Kasus Novel Baswedan
Pakar Ekspresi Lihat Penyerang Novel saat Dirangkul Lalu Teriak Pengkhianat: Ini Sengaja Diucapkan?
Pakar Ekspresi Handoko Gani menduga motif pribadi bukanlah pendorong pelaku melakukan aksi penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Satu dari dua terduga pelaku penyerangan Penyidik Senior KPK Novel Baswedan sempat mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan tanya di masyarakat, yaitu soal sebutan pengkhianat.
Menanggapi hal tersebut, pakar ekspresi Handoko Gani menduga berdasarkan intonasi dan gestur dari terduga pelaku, memungkinkan adanya motif selain dendam pribadi dalam penyerangan Novel Baswedan.
Dikutip TribunWow.com, mulanya Handoko menjelaskan bahwa apa yang terlihat di luar belum tentu mencerminkan apa yang sebenarnya dipikirkan oleh pelaku.
• Andrea Poeloengan Minta Publik Tak Asal Tebak Dalang Kasus Novel Baswedan: Kapolri Sudah Janji
"Kita semua harus jernih melihat ini semua, bahwa ekspresi wajah, gestur bahkan suara dan ucapan itu bukan 100 persen asli," kata Handoko di acara 'APA KABAR INDONESIA MALAM' Talk Show tvOne, Minggu (29/12/2019).
"Tapi bisa juga sengaja disembunyikan, yang artinya tentu tugas dari analis, kepolisian untuk mengungkap mana yang benar dan mana yang tidak," tambah Handoko.
Handoko kemudian membahas kronologi terduga pelaku penyerang Novel Baswedan secara spontan berteriak dan menyebut Novel sebagai pengkhianat.
"Kalau kita lihat apa yang terjadi dalam video klip yang cukup sebentar ini, mulai dari keluar pintu kaca sampai dirangkul dan berbicara di depan media," katanya.
"Memang ini menjadi satu pertanyaan besar, dengan ekspresi wajah yang seperti demikian dan gestur yang seakan tidak menunjukkan rasa takut, tiba-tiba bisa menyatakan Bang Novel ini pengkhianat," papar Handoko.
Handoko menyebut ada dua kemungkinan di balik pernyataan tersebut.
Pertama adalah memang spontanitas emosi, dan yang kedua adalah sengaja diucapkan kepada awak media.
"Ini suatu pertanyaan yang unik, yang artinya apakah ini sengaja diucapkan dalam konteks pertemuan dengan media," ujarnya.
"Ataukah itu memang tidak sengaja, dan merupakan luapan batin dari Beliau," imbuh Handoko.
Namun Handoko kemudian mengungkap fakta cara penyerangan yang dilakukan oleh pelaku.
Ia mengatakan apabila memang berasal dari motif pribadi, maka seharusnya ekspresi pelaku lebih emosional.
"Kalau saya perhatikan, untuk bisa seseorang menyiram dengan air aki yang kita definisikan bersama sebagai tindakan yang keji," kata Handoko.
Berdasarkan temuannya, Handoko menduga ada motif lain selain dendam pribadi yang mendorong pelaku untuk melakukan aksi penyiraman air keras.
"Harusnya ekspresinya lebih dari itu, yang artinya saya menduga, berasumsi bahwa ini bukan motivasi pribadi," kata Handoko.
"Tapi kalau bukan motivasi pribadi, dan sengaja mengucapkan kata pengkhianat, tentunya ini menjadi unik."
"Ketika kata itu diucapkan tentunya nantinya penegak hukum harus menggali lebih dalam siapa pengkhianatnya," tambahnya.
Handoko mengatakan selama belum ada informasi lebih lanjut dari polisi, ucapan tersebut masih bisa berarti apapun.
"Ini bisa sengaja diucapkan dan entah maunya apa, ataupun semata-mata luapan," katanya.
"Maka ini menjadi PR bagi kita semua untuk mengawal kasus ini," imbuh Handoko.
• Polisi Disebut Belum Tuntas Jelaskan Kasus Novel Baswedan yang Dianggap Jadi Percobaan Pembunuhan
Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:
Pelaku Penyerangan Novel Baswedan Berteriak
Dua pelaku penyerangan Penyidik Senior KPK Novel Baswedan, RB dan RM resmi dipindahkan dari tahanan Polda Metro Jaya ke Kantor Bareskrim Mabes Polri, Jakarta pada, Sabtu (28/12/2019) siang.
Saat digiring ke mobil untuk dipindahkan ke Bareskrim Mabes Polri, pelaku berinisial RB sempat berteriak memberikan pernyataan kepada awak media terkait Novel Baswedan.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Kompastv, Sabtu (28/12/2019), RB mengungkapkan kekesalannya terhadap Novel Baswdan.
"Tolong dicatat, saya enggak suka sama Novel karena dia pengkhianat," ucapnya sembari berteriak kepada awak media.
Berbeda dengan RB, RM tidak mengucapkan apapun saat digiring ke mobil polisi.
Begitu keduanya tiba di Kantor Bareskrim Mabes Polri, RB beserta RM yang merupakan anggota Polri aktif tersebut enggan memberikan komentar apapun terkait kasus Novel Baswedan.
Ditahan 20 Hari ke Depan
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Devisi Humas Polri, Brigjen Argo Yuwono menjelaskan bahwa kedua terduga pelaku penyerangan Novel Baswedan akan ditahan selama 20 hari ke depan, sejak Sabtu (28/12/2019).
"Bahwa pada jam 2.14 WIB jadi pelaku yang diduga melakukan penyiraman terhadap Saudara Novel, hari ini setelah dilakukan pemeriksaan dibawa ke Bareskrim Polri," kata Argo.
"Dan mulai hari ini juga bahwa tersangka sudah dilakukan penahanan, kita tahan 20 hari ke depan," lanjutnya.
• Kekhawatiran Istri Novel Baswedan setelah Dua Pelaku Penyiraman Ditangkap: Menutupi Fakta Sebenarnya
Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:
Novel Baswedan Bantah Kemungkinan Motif Dendam Pribadi
Setelah berjalan selama dua tahun, terduga pelaku penyiraman air keras terhadap Penyidik Senior KPK Novel Baswedan akhirnya berhasil diamankan oleh pihak kepolisian.
Menanggapi penangkapan pelaku penyerangan terhadap dirinya Novel Baswedan mengomentari hal tersebut dari dua sisi.
Dikutip dari video unggahan Kompastv, Jumat (27/12/2019), pertama Novel mengapresiasi langkah polisi karena berupaya melakukan penangkapan terhadap pelaku penyerangan dirinya.
"Di satu sisi saya melihat positif ketika ada upaya pengungkapan," kata Novel.
• Kekhawatiran Istri Novel Baswedan setelah Dua Pelaku Penyiraman Ditangkap: Menutupi Fakta Sebenarnya
Namun Novel juga turut mengomentari adanya motif yang dikatakan karena dendam pribadi.
Dirinya tidak percaya bahwa pelaku menyerang karena motif dendam pribadi.
"Tapi di sisi lain ketika dikatakan bahwa terkait dengan masalah pribadi dengan saya, saya kira ini lelucon apa lagi," kata Novel.
"Jadi apalagi kalau dibilang adanya dendam pribadi."
"Emang saya punya utang apa? Dan saya pikir akan lebih baik kalau saya bertemu dengan orangnya itu," tambahnya.
Meskipun curiga dengan motif tersebut, Novel mengatakan dirinya akan menunggu hasil dari pemeriksaan yang dilakukan oleh polisi.
"Saya enggak ingin komentar lebih jauh karena tentunya polisi sedang melakukan pemeriksaan, kita tentu harus menghormati," terangnya.
Novel lalu berpesan agar pemeriksaan pelaku harus tetap dilakukan sesuai tujuan awal yaitu mengungkap dalang utama di balik penyerangan dirinya.
"Cuma satu hal yang harus saya garis bawahi, jangan sampai objektivitas ditinggalkan," ujarnya.
Tak Kenali Pelaku
Mengenai identitas pelaku, Novel mengakui dirinya tidak mengenal kedua pelaku yang merupakan anggota Polri aktif.
Novel juga meyakini para anggota aparat keamanan tidak akan melakukan penyerangan terhadap dirinya.
"Saya kenal dengan banyak anggota, anggota Brimob, anggota TNI, yang saya yakin mereka rasanya enggak mungkin melakukan hal-hal yang seperti itu," tutur Novel.
Novel kemudian kembali menegaskan bahwa motif dendam pribadi tidak dapat diterima.
"Kalau dibilang dendam, dendam pribadinya dia atau dendam atasannya, saya kira enggak masuk akal," kata Novel.
"Saya enggak percaya kalau kemudian dianggap sebagai dendam pribadi, saya enggak percaya."
"Jadi saya di satu sisi saya ingin mengapresiasi, di sisi lain saya khawatir ada cerita lain," tambahnya.
Novel kemudian menyerahkan keterangan lebih lanjut kepada kuasa hukumnya.
"Tapi lebih lanjut saya akan lebih tepat kalau kuasa hukum saya yang menyampaikan," jelasnya.
• Pelaku Penyerangan Sebut Novel Baswedan Pengkhianat, Teriak sebelum Dibawa ke Mobil Polisi
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-3.50:
(TribunWow.com/Anung Malik)