Terkini Daerah
Polisi Selidiki Bom Rakitan di Bengkulu, Diduga karena Masalah Pilkades
Polisi menduga ledakan bom rakitan di Desa Padang Serunaian, Bengkulu terkait dengan pilkades setempat.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Setelah bom rakitan meledak di depan rumah Kepala Desa Padang Serunaian, Semidang Alas, Seluma, Bengkulu pada Sabtu (11/1/2020) pagi, polisi memeriksa rumah Mantan Kades Padang Serunaian, Ismail.
Ledakan tersebut mengenai ayah dari kades terpilih dan menyebabkan luka berat.
Dikutip TribunWow.com dari TvOne, sementara ini polisi mencurigai keterlibatan Ismail dalam ledakan bom itu.

• Kronologi Bus Sriwijaya Terjun ke Dalam Jurang 150 Meter di Sumsel, Tewaskan 24 Orang
Dari penggeledahan yang dilakukan, polisi menemukan sejumlah barang bukti seperti besi, kawat, serbuk cokelat, dan teh kemasan.
Meskipun demikian, Mantan Kades Padang Serunaian, Ismail, mengaku tak tahu tentang ledakan bom itu.
Menurut Ismail, ayah dari kades terpilih saat ini mendukungnya dalam dua pemilihan sebelumnya.
"Bapaknya kemarin itu kalau dua kali pemilihan ini dukung saya," kata Ismail, Minggu (13/1/2020).
"Pemilihan ini anaknya mau (maju pemilihan). Nah, itu silakan. Anaknya selaku bendahara desa juga kemarin," jelas Ismail.
Secara pribadi ia mengaku tidak punya konflik dengan keluarga tersebut.
• Putri Hakim PN Medan Jamaluddin Ungkap Motif Zuraida Bunuh Ayahnya: Sudah Lama Direncanakan
Keterangan Kapolres
Polisi memeriksa sejumlah saksi yang terdiri dari perangkat desa setempat.
Sementara ini polisi menduga ledakan bom ini merupakan teror atas hasil pemilihan kepala desa.
Menurut Kapolres Seluma, AKBP I Nyoman Mertha Dana, ada kemungkinan saksi yang diperiksa bertambah.
"Kemungkinan akan bertambah, ya. Ada lima saksi yang sudah diambil keterangan masih berlangsung," terang I Nyoman Mertha Dana.
Sementara ini korban luka masih dalam proses pemulihan, sehingga belum dapat diperiksa.
"Korban masih di Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu, jadi belum bisa (dimintai keterangan). Lagi pemulihan," kata Nyoman.
Mengenai indikasi penyebab meledaknya bom itu, Nyoman menyampaikan ada dugaan terkait dengan pilkades.
"Menurut informasi awal yang kita dapat dari kades yang baru, kebetulan ayahnya korban, dulunya memang ada selisih paham. Karena itu satu-satunya permasalahan yang kita identifikasi," katanya.
• Anak Hakim PN Medan pada Zuraida yang Bunuh Ayahnya: Sudah Dikasih Hidup Enak tapi Ini Balasannya
Kesaksian Korban
Halidi, korban yang mengalami luka akibat ledakan, memberikan keterangan kronologi kejadian.
Menurut Halidi, pagi hari setelah bangun, ia menemukan sebuah ransel besar berwarna hitam di depan rumahnya.
"Sabtu pagi-pagi lebih kurang jam enam, saya baru bangun tidur. Keluar dari rumah, pas buka pintu, itu ada tas warna hitam agak besar," kata Halidi.
"Pas saya pegang, itu langsung meledak," lanjutnya.
Halidi menjelaskan ledakan yang terjadi cukup kuat dan membuatnya terpental.
Awalnya ia sama sekali tidak curiga dengan keberadaan tas tersebut.
Halidi juga tidak terpikir siapa yang meletakkan tas tersebut di depan rumahnya.
"Enggak curiga. Tapi karena ada tas depan pintu, karena baru bangun tidur, ini punya siapa? Pas kupegang langsung meledak," jelasnya.
Menurut keterangan Halidi, sejumlah komponen bom terpencar bersama ledakan, seperti besi dan baterai.
Ia menerangkan suara ledakan cukup keras dan disertai asap hitam.
Halidi tidak terpikir siapa yang mungkin menaruh tas tersebut dan tidak melihat orang di sekitar rumahnya pada malam sebelum kejadian.
Sepengetahuan Halidi, ia tidak punya musuh yang mungkin menaruh dendam.
"Enggak ada, saya enggak punya musuh," kata Halidi.
Ia mengatakan akan menyerahkan proses penyelidikan ke polisi.
"Kalau untuk penyelesaian, ini kuserahkan dengan pihak kepolisian. Saya percayakan untuk mengusut itu tadi," katanya.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan ada kaitan dengan pilkades yang baru saja dilaksanakan, Halidi kembali menegaskan dirinya yakin tidak punya musuh di desa.
"Saya merasa enggak ada musuh," kata Halidi yakin.
• Istri Ternyata Pembunuh Hakim PN Medan Jamaluddin, Ini Kejanggalan yang Ditemukan sang Anak, Kenny
Pemeriksaan Masih Dilakukan
Kabid Humas Polda Bengkulu Kombes Pol Sudarno menjelaskan saat ini masih dilakukan pemeriksaan terhadap barang bukti yang sudah ditemukan.
"Kami sudah mendatangkan tim Puslabfor dari Palembang untuk melakukan pemeriksaan terhadap barang bukti yang ada," kata Sudarno.
Sudarno menerangkan jumlah saksi yang diperiksa kemungkinan masih bertambah.
Kemudian pemeriksaan terhadap saksi-saksi terus berkembang. Sampai hari ini kita sudah melakukan pemeriksaan terhadap sepuluh saksi," terangnya.
Sementara ini pihak kepolisian belum dapat memberikan hasil penyelidikan sementara.
"Sekarang kita belum bisa menyimpulkan hasil pemeriksaan karena hasil di lapangan masih melakukan proses pemeriksaan," katanya.
"Kalau ada perkembangan terbaru, akan kita sampaikan ke media," lanjut Sudarno.
Ia mengatakan dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) ditemukan sejumlah barang bukti berupa baterai, pecahan kaca sisa ledakan, kawat, dan bohlam.
Meskipun ada korban, Sudarno menegaskan ledakan tersebut berjens low-explosive.
"Ledakan kita pastikan low-explosive," tegasnya.
Hal tersebut dapat disimpulkan mengingat di sekitar TKP tidak ada kerusakan dan luka korban tidak begitu serius, yakni hanya di bagian kaki.
"Hari ini tadi ada pemeriksaan dokter, kondisinya sudah cukup baik. Mungkin dua atau tiga hari ke depan sudah bisa beraktivitas seperti biasa," jelas Sudarno.
Sudarno juga menyebutkan ada indikasi ledakan itu terjadi terkait dengan pilkades yang sudah dilaksanakan pada November 2019.
"Ini kita duga ada excess dari pelaksanaan pilkades itu," katanya.
Lihat videonya dari awal:
• Anak Sudah Curiga Hakim PN Medan Jamaluddin Dibunuh Istri, Singgung Omongan Tak Sinkron sang Ibu
(TribunWow.com/Brigitta Winasis)