Breaking News:

Pilkada Serentak 2020

Soroti 'Karpet Merah' Gibran, Adi Prayitno Singgung Nasib Anak Petani: Jelas Jauh Kebalap

Direktur Ekesekutif Parameter Politik, Adi Prayitno menyebut adanya keiistimewaan bagi anak penguasa di negeri ini.

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
Tangkapan Layar YouTube KOMPASTV
Adi Prayitno dalam tayangan YouTube KOMPASTV, Senin (16/12/2019). Adi Prayitno mengungkap adanya dugaan politik dinasti era Joko Widodo (Jokowi). 

TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno menyebut adanya keistimewaan bagi anak penguasa di negeri ini.

Dilansir TribunWow.com, Adi Prayitno pun menyoroti pencalonan putra pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka di Pilkada 2020.

Melalui tayangan YouTube KOMPASTV, Senin (16/12/2019), Adi Prayitno pun menyebut adanya 'karpet merah' yang disiapkan untuk Gibran di Pilkada 2020 mendatang.

Lantas, ia membandingkan nasib Gibran dengan nasib anak petani yang dinilai kontras.

Soal Gibran, Adi Prayitno Blak-blakan Ungkap Dinasti Politik Jokowi: Bukan soal Boleh Enggak Boleh

Ikuti Pilkada Bukan untuk Bangun Dinasti, Gibran Rakabuming: Dipilih Monggo, Tak Dipilih Silakan

Mulanya, Adi Prayitno menyinggung soal dinasti politik di era pemerintahan Jokowi.

"Demokrasi enggak akan tumbuh 100 persen sehat dan bagus kalau politik dinasti itu selalu terjadi," kata dia.

"Karena inner circle kekuasaan akan berputar di orang yang itu-itu aja."

Lantas, Adi Prayitno menyebut telah menolak adanya dinasti politik sejak lama.

Sebab, selain dari kalangan elite politik, masyarakat biasa disebutnya juga berhak menduduki posisi penguasa.

"Jadi sejak awal menjadi aktivis menentang politik dinasti ini karena ingin mendistribusikan kekuasaan politik ke orang yang biasa-biasa saja yang juga punya kesempatan yang sama," ujar dua,

Ia menambahkan, majunya Gibran di Pilkada 2020 akan menimbulkan persaingan yang tak sehat.

"Ya jelas dong, pasti kompetisinya enggak sehat lah," kata Adi Prayitno.

Adi Prayitno dalam tayangan YouTube KOMPASTV, Senin (16/12/2019). Adi Prayitno membandingkan nasib anak penguasa dengan anak petani.
Adi Prayitno dalam tayangan YouTube KOMPASTV, Senin (16/12/2019). Adi Prayitno membandingkan nasib anak penguasa dengan anak petani. (Tangkapan Layar YouTube KOMPASTV)

 

Kritisi Pencalonan Gibran, Saidiman Ahmad Malah Didebat Politisi NasDem: Kita Seperti Orang Bodoh

Lantas, ia pun membandingkan nasib anak penguasa dengan nasib anak petani.

Adi Prayitno bahkan mengibaratkan dengan lomba lari untuk memperjelas pernyataannya.

"Ibaratkan ini lari, kalau anak penguasa dia sudah hampir finish, tinggal closing aja," kata dia.

"Dibandingkan anak petani yang lillahita'ala ingin masuk surga ya jelas jauh kebalap."

Lebih lanjut, Adi Prayitno mengaku cukup kaget dengan keputusan Jokowi yang membiarkan sang putra masuk ke ranah politik.

"Ini yang sebenarnya ingin didobrak dari kemauan reformasi 98 yang sampai saat ini belum selesai," kata dia.

"Tiba-tiba Pak Presiden Jokowi yang dilahirkan dari proses reformasi, yang awalnya orang biasa-biasa saja juga ikut-ikutan dari presiden-presiden sebelumnya."

Adi Prayitno pun sebenarnya berharap Gibran maju ke Pilkada seusai Jokowi menyelesaikan masa jabatan lima tahun ke depan.

"Kan kalau kita boleh berharap, Pak Presiden nunggu jeda 5 tahun setelah tidak jadi apapun, bolehlah keluarga besarnya kemudian ikut berkompetisi masuk dalam wilayah politik," kata Adi Prayitno.

"Bukan soal boleh enggak boleh, tapi minimal Pak Presiden meninggalkan legacy yang baik."

Lantas, ia pun menyinggung sejumlah nama mantan presiden RI.

"Enggak seperti Presiden SBY, Soekarno atau Soeharto," ujar Adi Prayitno.

Simak video berikut ini menit 36.36:

Gibran 'Overdosis' Pencitraan

Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun mengimbau putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka untuk tak terlalu berlebihan melakukan pencitraan.

Diketahui, Gibran telah mendaftarkan diri sebagai calon wali kota Solo di Pilkada 2020 mendatang.

Dilansir TribunWow.com, Rico Marbun pun menyebut Gibran banyak mencontoh cara Jokowi untuk memperoleh suara.

Hal itu disampaikannya melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Senin (16/12/2019). 

Menurut Rico Marbun, lebih banyak pihak yang menganggap pencalonan Gibran ini sebagai dinasti politik.

"55 persen lawan 40 persen, tetapi angka 40 persen ini juga tidak bisa dianggap kecil," kata dia.

Soal Gibran, Adi Prayitno Blak-blakan Ungkap Dinasti Politik Jokowi: Bukan soal Boleh Enggak Boleh

Ia menjelaskan, anggapan soal bahaya dinasti politik ini dirasakan oleh masyarakat yang berusia di atas 40 tahun.

Sedangkan, sebagian pemilih Gibran berusia di bawah 40 tahun.

"Kalau kita lihat dari sisi elektabilitas, orang yang menganggap dinasti politik ini bermasalah adalah orang di atas 40 tahun," kata dia.

"Sementara pemilih Gibran di angka 40 sampai 60 tahun itu memang lebih rendah, jadi itu dua malasahnya, masalah gagasan tentang kompetensi dan dinasti politik."

Lebih lanjut, Rico Marbun menyatakan, Gibran banyak mencontoh Jokowi dalam menarik suara publik.

"Publik itu harus diyakinkan, jadi saya lihat gini, apa yang dilakukan Gibran dia banyak mencontoh cara yang dilakukan Pak Jokowi," ujar dia.

"Misalnya, dia mau blusukan, sebelum dia mendaftar kemarin kan ada setting acaranya, pencitraannya ada kan."

Lantas, ia menyebut Gibran terlalu berlebihan dalam melakukan pencitraan.

"Kalau menurut saya melihat data-data itu, jangan overdosis framming, jangan overdosis pencitraan," kata Rico Marbun.

"Publik sudah paham, jadi sparkling-nya Gibran itu sudah sama seperti yang orang butuhkan."

Ia pun mempertanyakan kemampuan Gibran jika menjadi wali kota.

"Sekarang orang bertanya, kira-kira kalau Gibran jadi wali kota, apa iya dia bisa lebih baik dari wakil wali kota yang sekarang," ujar Rico Marbun.

"Kalau sama saja ya belum tentu bisa menang."

(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)

Tags:
Gibran Rakabuming RakaAdi PrayitnoPilkadaPilkada 2020
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved