Breaking News:

Iran Vs Amerika Serikat

Soal Amerika yang Tewaskan Soleimani, Penyelidik PBB Sebut AS Langgar Hukum HAM Internasional

Penyelidik eksekusi ekstra-yudisial PBB, Agnes Callamard, berpendapat AS telah melanggar hukum HAM

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Capture Twitter @AgnesCallamard
Penyelidik eksekusi ekstra-yudisial PBB, Agnes Callamard, mengatakan sedari awal AS telah melanggar hukum HAM. 

TRIBUNWOW.COM - Dalam rangka membalas dendam atas kematian Jenderal Qasem Soleimani, Iran telah meluncurkan serangan misil ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Irak.

Sejumlah pihak turut menyoroti peristiwa yang berdampak pada dunia internasional ini, termasuk Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurut Guru Besar Hukum Internasional di Oxford University, Dapo Akande, ia menjelaskan serangan AS yang menewaskan Soleimani dapat dibenarkan menurut Piagam PBB apabila terbukti sebagai tindakan pertahanan diri, seperti dikutip dari bbc.com.

Cuitan Agnes Callamard tentang serangan AS yang dianggap melanggar hukum HAM.
Cuitan Agnes Callamard tentang serangan AS yang dianggap melanggar hukum HAM, Jumat (3/1/2020) (Capture Twitter @AgnesCallamard)
 • Serang Pagkalan Militer Amerika Serikat, Kemungkinan Iran Sengaja Menghindari Korban

Sementara itu, penyelidik eksekusi ekstra-yudisial PBB, Agnes Callamard, berpendapat lain melalui utas yang ia tulis di akun Twitternya, @AgnesCallamard.

Ia mengomentari serangan awal AS yang menewaskan Qasem Soleimani dan Abu Mahdi Al-Muhandis sudah melanggar hukum hak asasi manusia internasional.

Hukum tersebut menyebutkan di luar situasi permusuhan terbuka, penggunaan drone untuk melakukan pembunuhan bertarget atau maksud lainnya adalah ilegal.

Dalam utas tersebut, Callamard juga menjelaskan, agar serangan diizinkan, maka pihak penyerang harus membuktikan sebelumnya sudah ada potensi ancaman yang membahayakan.

Dengan kata lain, Callamard menyatakan sedari awal langkah serangan yang dilakukan AS sudah melanggar hukum HAM.

"Serangan yang menewaskan Qasem Soleimani dan Abu Mahdi Al-Muhandis adalah pelanggaran berat terhadap hukum HAM internasional. Di luar konteks situasi perseteruan kedua belah pihak, penggunaan drone dengan tujuan pembunuhan atau maksud lainnya tidak pernah dilegalkan."

"AS berdalih penggunaan drone di daerah tersebut merupakan upaya pertahanan diri," cuit Callamard, Jumat (3/1/2020) lalu.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Departemen Pertahanan AS yang mengatakan serangan tersebut bertujuan menghalau kemungkinan Iran menyerang Iran.

Departemen Pertahanan AS juga menuduh Soleimani telah merencanakan serangan terhadap diplomat AS dan pasukan AS di Irak.

Pidato Trump

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan tanggapan terkait serangan Iran ke pangkalan militer AS di Irak.

Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Donald Trump dalam pidatonya di Washington, Rabu (8/1/2020), sehari setelah serangan Iran diluncurkan ke pangkalan militer milik AS.

Dalam pidato tersebut, Trump menggarisbawahi beberapa poin yang menjadi perhatian pemerintah AS.

Awalnya, Trump menegaskan Iran tidak akan pernah diizinkan memiliki senjata nuklir selama ia menjabat jadi presiden, seperti dikutip dari voanews.com.

Serangan misil Iran ke pangkalan militer AS di Irak, ditayangkan oleh CNN, Selasa (7/1/2020).
Serangan misil Iran ke pangkalan militer AS di Irak, ditayangkan oleh CNN, Selasa (7/1/2020). (Capture CNN)

 UPDATE Ketegangan Iran-AS, Donald Trump Mundur dari Peluang Perang, Tak Kirim Serangan Balasan

Ia juga bersyukur tidak ada warga AS yang terluka dalam serangan misil Iran pada Selasa (7/1/2020).

"Tidak ada korban di pihak kita, semua prajurit kita aman, dan hanya ada dampak kerusakan minimal di pangkalan militer kita," kata Trump, Rabu (8/1/2020).

Trump menyebutkan pihak Iran tampaknya telah mundur.

"Iran tampaknya sudah mundur, yang mana merupakan hal baik bagi semua pihak dan bagi seluruh dunia," katanya.

Ia mengatakan tidak ada korban jiwa baik dari pihak AS maupun Irak karena sebelumnya telah dilakukan langkah-langkah pencegahan, yaitu berupa penarikan pasukan dan sistem peringatan dini yang berfungsi dengan baik.

Trump juga mengapresiasi kinerja pasukannya di Irak.

Kemudian ia menegaskan selama ini AS telah begitu banyak menoleransi tindakan Iran yang dianggap destruktif di wilayah Timur Tengah dan sekitarnya.

Trump menyebut tidak akan pernah mengizinkan Iran menggunakan senjata nuklir yang dapat membahayakan umat manusia.

"Kami tidak akan pernah membiarkan itu terjadi," tegasnya.

 Soal Isu Perang Dunia ke III Amerika dan Iran, Pengamat Militer: Trump Coba Selamatkan Mukanya

Kematian Qasem Soleimani

Terkait serangan yang menewaskan jenderal kenamaan Iran, Qasem Soleimani pada 3 Januari 2020, Trump beralasan Soleimani adalah teroris yang berbahaya.

Ia juga mengakui telah memerintahkan serangan udara yang menewaskan Soleimani.

"Minggu lalu, kami telah mengambil tindakan untuk menghentikan aksi kejam teroris yang membahayakan keselamatan Amerika. Melalui perintah saya, militer AS melenyapkan teroris kelas dunia, Qasem Soleimani," kata Trump.

"Sebagai Kepala Pasukan Quds, Soleimani bertanggung jawab terhadap beberapa tindakan yang sangat kejam," lanjutnya.

Trump meyakini tindakannya adalah tepat karena Soleimani telah melatih pasukan teroris lainnya, seperti Hezbollah.

Ia beralasan pembunuhan Soleimani dilakukan karena Soleimani telah berencana untuk mengobarkan perang saudara di wilayah tersebut.

Menurut Trump, Soleimani merencanakan serangan terhadap prajurit AS di Irak yang menyebabkan empat orang terluka dan satu orang terbunuh.

"Baru-baru ini, Soleimani berencana melakukan serangan yang menargetkan Amerika, tapi kami menghentikannya," kata Trump.

(TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Amerika SerikatIranQasem Soleimani
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved