Iran Vs Amerika Serikat
Pernyataan Donald Trump setelah Diserang Rudal Iran: Militer Kita Paling Kuat dan Lengkap di Dunia
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump angkat bicara setelah serangan balas dendam Iran pada Rabu (8/1/2020).
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
"Ini bukan titik yang tepat," ujar Trump.
Trump mengatakan, jika AS menarik diri dari Irak maka mereka memberikan kesempatan pada Iran untuk menduduki Irak.
AS sempat dirumorkan akan menarik diri setelah adanya surat perintah yang mengatakan bahwa pasukan militer harus menarik diri dari Baghdad, Irak.
• BREAKING NEWS - Iran Balas Kematian Qasem Soleimani, Gempur Pangkalan Udara AS di Irak dengan Rudal
Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Angkatan Darat Mark Milley mengatakan bahwa surat itu sebenarnya hanya konsep.
Seharusnya, surat itu jangan sampai beredar.
Sementara itu, Trump mengatakan dirinya justru tidak tahu apa-apa terkait surat tersebut.
Senada dengan Trump, Menteri Pertahanan As, Mark Esper mengatakan dirinya juga tidak pernah mendapat perintah bahwa harus menarik diri dari Irak.
Dikutip dari BBC Indonesia, sebelumnya Trump telah mengancam akan menyerang 52 titik penting di Iran jika berani menggempur aset AS.
Di Twitternya, Trump mencuitkan, "Iran terlalu berani dengan merencanakan serangan terhadap aset-aset tertentu milik AS."
"Punya nilai budaya yang sangat penting bagi Iran," lanjut Trump.
Jumlah 52 titik itu mempresentasikan jumlah Warga Negaras AS yang telah disandera Iran selama satu tahun lebih di Iran pada akhir 1979.
Trump mengatakan, pembunuhan pada Qasem Solaemani justru untuk mengakhiri perang.
"Untuk menghentikan perang, bukan untuk memulainya," ungkap Trump.
• Seusai Hujani Markas Militer Amerika Serikat dengan Puluhan Rudal, Iran Juga Ancam Serang Israel
Dikutip dari Kompas.com, Garda Revolusi Iran berjanji akan menyerang AS lagi jika negara berjuluk Paman Sam itu memberikan balasan.
Jaringan milisi Hashed al-Shaabi juga mengancam agar AS menarik pasukannya.