Kabar Tokoh
Sandiaga Uno Jelaskan Sumber Konflik di Papua, Pertanyakan Hasil Pembangunan Jokowi
Sandiaga Uno mempertanyakan hasil apa yang telah dicapai oleh pemerintah dengan melakukan pembangunan di Papua, apakah tepat sasaran atau tidak
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Menurutnya, Papua butuh seorang pemimpin yang bisa menjadi sumber inspirasi.
"Menurut saya kita membutuhkan pemimpin bukan hanya untuk menjadi penengah tapi juga memberikan inspirasi," terang Sandiaga Uno.
Kemudian ia menyinggung masalah pembangunan infrastruktur yang belakangan ini digalakkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk wilayah Papua.
Sandiaga Uno berpendapat bahwa pembangunan-pembangunan tersebut harus bisa dipastikan diperuntukkan untuk siapa.
"Bukan hanya masalah infrastruktur, karena mereka dapat melihat pembangunan, tapi untuk siapa?" katanya.
Sandiaga Uno menduga target pembangunan yang tidak sesuai justru meningkatkan diskriminasi dan ketidakadilan di Papua.
"Hasil keuntungan yang didapatkan apakah terbagi secara merata kepada masyarakat?" jelasnya.
"Siapa yang mendapat keuntungan? Apakah membuka lapangan kerja baru?"
"Itulah hal yang memicu peningkatan diskriminasi dan ketidakadilan," tandasnya.
• Jokowi Sidak di Waduk Pluit, Jubir Presiden Ungkap Pesan di Dalamnya, Sentil Gubernur soal Banjir?
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-3.30:
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pesan terkait kunjungan kerjanya saat meresmikan Jembatan Youtefa di Jayapura, Papua.
Dikutip TribunWow.com dari unggahan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (28/10/2019), Jokowi membandingkan jumlah kunjungannya ke Papua dengan daerah lainnya.
Menurut Jokowi, dirinya telah mengunjungi Papua sebanyak 13 kali, dan itu lebih banyak dibanding daerah lainnya.

• Jokowi Optimis Papua Muda Inspiratif akan Beri Dampak Besar pada Tanah Papua
"Dua atau tiga kali itungan saya hari ini adalah yang ke-13 ke Tanah Papua, mungkin yang lain hanya dua, tiga atau empat kali," ungkap Jokowi pada Senin.
Meski begitu, Jokowi tidak menjelaskan daerah mana yang dimaksud.