Breaking News:

Terkini Nasional

Sebut Cadangan Beras Nasional Melimpah, Menteri Pertanian Diminta Presiden Jokowi Lakukan Ekspor

Presiden Jokowi perintahkan Menteri Pertanian untuk lakukan ekspor beras.

Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Ananda Putri Octaviani
Rahmat/Humas Setkab RI
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahas soal ketersediaan beras 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas bersama dengan para menterinya di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Agenda pembahasan rapat terbatas kali ini adalah membahas soal pengelolaan produksi beras Indonesia.

Dilansir dari laman setkab.go.id, Rabu (4/12/2019), menurut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat ini Indonesia punya 4 juta ton lebih stok beras.

Sri Mulyani akan Ganti Rugi 20.000 Ton Beras Senilai Rp 167 Miliar yang Dijual Murah Bulog

Meski pada November hingga Desember 2019 ada kecenderungan defisit antara produksi dan konsumsi beras nasional, diperkirakan pada awal 2020 nanti akan terjadi panen melimpah.

Hal tersebut mengakibatkan negara mengalami kelebihan cadangan beras.

"Februari akan hadir stok baru dari panen-panen yang ada 576.000 ton. Kemudian pada Maret akan menjadi puncak dari panen raya kita menuju April, kurang lebih 4.255.000 ton lebih," papar Yasin.

Terkait dengan stok yang melimpah tersebut, Yasin juga telah diminta Presiden Jokowi untuk mempersiapkan ekspor beras ke sejumlah negara.

“Tapi mulai tahun ini saya diperintahkan untuk mempersiapkan beras premium untuk mengekspor ke beberapa negara,” kata Yasin.

Upaya Kegiatan Ekspor

Mentan mengatakan persiapan ekspor akan dimulai pada Januari 2020 mendatang.

Sejumlah upaya kini dilakukan untuk kegiatan ekspor ini, di antaranya adalah menyiapkan lahan, irigasi, bibit, dan juga teknis.

“Tentu ada diplomasi perdagangan, pertanian harus dimainkan dan Insya Allah saya sangat yakin perintah Presiden akan saya laksanakan dengan baik,” beber Mentan.

Mengenai target panen, Yasin menyebut diatas 100 ribu ton hingga 500 ton lebih, hal ini dikarenakan Indonesia memiliki banyak faktor pendukung untuk menghasilkan beras dalam jumlah banyak, contohnya adalah alam.

Indonesia Batasi Ekspor Baja Nirkarat, Uni Eropa Adukan ke WTO dan Singgung soal Risiko Lebih Besar

Pelaku Ekspor

Ekspor nantinya dapat dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari pengusaha hingga pemerintah sendiri.

Kendati demikian, Yasin menaruh harapannya pada para pengusaha.

“Rasanya saya lebih bahagia kalau itu dilakukan oleh para pengusaha. Pengusaha daerah pun sekalipun mari. Sudah diinstruksi Bapak Presiden."

"Saya tinggal jalan nih, tinggal apa kebutuhan di sana, kita siapkan sesuai dengan kebutuhan yang ada secara teknis, siapa pun menjadi eksportirnya saya akan coba lakukan langkah yang ada,” tegas Mentan.

Stok Natal dan Tahun Baru

Sementara itu, untuk menyambut Natal dan Tahun Baru, Mentan memastikan stok beras aman.

Yasin mengklaim terkait dengan kesiapan stok beras ini ,pihaknya sudah melakukan validasi  berdasarkan analitik yang ada dari kesiapan-kesiapan panen.

"Stok akhir oktober 2019 saja termasuk yang ada di Bulog cukup aman, yang ada di gudang-gudang perdagangan juga aman, stok-stok yang ada di katakanlah di warung-warung penjualan, termasuk yang ada di pasar masih tersedia 4,7 juta."

“Perkiraan ini sampai bulan Maret walaupun kita sangat optimis bahwa 2019 memasuki 2020 insyaallah mudah-mudahan karena alam juga cukup bersahabat, sudah mulai hujan di mana-mana, pencitraan satelit kita sudah memberikan pendekatan-pendekatan yang kemungkinan kita lakukan, sehingga insyaallah stok nasional khususnya untuk ketersediaan beras dan ketahanan pangan tersedia cukup baik,” jelas Mentan.

Budi Waseso: Jangan Sampai Kita Impor Terus, Kita Harus Ekspor

Lelang Beras

Sementara itu, Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) berencana untuk melelang 20 ribu ton beras yang mengalami penurunan kualitas di gudang Bulog.

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (5/12/2019), penyebab penurunan mutu beras tersebut karena terlalu lama mengendap di gudang Bulog.

Buwas menyebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani akan mengganti kerugian Perum Bulog tersebut.

"Sekarang lakunya berapa dilelang? Umpama Rp 60 miliar, berarti tinggal ganti Rp 100 miliar," kata Buwas

Penggantian selisih kerugian tersebut bakal menunggu penerbitan hasil pemeriksaan dari sejumlah pihak seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), rekomendasi menteri pertanian dan audit BPK.

Hal tersebut dilakukan untuk menentukan harga jual dan kualitas beras yang dilelang.

Diperkirakan, harga beras saat dilelang nanti turun menjadi Rp 5000 per kilogram dari Rp 8000.

Untuk beras yang dinyatakan tak layak konsumsi, maka akan dilelang sebagai bahan ethanol, harganya pun akan lebih rendah.

Buwas pun berharap, kejadian yang sama tak terulang lagi.

Untuk itu, dibutuhkan koordinasi yang baik antar lembaga dan juga kementerian terkait.

"Ya koordinasi yang lebih baik antar program dengan apa yang harus direalisasikan," kata mantan Kepala Bareskrim Polri ini.

(TribunWow.com/Fransisca Mawaski)

Baca Juga:

Ungkap Status Rudiantara di BUMN, Begini Jawaban Erick Thohir saat Ditanya soal Susi Pudjiastuti

Sandiaga Uno Beri Ahok Waktu 6 Bulan, Menteri BUMN Erick Thohir Jawab Tantangan: Sia-sia Saja

Terpilih Jadi Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto Tawarkan Posisi Ini ke Luhut dan JK

Kritik Menteri BUMN Erick Thohir, Sandiaga Uno: Erick yang Saya Kenal Lebih Patah-patah

Tags:
JokowiEksporBeras
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved