Kasus Jiwasraya
Arya Sinulingga Jelaskan Langkah Penyelamatan Jiwasraya, Termasuk Pembayaran Utang
Staf khusus BUMN Arya Sinulingga menjelaskan langkah-langkah yang diambil terkait penyelamatan Jiwasraya.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Staf Khusus BUMN Arya Sinulingga menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menangani kasus Jiwasraya
Dilansir TribunWow.com dari tayangan iNews, , Jumat (27/12/2019) menurut Arya Sinulingga, pemerintah akan mendorong langkah hukum supaya segala sesuatunya dapat berjalan dengan transparan.
"Yang pertama adalah proses mendorong ke hukum. Tujuannya apa? Supaya transparan. Semua yang ada ini transparan, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi karena dia akan membuka semua kasusnya," kata Arya Sinulingga.

• Rocky Gerung Tak Setuju Jokowi Tarik ke Belakang soal Jiwasraya: Semua BUMN juga Problem dari Awal
Penanganan kasus Jiwasraya juga akan dipindahkan dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ke Kejaksaan Agung.
Sampai saat ini, sudah ada 10 orang yang dicekal oleh Kejagung terkait kasus tersebut.
"Hingga hari ini sudah dikeluarkan hingga 10 orang yang dicekal. Kita belum tahu proses berikutnya bagaimana, kita serahkan ke hukum," katanya.
Mengenai solusi pembayaran nasabah, Arya menyebutkan dibutuhkan sekitar Rp 13,6 triliun untuk menuntaskan seluruh pembayaran.
Ia lalu menjelaskan tahap-tahap yang akan dilakukan BUMN dalam menyelesaikan krisis bayar Jiwasraya.
Langkah-Langkah Penyelamatan Jiwasraya
"Sekarang kan kita sudah membuat anak perusahaan yang namanya Jiwasraya Putra," katanya.
Penyelamatan hutang akan dilakukan melalui anak perusahaan yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan utang perusahaan induk.
BUMN akan berupaya memperkuat anak perusahaan Jiwasraya Putra.
Saat ini BUMN sedang mencari investor untuk anak perusahaan Jiwasraya Putra.
"Investor ini diperkirakan bisa menyumbang sampai Rp 3 triliun," katanya.
"Yang kedua, kita akan ada holdingisasi. Holdingisasi asuransi ini diperkirakan akan bisa meraup modal tambahan sekitar Rp 2 triliun per tahun," sambungnya.