Kabar Tokoh
Ditanya Kenapa Tak Lagi Masuk Kabinet Jokowi, Ini Jawaban Mantan Menag Lukman Hakim Saifuddin
Lukman Hakim Saifuddin menjawab pertanyaan soal dirinya tak lagi dipilih oleh Jokowi untuk bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Mantan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin periode 2014-2019 menjawab alasan dirinya tidak lagi dipilih oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk masuk dalam Kabinet Indonesia Maju.
Lukman mengatakan hal tersebut tidak bisa diungkapkan di publik.
Dikutip TribunWow.com, Lukman mengatakan sebagai Mantan Menag, ia tidak lagi memiliki wewenang untuk menjawab pertanyaan seperti itu.
Dirinya menambahkan meskipun memiliki wewenang untuk menjawab pertanyaan tersebut, ia memilih untuk tidak menjawabnya dengan alasan etis.
"Saya mohon maaf sekali, saya tidak bisa menjawab itu, karena saya tidak dalam posisi untuk bisa menjawab itu," kata Lukman dalam acara Q&A METRO TV, Minggu (5/1/2020).
"Andai pun saya bisa menjawab, secara etis saya tidak boleh menyampaikan itu di depan publik, karena itu secara moral bertentangan dengan saya."
"Saya menilai diri saya sendiri."
"Sekali lagi saya mohon maaf," tambahnya.
• Ungkit Kontroversi Menag Fachrul Razi, Mardani Ali Didebat Politisi PDIP: Cara Jokowi Sah-sah Saja
Resep Hadapi Masalah Kehidupan
Lukman kemudian bercerita bagaiamana dirinya menghadapi masalah dalam kehidupannya.
Awalnya ia bercerita soal masa kecilnya yang mendapat didikan dari lingkungannya tumbuh besar.
"Saya tidak tahu, mungkin saya dididik guru-guru saya, orangtua saya, jadi saya meyakini betul, takdir Tuhan itu selalu baik buat kita. Karena Tuhan menciptakan segala sesuatu berpasangan, tidak pernah tunggal," papar Lukman.
"Jadi kalau lah ada keburukan, pasti ada kebaikan, kalau lah ada kesedihan pasti ada kebahagiaan. Selalu berpasangan," tambahnya.
Lukman mengatakan inti untuk menghadapi suatu masalah adalah memandang positif segala hambatan yang ada.
Ia mengatakan selama pikiran positif, maka kehidupan tak akan terasa berat.
"Jadi kalau kita menilai takdir yang sedang kita jalani ini seakan-akan negatif, mungkin cara pandang kita saja, kita belum melihat sisi positifnya," jelas Lukman.
"Jadi saya meyakini pasti positif yang kita jalani."
Lukman menambahkan bukan berarti pasrah akan suatu masalah, namun selalu berpikiran positif terhadap masalah yang ada.
"Bukan pasrah, kita selalu berbaik sangka dengan apa yang menimpa diri kita," tuturnya.
Ia mengatakan apabila kehidupan terasa berat, berarti masalah ada pada cara pandang yang negatif dalam melihat persoalan hidup.
• Prediksikan Kabinet Jokowi, Fahri Hamzah Blak-blakan Soroti Kontroversi Menag Fachrul Razi
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-9.26:
Alasan Jokowi Gantikan Lukman dengan Fachrul Razi
Fachrul Razi resmi menjabat sebagai Menteri Agama dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas tv, Rabu (23/10/2019), Fachrul menjawab alasannya ditunjuk oleh Jokowi mengemban kursi Menag.
"Tadi saya bolak balik ditanya 'Kenapa sih Bapak diangkat jadi Menteri Agama, Bapak kan tentara, apa bagaimana ceritanya itu'," ujar Fachrul.

• Fachrul Razi Jadi Menteri Tertua, Ini Profil dan Kariernya di Militer, Hanura hingga Menteri Agama
Ia menduga alasan dirinya ditunjuk sebagai menag lantaran dirinya selalu memberikan khotbah.
"Saya mencoba menggali kira-kira apa yang ada di benak Pak Jokowi begitu."
"Dugaan saya begini, dia melihat Pak Fachrul ini sering keliling di mana mana memberikan khotbah," ujar Fachrul.
Disebutkannya, saat memberikan khotbah di sejumlah wilayah, ia terus mengambil tema bahwa islam adalah agama yang damai.
"Selalu temanya itu antara lain masalah ajakan damai, islam adalah agama kedamaian banyak damai," paparnya.
"Islam adalah agama yang rahmatan lilalamin."
"Sehingga kalau tidak membawa rahmat pasti ada yang salah dalam menafsirkan islam."
"Dan islam betul-betul menjadi agama yang mengajarkan kesatuan," sambungnya.
Menurutnya hal itulah yang membuat Jokowi yakin pada dirinya untuk menjadi menag.
"Nah saya selalu kemana-mana temanya itu setiap ngomong," katanya.
"Dan alhamdulillah saya dari kecil saya anak Aceh kebetulan suka buku agama."
"Dan saya melihat betul-betul kalau sampai ada pelaksanaan islam yang radikal, kira-kira itu pasti menafsirkan agamanya salah," sebut Fachrul.
Ia menegaskan bahwa islam merupakan agama yang tak mengajarkan permusuhan hingga membunuh.
"Mungkin menurut saya, ini Pak Jokowi melihat saya 'Wah bisa diajak membantu saya ini dalam membangun suasana damai, membangun suasana kekompakan, suasana yang persatuan dan lainnya'," ulasnya.
Fachrul juga mengatakan dirinya seperti dilihat Jokowi memiliki terobosan baru untuk menghilangkan radikalisme yang terjadi.
"Saya juga membayangkan juga bahwa belakangan ini potensi radikalisme cukup kuat, sehingga Pak Jokowi berpikir saya punya terobosan baru dalam rangka menghilangkan radikalisme ini," tuturnya.
Lihat videonya:
(TribunWow.com/Anung Malik/Roifah Dzatu Azmah)