Breaking News:

Iran Vs Amerika Serikat

Serang Pangkalan Militer AS, Menlu Iran Beri Peringatan Negara Sekutu Amerika, Israel Lepas Tangan

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menyebut serangan rudal ke arah pangkalan militer Amerika Serikat (AS) itu sebagai tindakan membela dir

Theusposts.com
Iran meluncurkan rudal ke arah dua pangkalan militer Amerika Serikat (AS), Rabu (8/1/2020). Hal itu dilakukan sebagai bentuk balas dendam atas tewasnya Qasem Soleimani di tangan AS. 

TRIBUNWOW.COM - Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Mohammad Javad Zarif menyebut serangan rudal ke arah pangkalan militer Amerika Serikat (AS) itu sebagai tindakan membela diri.

Diketahui, Iran meluncurkan rudal ke arah dua pangkalan militer AS, Rabu (8/1/2020).

Hal itu dilakukan sebagai bentuk balas dendam Iran atas kematian pimpinan militernya, Qasem Soleimani.

Dilansir TribunWow.com dari Russia Today, Rabu (8/1/2020), selain akan membalas dendam pada Amerika, Iran juga memberikan ancamannya pada negara sekutu AS.

Bunuh Jenderal Iran, Presiden Donald Trump Kini Didemo Rakyat Amerika Serikat

Iran Kibarkan Bendera Merah setelah Kematian Qassem Soleimani, Isyarat Perang dengan Amerika?

Jika Amerika dan sekutunya terus melancarkan serangan, Iran tak segan akan memberikan balasan yang lebih menyakitkan.

Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) memperingatkan bahwa rezim Israel tak akan selamat dari pertikaian Iran dengan AS.

Hal itu disampaikan IRGC setelah meluncurkan rudalnya ke dua pangkalan AS pada Rabu (8/1/2020).

IRGC bahkan memandang AS dan Israel tak ada bedanya.

Menanggapi hal itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha melepaskan diri dari konflik Iran dan AS.

Ia menyebut kematian Qasem Soleimani murni dilakukan oleh pemerintah AS.

Selain Israel, IRGC juga menyebut negara sekutu AS yang lainnya juga akan menjadi sasaran jika wilayahnya diginakan AS untuk menyerang Iran.

Hubungan AS dan Iran Memanas, Salim Said Justru Soroti Sikap Trump: Tiada Hari Tanpa Persoalan Baru

Di antaranya yakni Kuwait, Yordania, Arab Saudi atau Bahrain.

Sementara itu, Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyebut serangan rudal ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) telah mempermalukan Negeri Paman Sam.

Serangan rudal itu bertujuan untuk mendesak pasukan AS meninggalkan wilayah Timur Tengah.

Pria yang kerap disapa Khamenei itu menyatakan bahwa serangan itu bertujuan untuk 'menampar wajah' AS.

Namun, menurutnya serangan rudal itu belum cukup untuk menghilangkan dominasi AS di Timur Tengah.

Dampak Konflik AS dan Iran

Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran semakin panas pasca-serangan Amerika Serikat yang mengakibatkan pimpinan militer Iran, Qasem Soleimani tewas, Jumat (3/1/2020) lalu.

Terbaru, Iran memulai misi balas dendam dengan merudal markas militer AS di Irak, Rabu (8/1/2020).

Lantas apa pengaruh ketegangan AS dengan Iran terhadap Indonesia?

Dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Selasa (7/1/2020), pengamat Timur Tengah, Trias Kuncahyono mengatakan bahwa ketegangan itu bisa jadi berdampak pada Indonesia.

Misalnya dampak ekonomi terkait Selat Hurmuz yang bisa saja ditutup oleh Iran.

Makin Panas, Begini Perbandingan Kekuatan Militer AS-Iran, Negeri Paman Sam Kalah dalam Jumlah Ini

Selat Hurmuz merupakan jalan keluar bagi Iran mengekspor minyak berbagai negara.

Meski demikian, kemungkinan kecil hal tersebut terjadi.

Pasalnya, sepanjang sejarah Selat Hurmuz tak pernah ditutup.

"Memang, kalau itu terjadi orang bayangkan Selat Hurmuz ditutup. Tapi itu belum pernah terjadi pengalaman seperti itu."

"Ekspor minyak Iran kan lewat situ keluar tapi dalam pengalaman sejarah itu belum pernah terjadi," ungkap Trias.

Jika Selat Hurmuz ditutup maka harga BBM di seluruh dunia akan naik.

Meski demikian, hal itu kecil terjadi apalagi Iran bukan satu-satunya pengguna Selat Hurmuz.

"Jika itu ditutup oleh Iran maka cadangan minyak dunia akan berkurang, harganya naik tapi itu kemungkinan kecil terjadi karena belum pernah terjadi."

"Tidak hanya Iran yang menggunakan Selat itu, negara lain akan lewat itu, Kuwait, Qatar juga menggunakan itu mereka tentu akan protes," jelas Trias.

Apalagi, Iran akan rugi tak bisa mengekspor minyaknya.

"Kalau itu dilakukan Iran, Iran sendiri akan rugi karena dia tidak bisa mengekspor juga," lanjutnya.

Pesawat Boeing 737 Milik Maskapai Ukraina Jatuh di Iran, 176 Orang Dinyatakan Tewas

Lebih lanjut, Trias mengaku khawatir akan terjadi demo-demo di Indonesia terkait perang tersebut.

"Tapi saya khawatirkan kalau itu terjadi, paling demo-demo itu yang terjadi."

"Demo-demo mungkin karena Amerika lawan salah satu negara teluk," kata Trias.

Lantas, Trias mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia yang telah memberikan imbauan pada kedua negara itu.

"Bisa jadi ya tapi usaha pemerintah Indonesia kan juga untuk menurunkan suhu ketegangan itu ada imbauan."

"Menteri Luar Negeri misalnya tadi memangil Dubes Iran dan Dubes Amerika mbok ya jangan lah gitu kan," ucapnya.

Indonesia harus bisa menyampaikan kekhawatirannya jika perang itu dilakukan.

"Itu kekhawatiran-kekhawatiran yang perlu disampaikan juga oleh negara lain, Eropa kan begitu juga. Indonesia perlu bermain itu," tutur Trias.

(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Mariah Gipty)

Tags:
Iran Vs Amerika SerikatIranAmerika SerikatIsraelQasem Soleimani
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved