Konflik RI dan China di Natuna
Pakar Hukum Internasional Ungkap Motif Kapal China Masuk di Natuna, Singgung Wajah Baru di Kabinet
Pakar Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana mengungkap motif kapal China memasuki wilayah perairan Natuna.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
"Tunjukkan bahwa kami Indonesia menguasai secara efektif zona ekonomi ekslusif, bukan kedaulatan."
Hikhamahanto menambahkan, China kini seolah sedang menguji para menteri baru di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.

• Kapal China Masuki Perairan Natuna, Pakar Hukum Soroti Pernyataan Prabowo Subianto: Harusnya Tegas
Terkait hal itu, Hikmahanto lantas menyampaikan empat hal yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan Natuna dari klaim China.
"Jadi empat hal, pertama sekarang ini China sedang mengetes muka-muka baru di kabinet," kata Hikmahanto.
"Apakah mereka sekuat Pak Jokowi ketika 2016."
Melanjutkan penjelasannya, Hikmahanto justru kembali mengkritik pernyataan Prabowo Subianto.
"Harapan mereka tidak kuat, maka saya agak kritisi ketika Pak Menhan mengatakan kita sabar, cool down dan lain sebagainya," ujarnya.
"Jangan, harusnya Pak Menhan bilang bahwa kami akan hadir di Natuna Utara, kami akan rapat di sana, itu pertama yang harus dilakukan."
Selain itu, Hikmahanto juga mengimbau nelayan di wilayah lainnya untuk mencari ikan di Natuna.
"Kedua, dikuasai secara efektif dengan nelayan-nelayan kita diminta dari Pantura menancing ke Natuna," ujar dia.
Lebih lanjut, Hikmahanto menyebut banyak nelayan Indonesia yang justru terusir dengan keberadaan kapal coast guard China di perairan Natuna.
"Yang ketiga, dikawal, dilindungi kalau misalnya ada coast guard China yang akan mengusir mereka," ujarnya.
"Kemudian yang terakhir, jangan pernah berunding, jangan pernah bertemu, karena itu berarti kita mau mengakui nine dash line."
Simak video berikut ini menit 4.35:
Prabowo Subianto Tak Tegas?