Breaking News:

Banjir di Jakarta

Soroti Beda Pendapat Anies Baswedan dan Menteri Basuki, Pengamat Ungkap Masalah Utama Banjir Jakarta

Pengamat Tata Kota, Yayat Supriyatna buka suara soal bencana alam banjir yang melanda hampir seluruh wilayah Jakarta sejak Rabu (1/1/2020).

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNNEWS
Warga Kampung Baru kebanjiran 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Tata Kota, Yayat Supriyatna buka suara soal bencana alam banjir yang melanda hampir seluruh wilayah Jakarta sejak Rabu (1/1/2020).

Dilansir TribunWow.com, Yayat Supriyatna menyinggung kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal penanggulangan bencana banjir.

Yayat Supriyatna pun menyinggung adanya perbedaan pendapat antara Anies Baswedan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono.

Pengamat Soroti Pernyataan Menteri PUPR dan Anies Baswedan yang Berbeda Pendapat soal Banjir

Pengakuan Korban Banjir di Banten, Sebut Baru Pertama Kali Terjadi setelah 35 Tahun

Melalui tayangan live YouTube metrotv, Rabu (1/1/2020), Yayat Supriyatna menyatakan, penanggulangan banjir Jakarta selalu saja berbenturan dengan pembebasan lahan di sekitar bantaran sungai.

"Masalah mendasar normalisasi memang menjadi masalah besar ketika ada masalah hulu dengan hilir," ucap Yayat.

Menurutnya, ada perbedaan pendapat antara Anies Baswedan denga Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Disebutnya, Anies Baswedan cenderung pesimis terhadap normalisasi di Sungai Ciliwung.

"Memang Pak Gubernur misalnya menyatakan normalisasi di Jakarta tidak akan maksimal kalau masalah di hulunya belum diselesaikan," ucap Yayat.

"Sementara Pak Menteri mengatakan penanganan normalisasi di Jakarta sudah memberikan manfaat, misalnya upaya normalisasi yang 16 kilometer itu sudah membebaskan kawasan sepanjang daerah aliran sungainya."

Yayat Supriyatna dalam tayangan YouTube metrotvnews, Rabu (1/1/2020).
Yayat Supriyatna dalam tayangan YouTube metrotvnews, Rabu (1/1/2020). (YouTube metrotvnews)

Merk Sepatu Bot yang Digunakan Yuni Shara Berpose di Tengah Genangan Banjir

Yayat menyatakan, Anies Baswedan justru cenderung ingin melakukan naturalisasi untuk menanggulangi masalah banjir di Jakarta.

"Sementara dukungan dari Pak Gubernur menginginkan normalisasi itu jika ada persyaratan di wilayah hulu bisa dituntaskan," ucap Yayat.

"Nah gubernur kan selama ini mendorong adanya naturalisasi."

Terkait perbedaan pendapat antara Menteri PUPR Basuki dengan Anies Baswedan, Yayat menyebut ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan.

Ia mengungkapkan, pembebasan tanah adalah hal yang menjadi dalam penerapan normalisasi ataupun naturalisasi untuk mencegah banjir.

"Tetapi dalam konteks realitas yang kita hadapi sekarang, persoalan normalisasi maupun naturalisasi itu terbentur dengan masalah pembebasan tanah," kata Yayat.

"Coba lihat sekarang dalam gagasan ide naturalisasi yang digagas oleh gubernur kita ingin lihat sejauh mana sudah diimplementasikan."

"Daerah mana yang sudah dibebaskan tanahnya untuk dinaturalisasi?," sambungnya.

Lantas, ia menyebut padatnya pemukiman di bantaran Sungai Ciliwung-Cisadane menjadi faktor yang menyebabkan masalah banjir di Jakarta tak kunjung terselesaikan.

"Saya mendengar informasi bahwa ada persoalan pembebasan tanah," ujar Yayat.

"Normalisasi atau naturalisasi itu akan berhadapan dengan realita kondisi pemukiman yang semakin padat di bantaran sungai."

Simak video berikut ini menit 1.55.32:

 

Tanggapan Anies Baswedan

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sempat disinggung penyebab bencana banjir yang kembali terjadi di ibukota.

Namun, Anies Baswedan rupanya masih enggan menjawab penyebab banjir.

Dilansir oleh TribunWow.com melalui channel YouTube Kompas TV pada Rabu (1/1/2020), Anies Baswedan mengatakan pihaknya belum bisa mengungkap penyebab banjir lantaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kini tengah fokus dengan evakuasi korban.

"Pak Anies, apakah sudah berhasil mengidentifikasi sebenarnya masalah atau penyebab utamanya itu di mana pak?," tanya wartawan.

"Begini, pada fase ini semua fokus pada evakuasi penyelamatan warga," ungkap Anies.

Meski demikian, Anies sempat menyinggung masalah curah hujan.

Ia mengatakan tidak bisa mengendalikan curah hujan, namun pihaknya akan mengatasi permasalahan akibat besarnya curah hujan.

"Curah hujan tidak dalam kendali kita, tetapi penanggulangan atas curah hujan dalam kendali kita. Sekarang kita fokus di situ," jelas Anies.

Pada kesempatan itu, Anies mengatakan bahwa kali ini banjir juga mengenangi tempat-tempat yang belum pernah banjir sebelumnya.

"Karena banyak tempat-tempat yang tidak pernah mengalami banjir juga sekarang mengalami," kata Anies.

Banjir Rendam Ciledug Indah, Akses Tangerang-Jakarta Putus hingga Banyak Mobil Tenggelam

Gubernur berusia 50 tahun ini mengatakan masih ingin fokus menyelamatkan warga lantaran banyak masyarakat belum terevakuasi.

"Nah nanti kita akan lihat, kita akan duduk, lihat sesudah selesai tetapi pada fase ini pastikan semua warga selamat."

"Karena di beberapa lokasi sebagian belum selesai evakuasi," jelasnya.

Kemudian, Anies mengungkap satu di antara daerah di Jakarta yang belum terevakuasi.

"Tadi di Cipinang Melayu misalnya, ada 10 perahu karet kita mengangkut warga yang masih ada di dalam."

"Lebih dari 100 orang masih berada di dalam perkampungan, jadi kita sekarang fokus pada itu," bebernya.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini berjanji akan mencari penyebab banjir setelah selesai menyelamatkan warga.

"Sesudah itu kemudian kita tengok apa yang menjadi sumber masalah."

"Dan kita harus perhatikan di sini, bahwa ini kondisi cukup ekstrem, jadi respon kita sekarang adalah respon cepat memastikan warga selamat," tuturnya.

(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami, Mariah Gipty)

Tags:
Anies BaswedanBasuki HadimuljonoBanjir di JakartaBanjir
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved