Breaking News:

Reuni Akbar 212

Ungkap Alasan Digelarnya Reuni 212, Kapitra Ampera Singgung Pencekalan Rizieq Shihab: Akan Jadi Luka

Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Kapitra Ampera membeberkan alasan diselenggarakannya reuni akber 212, Senin (2/12/2019).

Tangkapan Layar YouTube tvOneNews
Kapitra Ampera, Politisi PDI Perjuangan (PDIP) saat tampil di TVone. Kapitra turut mengomentari acara Reuni Akbar 212. 

TRIBUNWOW.COM - Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Kapitra Ampera membeberkan alasan diselenggarakannya Reuni Akbar 212, Senin (2/12/2019).

Dilansir TribunWow.com, menurut Kapitra Ampera, reuni akbar 212 itu juga diselenggaraan atas dasar rasa sakit hati atas pencekalan Rizieq Shihab.

Hal itu disampaikan melalui tayangan YouTube tvOneNews, Minggu (1/12/2019).

Mulanya, Kapitra Ampera menyebut tak ada satu pun pihak yang mampu mencegahnya hadir dalam reuni akbar 212.

"Tentu tidak ada yang boleh menghambat kalau saya mau datang, apalagi ini bicara tentang keumatan dan kebangsaan," kata Kapitra.

 

Komentari Reuni Akbar 212, Guntur Romli Singgung Nama Prabowo hingga Anies Baswedan, Ada Apa?

Tak Ingin Lahirnya 212 Dikaitkan dengan Prabowo Subianto, Slamet Maarif: Pasti Ada History-nya

Sebagai alumni 212, Kapitra mengaku telah mengikuti aksi tersebut sejak 2016.

"Dan 2016 kan saya ada di situ, 2017 juga saya di sana, jadi permasalahannya saya melihat begini, pertama kita tidak boleh fobia," terang Kapitra.

"Pemerintah juga tidak perlu merasa khawatir, ini kan hak konstitusi yang dilindungi undang-undang," sambungnya.

Lantas, Kapitra menyinggung soal isu yang menyebut adanya unsur politik yang dibawa di setiap aksi 212.

"Jangan selalu dikaitkan dengan agenda-agenda, terutama agenda politik karena saya melihat ini romantika bersatunya umat islam dalam satu perbuatan untuk menegakkan amal ma'ruf nahi munkar," ujar Kapitra.

Ia pun menceritakan awal mula diselenggarakannya aksi 212.

Menurutnya, kala itu massa aksi 212 menuntut oknum pejabat yang dinilai menyalahi perilaku umum masyarakat.

"Ketika itu, ada pejabat negara yang perilakunya berbeda dengan perilaku standar umum terhadap masyarakat," jelas Kapitra.

"Lalu masuk ke wilayah yang sangat sensitif dan itu dituntut oleh masyarakat agar hukum ditegakkan."

Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Kapitra Ampera.
Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Kapitra Ampera. (Tangkapan Layar YouTube tvOneNews)

Lebih lanjut, Kapitra menyinggung soal aksi 212 pada 2017.

"Setelah itu selesai, jadi 2017 masih ada kerinduan untuk selalu bersama sambil menyelesaikan sisa-sisa, luka-luka yang belum selesai di 2016," jelas Kapitra.

"Apakah itu kriminalisasi ulama dan sebagainya, itu juga enggak selesai."

Kapitra pun memperjelas pernyataan yang disampaikannya.

Menurutnya, aksi 212 dilakukan untuk membangun silaturahmi antar umat beragama.

"Jadi poinnya begini, pertama ini kan untuk membangung ukhuwah islamiyah, menggenggam kebersamaan keislaman, juga ada agenda-agenda keagamaaan," ujar Kapitra.

Ia pun mengimbau pemerintah untuk hadir dalam aksi tersebut.

"Tapi yang paling penting pasti saya yakin bahwa harus ada kepastian negara hadir di masyarakat dalam kondisi apapun," terangnya.

Lantas, Kapitra menyinggung soal pencekalan terhadap Petinggi Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab).

Diketahui, kini Rizieq Shihab berada di Arab Saudi karena mengaku dicekal oleh pemerintah Indonesia.

"Ini kan ada nih pemimpin umat islam yang belum juga diberikan kesempatan untuk menghadiri, dengan segala dalil, ini pasti akan menjadi suatu luka yang akan dituntut oleh umat di acara besok pagi itu," kata Kapitra.

Simak video berikut ini menit 7.40:

Tiga Agenda Utama Reuni Akbar 212

Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif mengungkap tiga agenda utama diselenggarakannya reuni akbar 212 di Monas.

Dilansir TribunWow.com dari kanal YouTube Talk Show tvOne, dari tiga agenda utama tersebut, satu di antaranya yakni meminta Sukmawati Soekarnoputri segera diadili secara hukum.

Diketahui, Sukmawati dianggap telah melakukan penistaan agama.

Slamet mengungkapkan tiga agenda utama Reuni Akbar 212.

Ia pun menyinggung nama Sukmawati Soekarnoputri.

"Nah, tadi kita ingin mengkritisi pemerintah, makanya besok itu ada tiga agenda," kata Slamet.

"Pertama kita mengingat anak bangsa tadi untuk penista agama, Bu Sukmawati yang sudah berkali-kali untuk segera diproses secara hukum sesuai dengan hukum di Indonesia."

Slamet Ma'arif, Ketua Persatuan Alumni (PA) 212.
Slamet Maarif, Ketua Persatuan Alumni (PA) 212. (Tangkapan Layar YouTube Talk Show tvOne)

 

Beberkan 3 Agenda Reuni 212, Slamet Maarif Singgung Kasus Sukmawati hingga Pemulangan Rizieq Shihab

Soal Reuni Akbar 212, Guntur Romli Singgung Langkah Politik Anies Baswedan di 2024, Maju di Pilpres?

Selain itu, Reuni Akbar 212 itu disebutnya juga diadakan untuk meminta pemerintah segera memulangkan Habib Rizieq Shihab (HRS).

Diketahui, Rizieq Shihab kini berada di Arab Saudi kerena mengaku dicekal oleh pemerintah Indonesia.

"Yang kedua, kita ingin meminta kepada semua pihak untuk menghentikan pengasingan politik HRS," kata Slamet.

"Sekaligus mengembalikan hak asasi beliau untuk bisa kembali ke tanah air, berkumpul dengan kami, berkumpul dengan umat, itu hak asasi Beliau."

Menurut Slamet, pencekalan terhadap Rizieq Shihab itu merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia.

"Karena selama ini hak asasi beliau betul-betul dipecundangi sampai saat ini, beliau harus meninggalkan keluarga besarnya di sini," bebernya.

"Beliau harus bayar kontrakan di sana, Beliau di sana enggak bisa mencari nafkah untuk keluarganya, ingin kembali menghadiri reuni pun yang seharusnya hadir sampai sekarang belum ada kejelasan."

Lantas, Slamet membeberkan agenda utama ketiga diselenggarakannya Reuni Akbar 212.

"Yang ketiga ageda kita adalah kita ingin mendoakan saudara kita di Gaza dan Palestina lewat momen munajat dan maulid nabi nanti, itu agenda utama kita besok," jelasnya.

"Aksi bela Islam, bela Rasulullah." (TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)

Tags:
Reuni Akbar 212Kapitra AmperaRizieq Shihab
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved