Dyah Gitarja.

Berdasarkan informasi, pengikut dari Keraton Agung Sejagat ini mencapai sekitar 450 orang.

Penasihat Keraton Agung Sejagat, Resi Joyodiningrat menegaskan, Keraton Agung Sejagat bukan aliran sesat seperti yang dikhawatirkan masyarakat.

Ia mengatakan, Keraton Agung Sejagat merupakan kerajaan atau kekaisaran dunia yang muncul karena telah berakhir perjanjian 500 tahun yang lalu.

Terhitung sejak hilangnya Kemaharajaan Nusantara, yaitu imperium Majapahit pada 1518 sampai 2018.

Menurut dia, perjanjian 500 tahun dilakukan Dyah Ranawijaya sebagai penguasa imperium Majapahit dengan Portugis sebagai wakil orang barat sehingga wilayah itu merupakan bekas koloni Kekaisaran Romawi di Malaka pada 1518.

Jodiningrat menyampaikan, dengan berakhirnya perjanjian itu, maka berakhir pula dominasi kekuasaan barat mengendalikan dunia yang didominasi Amerika Serikat setelah Perang Dunia II.

Kekuasaan tertinggi harus dikembalikan ke pemiliknya yaitu Keraton Agung Sejagat sebagai penerus Medang Majapahit yang merupakan Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra.

Pengakuan Tetangga

Kemunculan Kerajaan Agung Sejagat di Purworejo menghebohkan masyarakat sekitar.

Dikutip TribunWow.com dari TribunJateng.com, kerajaan tersebut terletak di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Diketahui sekelompok orang menamakan diri sebagai bagian dari Kerajaan Agung Sejagat dan video unggahannya menjadi viral di media sosial.

Keterangan warga setempat soal munculnya Kerajaan Agung Sejagat.
Keterangan warga setempat soal munculnya Kerajaan Agung Sejagat. (Capture Youtube Tribun Jateng)

Mereka mengklaim sebagai kerajaan baru yang muncul setelah 500 tahun berakhirnya Kerajaan Majapahit.

Awalnya, kemunculan kerajaan ini adalah untuk menyambut kembalinya Sri Maharatu (Maharaja) Jawa kembali ke Jawa.

Meskipun demikian, warga yang ada di sekitar lokasi kerajaan menjadi resah dengan aktivitas mereka.

Menurut cerita Sumarni, seorang warga, ada salah seorang warga yang memfasilitasi aktivitas kerajaan tersebut.

"Pak Jimawan itu selaku yang punya rumah situ yang memfasilitasi kegiatan," kata Sumarni, dilansir dari video Tribun Jateng.

"Kami tetangga tidak tahu-menahu kalau akan ada kegiatan seperti ini," lanjut Sumarni.

Menurut Sumarni, awalnya mereka mengaku kegiatan tersebut bertujuan untuk dibuat museum dan rumah budaya.

"Awalnya saya tanya itu untuk kegiatan pusat budaya Jawa Tengah. Akan dijadikan museum. Kemudian semua budaya-budaya akan dikumpulkan di sini, sehingga nanti di sini akan makmur karena adanya wisatawan datang ke sini," katanya.

Viral Fenomena Langit Sumedang Berwarna Ungu, Warga: Seumur Hidup Baru Kali Ini Lihat Langsung

Sumarni menjelaskan kegiatan kelompok tersebut sudah dilakukan sejak 2019.

Saat itu kegiatan sudah diikuti oleh banyak orang, meskipun belum mengarah ke kegiatan yang spesifik.

"Kami tahunya itu, ya, perkumpulan komunitas-komunitas biasa yang menamakan dirinya DEC (Development Economic Committee). DEC itu setahu saya komunitas yang akan mencairkan dana pemerintah," jelas Sumarni.

Ia menyebutkan kegiatan mulai ramai pada pertengahan 2019.

"Kegiatan ramai-ramai mendatangkan orang banyak ini pertama kali 14 Agustus 2019," kata Sumarni.

"Orang-orang berkumpul, lalu duduk di kursi yang sudah disediakan," tambahnya.

Pada saat itu, dilakukan tata upacara serupa upacara adat pengantin Jawa pada pukul 22.00 WIB, yakni terdiri dari tari gambyong, cucuk lampah, dan prosesi pecah telor.

Warga sekitar heran melihat upacara semacam itu dilakukan sampai malam hari, bahkan lengkap dengan sesajennya.

Puncaknya terjadi sekitar minggu kedua Oktober 2019, ada suara nyaring yang terdengar saat subuh.

Ternyata ada sebuah batu raksasa yang tengah diletakkan di lokasi kegiatan.

"Itu batunya datang jam setengah tiga malam, otomatis kita sebagai tetangga dekat jelas dengar suaranya," kata Sumarni.

Batu tersebut kemudian menjadi tanda prasasti berdirinya kerajaan tersebut.

Viral Video Detik-detik Kades Sei Buluh Digerebek di Kamar Hotel Bersama Istri Orang

Pengakuan Punggawa Kerajaan

Puji yang mengaku sebagai punggawa kerajaan menyebutkan sudah bergabung sejak 2015.

Ia menerangkan awalnya bergabung karena ajakan dari Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat selaku pemimpin kerajaan.

Menurut Puji, Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat adalah keturunan tran Eyang Hanyokrokusumo.

Puji bertugas sebagai penyambut tamu di pintu gerbang keraton yang mencatat daftar hadir pengunjung.

"Nenek moyang saya menceritakan jika, akan ada istilahnya 'pasar ilang kumandange' dan percaya akan kedatangan Kaisar Sinuhun yang merupakan titisan keturunan eyang Majapahit," kata Puji, Selasa (14/1/2020).

Ia menerangkan anggota kerajaan berasal dari berbagai daerah, seperti Purbalingga, Wonosobo, maupun asli Purworejo.

Anggota kerajaan juga percaya daerah Pogung yang dijadikan pusat kerajaan pernah dilewati kereta kencana keraton pada zaman dahulu.

Mengenai kegiatan awal yang berbentuk DEC, Puji menjelaskan komunitas tersebut merupakan bagian dari kerajaan.

"DEC itu bagian dari keraton tujuannya adalah untuk mensejahterakan keluarga, utamanya adalah sandang pangan papan," kata Puji.

Lihat videonya dari awal:

 

(Kompas.com/TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ditangkap, Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat di Purworejo Dibawa ke Mapolda Jateng"

Sumber: Kompas.com
Tags:
Keraton Agung SejagatPurworejoJawa Tengah
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved