Breaking News:

Kabar Tokoh

Bahas Peluang Anies Baswedan di Pilpres 2024, Rocky Gerung Ungkit 'Politik Dagang Sapi'

Pengamat politik Rocky Gerung membicarakan kemungkinan orang yang bakal jadi bibit RI 1 di Pilpres 2024, ia juga mengungkit adanya politik uang

Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
youtube Talk Show tvOne
Pengamat politik Rocky Gerung membicarakan kemungkinan orang yang bakal jadi bibit RI 1 di Pilpres 2024, ia juga mengungkit adanya politik uang 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik, Rocky Gerung menjelaskan siapa saja yang bakal jadi kandidat kuat Calon Presiden (Capres) 2024.

Rocky Gerung kemudian menyebutkan beberapa nama, termasuk Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube TalkShow tvOne, Kamis (5/12/2019), Rocky Gerung juga menjelaskan mengapa Anies Baswedan dikatakan akan bersaing dalam kompetisi meraih kursi RI 1 tersebut.

Perbandingan Pesan Anies Baswedan di Reuni Akbar 212, Mulai dari Tahun 2017 hingga 2019

Sebut Presiden Jokowi Tak Paham Pancasila, Rocky Gerung Tak Masalah Jika Dilaporkan ke Polisi

Mulanya Rocky Gerung mengatakan dirinya masih belum memiliki calon yang akan ia dukung.

Rocky Gerung kemudian berkelakar dirinya akan menjagokan dirinya sendiri untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024

"Belum terlihat, jagoin diri sendiri mending," canda Rocky Gerung.

Tetapi Rocky Gerung sendiri tidak memiliki minat untuk jadi orang nomor 1 di Indonesia.

Ia mengatakan lebih menginginkan menjadi orang yang dapat mengatur-atur presiden, ucapnya dengan tertawa.

Rocky Gerung kemudian membahas soal kemungkinan Anies Baswedan masuk dalam bursa Pilpres 2024.

"Kalau lihat bahasa tubuh Anies, pasti akan ada di situ," ujar Rocky Gerung.

Selain nama Anies Baswedan, ia juga menyebut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dan mantan calon gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Sandi pasti akan ikut, ada AHY," terang Rocky Gerung.

Rocky Gerung kemudian tidak mempermasalahkan siapapun yang jadi kandidat asal sistemnya benar.

Ia mengeluhkan adanya kepentingan yang meracuni sistem politik di Indonesia.

"Tapi kan soal sistemnya aja, apakah sistem itu dapat menghasilkan kompetisi yang bermutu," jelas Rocky Gerung.

"Yang enggak ada under table transactions (transaksi di bawah meja), dagang sapi di belakang layar, tukar tambah di bawah meja."

"Kan kita ingin sebetulnya begitu (bersih dari politik uang)," tambahnya.

Debat dengan Rocky Gerung soal HTI, Teddy Gusnaidi: Dia Selalu Tertawa untuk Jatuhkan Lawan Bicara

Video dapat dilihat menit 22.40

Rocky Gerung Jelaskan Situasi Politik Indonesia Pasca Pemilu Jokowi

 Pengamat politik, Rocky Gerung mengomentari  nasib politik di Indonesia setelah Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 selesai.

Hal itu diungkapkan Rocky Gerung melalui kanal YouTubenya Rocky Gerung Official yang diunggah pada Sabtu (16/11/2019).

Rocky Gerung mengatakan, politik di Indonesia setelah Pemilu ini lebih dari sekadar 'bagi-bagi kekuasaan'.

 Rocky Gerung Menduga akan Ada 3 Matahari dalam Istana, Prabowo Subianto Buat Moeldoko Disorot

Namun, 'pembagian kekuasaan' itu disertai dengan rasa bersalah.

"Ya politik Indonesia setelah Pemilu selesai adalah bagi-bagi bukan sekedar bagi-bagi kekuasaan."

"Tapi berupaya untuk saling menutupi rasa bersalah dan itu buruk," ujar Rocky Gerung.

Menurut pengamat politik 60 tahun tersebut, hal itu dapat berdampak buruk bagi demokrasi.

"Kalau sekedar bagi-bagi kekuasaan itu hak, kalau demi tukar tambah rasa bersalah kekuasaan itu dibagi itu buruk bagi demokrasi itu," katanya.

Rocky Gerung menduga, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini merasa terbebani lantaran harus membagi jabatan pada relawannya.

"Sehingga Jokowi akhirnya jadi Sinterklas tapi merasa dia terbebani dengan prestasi orang lain atau sumbangsih relawan," ungkap dia.

Rocky Gerung menilai seharusnya hal itu tak perlu dilakukan.

Pasalnya, relawan merupakan pihak yang pada dasarnya ikhlas membantu Jokowi.

"Sebetulnya tidak perlu dilayani namanya juga relawan, relawan itu ya orang yang paling jujur di dalam politik ya relawan."

"Sekarang terlihat bahwa relawan bukan relawan, tapi orang yang punya pamrih itu dan pamrih itu pasti ditranksaksikan dengan presiden pada sebelum pemilu yang lalu itu," tutur Rocky Gerung.

Sehingga, Rocky Gerung menilai keinginan relawan untuk mendapat balasan dari Jokowi dalam merusak etika politik.

"Sekarang terlihat bahwa enggak ada yang disebut relawan Jokowi, semuanya itu adalah pamrih dan pamrih itu harus sekarang dibayar."

"Nah itu pelajaran yang buruk bagi etika politik," kata Rocky Gerung.

 Rocky Gerung Nilai Jokowi Tak Niat Berantas Korupsi dengan Bebasnya Sofyan Basir: Saya Agak Sopan

Jika yang meminta kekuasaan adalah partai politik maka hal itu dinilai wajar.

"Di dalam teori politik demokrasi itu tidak wajar karena partai jelas minta dari kekuasaan."

"Tapi relawan enggak boleh minta, di mana-mana orang yanng paling mengerti kekuasaan itu harus dirawat dengan kondisi etik maksimal," lanjut Rocky Gerung.

Menurutnya, relawan seharusnya membantu menghasilkan suara bagi kekuasaan, bukan menagih kekuasaan.

"Relawan sebetulnya men-supply bagian etika, bagian moral dari politik."

"Dia enggak boleh nagih kekuasaan itu itu kacaunya pengertian relawan di Indonesia,"

"Volunteer itu artinya membantu untuk menghasilkan suara bukan untuk menagih suara," ujar Rocky Gerung panjang lebar.

Lihat videonya mulai menit ke-02.07:

(TribunWow.com/Anung Malik/Mariah Gipty)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Anies BaswedanRocky GerungPilpres 2024
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved