Staf Khusus Presiden
Belva Ungkap Gaya Komunikasi Stafsus Milenial di Ring 1: Kita Goyang, Kita Dobrak, Kami Blak-blakan
Stafsus Jokowi Belva Devara paparkan bagaimana perbedaan gaya komunikasi antara generasi milenial dengan pejabat pemerintahan lain yang terpaut usia
Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Staf Khusus Presiden Bidang Inovasi Adamas Belva Devara mengungkapkan bagaimana gaya komunikasi para Staf milenial di lingkup pemerintahan.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Q&A METRO TV, Minggu (15/12/2019), Belva mengakui dirinya dan rekan-rekannya yang merupakan Stafsus milenial memiliki gaya komunikasi yang berbeda.
"Sejujurnya enggak, beda," kata Belva.
Belva mengatakan memang perlu untuk membawa perubahan terhadap gaya komunikasi dalam ruang lingkup pemerintahan.
"Memang itu yang harus digoyang, kalau kita semuanya language-nya (bahasa) sudah sama, apa yang mau digoyang," tegas Belva.
• 9 Profil Lengkap Wantimpres Baru Jokowi: Wiranto, Soekarwo, hingga Raja Minyak Indonesia
CEO Ruang Guru tersebut menjelaskan sebagai representasi generasi milenial, dirinya dan rekan-rekannya akan berbicara apa adanya dan turut membahas Key Perfomance Index (KPI).
Sebagai perwakilan dari generasi milenial di lingkup pemerintahan, Belva menekankan akan selalu memperjuangkan apa yang menjadi isu bagi milenial di Indonesia.
"Jadi kita goyang, kita dobrak. Cara berpikir milenial ini seperti ini," ujar Belva.
"Kami blak-blakan, kami ngomongnya KPI, kami ngomongnya target, kami ngomongnya apa yang relevan di mata milenial."
"Dan itu yang sebenarnya dilihat, dan itu yang memang dicari," tambahnya.
Kemudian Staf Khusus Presiden Bidang Inovasi Billy Mambrasar menambahkan soal komunikasi dengan senior-seniornya di pemerintahan.
Ia mengatakan sebagai generasi milenial, dirinya dan rekan-rekannya tetap menjaga etika sesuai tradisi di Indonesia yang menghormati senior.
• Ini Alasan Presiden Jokowi Tunjuk 9 Anggota Wantimpres yang Sudah Resmi Dilantik
Video dapat dilihat di menit 9.00
3 Gagasan Besar Stafsus Jokowi (Billy, Angkie, dan Belva)
Tiga Staf Khusus (Stafsus) Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Billy Mambrasar, Belva Devara, dan Angkie Yudistia mengungkapkan apa yang jadi gagasan besarnya untuk Indonesia.
Ketiga Stafsus tersebut memiliki ide yang berbeda-beda dalam menunjukkan kontribusinya sebagai generasi milenial di pemerintahan.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Q&A METRO TV, Minggu (15/12/2019), pertama Billy Mambrasar menyampaikan apa yang menjadi gagasan besarnya.

• Kata Jokowi soal Stafsus Billy Mambrasar: Namanya Anak muda, Salah-salah Dikit Ya Dimaafkan
Billy menyoroti bidang startup dan kewirausahaan yang selama ini berpusat di Pulau Jawa dan sekitarnya.
Stafsus Presiden Bidang Inovasi tersebut mengajukan sebuah ide kepada Jokowi untuk lebih memerhatikan inovasi para generasi milenial dari daerah Timur.
Billy mengatakan Jokowi sangat tertarik mendengar ide dari Billy.
"Saya bilang ke Pak Presiden, Pak selama ini startup owner, enterpreneurs (Wirausahawan) itu kebanyakan dari Jawa, Pulau Jawa dan sekitarnya," jelas Billy.
"Saya bilang ke Pak Presiden mari kita bikin 100 enterpreneur muda setiap tahun dari Indonesia Timur, dan Pak Presiden menyukai," tambahnya.
Kemudian Staf Khusus Presiden Bidang Sosial Angkie Yudistia mengatakan, dirinya ingin agar para penyandang disabilitas bisa ditempatkan di kementerian lain.
Ia mengatakan selama ini penyandang disabilitas hanya terfokus di Kementerian sosial.
"Disabilitas di Indonesia kan hanya terpaku di Kementerian Sosial, out of the box (di luar kotak)-nya adalah, bagaimana unit layanan penyandang disabilitas ada di setiap kementerian-kementerian terkait," papar Angkie.
"Sehingga programnya sampai ke teman-teman penyandang disabilitas," imbuhnya.
Terakhir, Staf Khusus Presiden Bidang Inovasi Belva Devara menegaskan dirinya fokus pada digitalisasi.
"Jadi saya salah satu yang digital, Human Centered Design," jelas Belvara.
Human centered design yang digagas Belvara dalah bagaimana suatu produk didesain sedemikian rupa menyesuaikan kebutuhan manusia.
Belvara kemudian menyinggung perbedaan kualitas yang jauh antara website milik swasta dan website milik pemerintah.
"Kenapa sekarang kalau website startup itu bagus-bagus semua, tapi kalau website pemerintah itu banyak yang tidak bisa digunakan," tuturnya.
Ia kemudian berencana untuk memajukan kualitas digitalisasi di pemerintahan.
Satu di antaranya melalui pemutakhiran website pemerintah yang selama ini kalah saing dibandingkan swasta.
"Untuk user experience (pengalaman pengguna) saja belum, jadi ini yang mau saya masukkan juga di DNA-DNA digital dan inovasi, gimana sih kalau website pemerintah itu satu master data nasional itu ada," ungkap Belvara.
"Jadi enggak sendiri-sendiri, setelah master data nasional nanti aplikasinya sendiri-sendiri per kementerian boleh tapi harus terintegrasi."
"Dan user experience-nya harus sesuai prinsip-prinsip yang baik melalui human centered design," tambahnya.
Kemudian Belvara mengatakan, ide-ide tersebut hanya akan terpikirkan oleh generasi-generasi muda.
"Dan ini sekali lagi, enggak mungkin kalau bukan anak muda yang omongin," katanya.
• Belva Devara Ungkap Alasan Jokowi Bolehkan Stafsusnya Rangkap Jabatan: Kami Jadi Lebih Peka
Komitmen Belva, Billy, dan Angkie
Setelah itu, Belva meminta masyarakat optimis dan berpikir positif soal adanya keberadaan generasi milenial yang berhasil masuk menjadi Stafsus Jokowi.
"Kita pikir positif saja deh, selama ini anak muda enggak pernah bisa masuk ke ring 1 istana," terang Belva.
"Sekarang dari 14, tujuhnya adalah milennial," tambahnya.
Kemudian Belva menyampaikan komitmennya beserta rekan-rekannya yang menjabat sebagai Stafsus Presiden.
"Ini merupakan hal yang harus diapresiasi, kami semua membawa idealisme kami dan kompetensi kami, dan kami akan berusaha sekuat kami membantu pemerintah," papar Belva.
• Belva Devara Mengaku Tak Ingin Nikmati Gajinya sebagai Staf Khusus Presiden, Ini yang Jadi Alasannya
Video dapat dilihat di menit 6.20
(TribunWow.com/Anung Malik)