Breaking News:

Kabar Tokoh

Prediksi Fahri Hamzah soal Kinerja Ahok di Pertamina pada Tahun 2020: Dia Sudah Kapok

Fahri Hamzah mengungkapkan analisanya terkait kinerja Ahok di Pertamina sebagai komisaris Utama sepanjang tahun 2020

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
(Tribunnews.com/Theresia) dan (youtube/Kompastv)
Fahri Hamzah mengungkapkan analisanya terkait kinerja Ahok di Pertamina sebagai komisaris Utama sepanjang tahun 2020 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah mengomentari bagaimana nantinya kinerja Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok sebagai Komisaris Utama di Pertamina selama tahun 2020.

Menurut Fahri, kinerja Ahok di tahun 2020 tidak akan seperti saat ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Tepatnya saat Ahok masih sering mengutarakan pendapatnya dengan marah-marah dan tegas kepada seluruh jajaran pemerintahannya kala itu.

Iwan Fals Soroti Foto Pernikahan Ahok BTP dan Puput Nastiti Devi, Ungkap Kejanggalan Ini

Dikutip TribunWow.com, Fahri justru melihat nantinya Ahok akan banyak diamnya di Pertamina.

Ia melihat nantinya Ahok akan memperkuat posisinya secara diam-diam.

"Kalau saya melihat Ahok akan silent (diam), dia akan mengkonsolidasi kekuatannya tapi dengan cara silent," katanya di acara 'NGOPI' Kompastv, Selasa (31/12/2019).

Fahri berpendapat bahwa Ahok sudah tidak ingin lagi bertindak tegas dan keras seperti saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Sebab dia sudah kapok kalau dia mesti terlalu banyak bicara," katanya.

"Jadi dia akan konsolidasi di bawah."

"Enggak akan, (bicara marah/tegas)," tambahnya.

Berdasarkan pengalamannya di Komisi VI, Fahri menjelaskan bahwa Ahok tidak cocok untuk mengatur BUMN.

"Saya mengerti karena pernah di komisi BUMN cukup lama, cara menangani BUMN ini enggak begini caranya," kata Fahri.

"Jadi dia mesti dibalikin ke konsep dasarnya dulu."

Fahri melihat cara yang digunakan oleh Ahok merupakan pendekatan politis, sedangkan menurutnya BUMN seharusnya didekati melalui pendekatan korporasi.

"Kalau menurut saya itu pendekatannya terlalu politis," jelas Fahri.

"BUMN itu harusnya didekati secara corporate, karena terlalu politis, akhirnya ramai, tapi khusus untuk figur ini, dia akan silent."

"Dia di situ politis, karena dia politis, fungsi politiknya akan silent, dia akan menjalankan politik silent di situ," imbuh Fahri.

Prediksi soal diamnya Ahok di BUMN, menurut Fahri akan menguntungkan Ahok namun berdampak negatif terhadap Pertamina.

"Baik buat dia. tidak baik (untuk BUMN)," tandasnya.

Bahas Pilpres 2019 dan Sikap Jokowi soal 3 Periode, Fahri Hamzah: Aku Sudah Berhenti Nyinyir

Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-21.35:

Ahok Optimis Majukan Pertamina

Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau akrab disapa Ahok angkat bicara soal dirinya yang ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui akun Instagram @basukibtp yang dikelola tim BTP.

Melalui keterangan foto, Ahok mengatakan tantangan di perusahaan minyak pelat merah itu akan semakin besar dan banyak.

 Luhut Binsar: Pak Ahok akan Sangat Bagus Mengawasi Pertamina, karena di Situ Sumber Kekacauan

Mantan gubernur DKI Jakarta ini mengatakan agar melihat tantangan itu menjadi peluang dan pengingat untuk perlu bekerjasama dengan baik.

Ahok mengaku optimis dengan kekompakan dan kerjasama maka Pertamina bisa menjadi perusahaan kelas dunia.

"Tantangan ke depan pasti banyak, tapi mari kita memandang tantangan ini sebagai bagian dari peluang dan menjadi pengingat bahwa kita perlu bekerja sama dengan baik. Dan Saya yakin dengan kekompakan serta kerja sama kita semua serta ridho Tuhan bisa membawa @pertamina menjadi perusahaan kelas dunia. Selamat Ulang Tahun Pertamina," tulis akun BTP.

Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau akrab disapa Ahok angkat bicara soal dirinya yang ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau akrab disapa Ahok angkat bicara soal dirinya yang ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina. (Instagram/@basukibtp)

 Perintah Jokowi ke Ahok dan Dirut Pertamina: Kawal Betul dan Ikuti

Perintah Jokowi ke Ahok dan Dirut Pertamina

Dikutip dari Kompas.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Pertamina untuk terus menurunkan impor minyak dan gas.

Permintaan ini disampaikan Jokowi saat bertemu dengan Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati dan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/12/2019) kemarin.

Menurut Jokowi, impor migas harus dikurangi dalam rangka menyelesaikan masalah defisit neraca perdagangan.

"Saya ingin urusan yang berkaitan dengan defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan, kita bisa turunkan kalau impor migas bisa dikendalikan dengan baik," kata Jokowi di Jakarta, Selasa (10/12/2019).

"Intinya mereka menyanggupi," sambung Jokowi.

Jokowi juga mengungkapkan bahwa dirinya meminta Ahok dan Nicke untuk mengawal program biodiesel 30 (B30) sebagai bahan campuran BBM solar.

Program B30 ini akan diluncurkan pada awal tahun 2020.

"Penggunaan B30 yang dimulai Januari awal juga agar betul-betul dilaksanakan dan dikawal, sehingga bisa menurunkan impor minyak," kata dia.

Terakhir, Jokowi juga meminta Pertamina mampu meningkatkan lifting atau produksi minyak nasional.

Salah satunya dengan membangun kilang minyak sendiri.

"Juga pembangunan kilang minyak, harus, sudah 34 tahun enggak bisa bangun, kebangetan. Saya suruh kawal betul dan ikuti terus progresnya," kata dia.

Ahok menyampaikan pesan Presiden Jokowi yakni memperbaiki industri petrokimia untuk memproduksi komoditas petrokimia sebagai subtitusi impor.

"Presiden ingin memperbaiki defisit neraca perdagangan kita. Kunci paling besar sektor petrokimia dan migas," sebut Ahok.

 Daftar 7 BUMN yang Disasar Erick Thohir dalam Sebulan, Termasuk yang Dipimpin Ahok hingga Sarinah

(TribunWow.com/Anung Malik/Vintoko)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Fahri HamzahAnies BaswedanPertamina
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved