Staf Khusus Presiden
Belva Devara Sebut Jokowi Tepat Pilih Milenial sebagai Staf Khusus: Bisa Berpikir Out of The Box
Stafsus Presiden Belva Devara mengatakan tindakan Jokowi memilih dirinya dan delapan orang lain tepat sebagai stafsus presiden.
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM – Staf Khusus Presiden bidang inovasi Belva Devara mengatakan langkah presiden untuk memilih staf khusus dari kalangan anak muda sudat tepat.
Belva menilai kalangan anak muda juga dapat dijadikan teman diskusi atau partner untuk bertukar pikiran mengenai program kerja presiden.
Terlebih apabila presiden menginginkan saran yang tak biasa mengenai suatu hal agar dapat diaplikasikan ke program kerja tersebut.
“Menurut saya sangat tepat ketika stafsusnya milenial yang bisa berpikir out of the box dan bisa menjadi teman diskusi,” papar Belva dikutip dari tayangan Q&A Metro Tv, Minggu (16/12/2019).
• Belva Devara Mengaku Tak Ingin Nikmati Gajinya sebagai Staf Khusus Presiden, Ini yang Jadi Alasannya
Tak hanya itu, Belva juga menekankan terkait dengan pertentangan soal sudut pandang pribadi dan kepentingan negara.
“Orang mungkin nanya, ada enggak sih conflict of interest? Nah ini saya luruskan sedikit karena sama sekali tidak ada,” kata Belva.
“Kenapa tidak ada? Karena kami penasihat, kami tidak ada fungsi eksekusi, saya tidak membuat kebijakan, saya tidak menerbitkan izin ke siapapun."
"saya tidak ada kontrak bernilai apapun yang saya tanda tangan dari government dan juga dari luar, itu tidak ada sama sekali,” tegas Belva.
Tak hanya Belva, terdapat pula staf khusus "milenial" presiden Billy Mambrasar.
Meski Billy merupakan putra daerah Papua, ia tak serta merta hanya mewakili kawasan Indonesia Timur saja.
Ia mengatakan dirinya mengabdikan diri untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Hal ini dibuktikan pada kunjungan pertama Billy sebagai Stafsus Presiden ke Serambi Mekah, Aceh.
“Makanya pertama kali saya travel itu ke Banda Aceh untuk menunjukkan bahwa memang saya itu mengurusnya dari Sabang sampai Merauke,” ujar Billy.
Selain itu, Billy juga mengatakan sebagai orang yang lahir dan besar di Papua,membuatnya mengerti soal pembangunan daerah tertinggal.
Untuk itu, ia ingin mengajak para staf khusus lain untuk turut menyuarakan tentang ketertinggalan.
“Saya sebagai pelengkap dalam tim stafsus milenial yang sempat dianggap sebagai privilege group ini untuk menyuarakan milenial di daerah yang terjauh dan tertinggal,” kata Billy.
Lihat video selengkapnya mulai menit ke 1.18:
• Belva Ungkap Gaya Komunikasi Stafsus Milenial di Ring 1: Kita Goyang, Kita Dobrak, Kami Blak-blakan
Gagasan 3 Staf Khusus Milenial
Billy Mambrasar mengatakan dirinya punya gagasan untuk menciptakan pengusaha start up yang berasal dari Indonesia Timur.
"Saya bilang ke pak presiden selama ini start up owners berasal dari Jawa dan sekitarnya, saya lalu bilang ke pak presiden mari kita bikin 100 entrepreuner dari Indonesia Timur setiap tahunnya, dan pak presiden menyukainya," papar Billy.
Sementara Angkie menginginkan adanya pemerataan layanan untuk penyandang disabilitas di setiap kementerian.
"Bagaimana unit layanan disabilitas ini ada di kementerian terkait sehingga programnya nyampe ke teman-teman disabilitas," kata Angkie.

Sementara itu Belva Devara mengatakan dirinya akan mencoba untuk memperbaiki sistem digital pemerintahan.
"Kenapa website start up bagus semua, tapi kenapa web pemerintah banyak yang tidak dapat digunakan," ujarnya.
"Jadi ini yang mau saya masukan juga, dna-dna digital dan inovasi bagaimana website digital satu master data nasional itu ada, jadi enggak sendiri-sendiri," ujarnya.
Para stafsus milenial ini juga menegaskan mereka memilih tugas ini bukan semata karena gaji yang ditawarkan.
Mereka mengatakan bahkan baru mengetahui nominal pendapatan yang ia terima diketahui dari media.
• Gagasan Besar 3 Stafsus Jokowi, Mulai dari Reformasi Digital Belva Devara hingga Billy Mambrasar
Belva sebelumnya juga menyatakan akan mendonasikan gajinya sebagai stafsus presiden pada program sosial yang dibentuknya.
Pada laman Instagaram pribadinya, @belvadevara pada Selasa (10/12/2019) iamenyatakan akan menyumbangkan seluruh gajinya sebagai stafsus presiden untuk program sosial yang dibentuknya.
Program sosial yang dibentuk Belva bernama Cipta Nyata yang bergerak pada bidang usaha.
Menurut keterangan yang ditulis Belva, Cipta Nyata akan memilih dua peserta tiap bulannya untuk mendapatkan bantuan biaya pengembangan UMKM sebesar Rp 20 juta.
"Ini bukan berupa pinjaman, melainkan murni 'grant' (pemberian) sebagai bantuan modal. Pada tahap awal, program ini akan berjalan selama enam bulan dan kemudian akan dievaluasi kembali," tulis Belva.
Program Cipta Nyata dibentuk Belva berdasarkan pengalaman pribadinya saat mendirikan aplikasi belajar Ruang Guru.
Saat itu Belva merasakan kesulitan dalam membangun usaha.
"Pengalaman ini menyadarkan saya sulitnya mendapatkan modal dan kurang tersedianya mentor dalam merintis usaha," tutur Belva.
Program ini diharapkan dapat berkontribusi untuk mengembangkan bisnis dan usaha anak bangsa dalam berkarya.
(TribunWow.com/Fransisca Mawaski)